Aleia punya kesempatan untuk menyelamatkan Diora ketika kecelakaan menimpa mereka berdua. Namun Aleia pilih membiarkan sahabatnya itu mati.
Keesokan harinya setelah pemakaman Diora, dia meminta sang ayah untuk menikahkannya dengan Arkan-suami Diora dan menjadi ibu sambung Bryan-bayi yang masih berusia beberapa minggu.
Masuk ke dalam pernikahan yang seperti di neraka, tapi Aleia bukanlah wanita yang lemah. Bersama baby Bryan dia hadapi suaminya yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FM Bab 25 - Keadaan Yang Sulit
"Kamu mempermainkan aku?" tanya Arkan, masih menindih Aleia dengan tatapannya yang tajam.
"Tidak ... Dan jangan jadi pria murahan, selalu memperlakukan aku kasar tapi menginginkan tubuh ku, itu sangat menjijikkan," balas Aleia tak kalah sengit.
Sesaat tatapan mereka beradu, hanya deru nafas yang terdengar disana. Ucapan Aleia seperti memukul Arkan tepat di kepalanya, apa yang dikatakan Aleia memang benar.
Benci yang selama ini sudah dia pupuk, selalu layu tiap kali ingat percintaan pertama mereka. Karena percintaan itu bukan hanya memberinya nikmat, namun membuatnya sadar jika Aleia tetaplah gadis yang selama ini dia kenal, bukan seperti apa yang pernah diucapkan oleh Diora.
Antara Aleia dan Diora adalah dua hal sulit. Seperti keduanya memiliki sisi salah dan benar. Meski Aleia benar, tapi Aleia tetap salah karena menyebabkan Diora meninggal.
Dan meski Diora salah, dia tetaplah istri dan ibu dari anaknya.
Arkan terdiam, sibuk dengan pikirannya sendiri membuat cekalannya melemah pada kedua tangan Aleia.
Sadar akan hal itu Aleia dengan cepat mendorong kuat tubuh Arkan hingga dia berhasil bangkit.
Aleia harus terus bersikap seperti ini, menutupi rasa cintanya sendiri. Dengan dada yang terasa sesak, Aleia mengambil laptopnya di atas ranjang dan berniat pergi dari kamar itu.
Aleia tak benar-benar halangan, tapi dia tetap menggunakan pembalut untuk pelindung.
Tapi langkahnya itu pun terhalang saat Arkan dengan cepat menahan lengannya.
"Mau kemana kamu?" tanyanya dengan sangat dingin.
"Jangan berani-beraninya keluar dari dalam kamar ini, selama masih ada Papa Danu dan mama Elma kita akan tetap tidur di kamar yang sama," ancam Arkan, karena saat mengatakan itu kalimatnya terdengar penuh dengan penekanan seolah Aleia tidak boleh membantahnya.
Arkan bahkan menarik Aleia hingga wanita itu berhadapan dengannya. Arkan paling tak suka ketika dia bicara, lawan bicaranya menatap ke arah lain.
"Baiklah, tapi jangan egois, saat ini aku melindungi wajah mu. Jadi ketika keluarga ku datang kesini juga, berlaku lah yang sama," balas Aleia, dia mendongak dan benar-benar membalas tatapan Arkan.
Kembali membuat keduanya jadi saling tatap dengan jarak yang sangat dekat.
"Kamu benar-benar halangan?" tanya Arkan, entah kenapa dia meragukan tentang hal itu.
Sementara tubuh Aleia yang menggoda tak bisa dia abaikan.
"Kalau pun aku tidak halangan, aku tidak sudi berhubungan dengan mu."
"Jangan membuat ku marah Aleia."
"Tidak, aku hanya sedang membuat otak mu sadar. Jangan berani menyentuhku, jika kamu masih terus membandingkan antara aku dan Diora."
Cekalan tangan Arkan di lengan Aleia terasa semakin kuat, tapi tidak sampai menimbulkan bekas.
Ucapan Aleia, ucapan mama Elma seperti 2 hal yang saling berhubungan. Tentang hidup yang terus berlangsung meski Diora telah tiada.
Tapi fakta tentang kecelakaan itu harus dia kuak lebih dulu.
"Sekarang katakan padaku, saat kecelakaan itu, apa yang kalian perdebatkan?" tanya Arkan.
Sementara Aleia tergugu.
Ingin menjawab baby Bryan, tapi lidahnya terasa kelu. Bagaimana nasib baby Bryan setelah ini?
Tapi menyimpannya terlalu lama pun hanya akan seperti menyimpan sebuah bom, bom yang semakin lama akan semakin dahsyat menghancurkan.
Lantas dengan semua keberanian yang dia punya, akhirnya Aleia coba bicara dengan jujur, meski dengan suara yang bergetar ...
"Baby Bryan," jawab Aleia lirih, saat mengatakan itu kedua matanya mulai berkaca-kaca.
Sungguh, Aleia tak pernah ingin menempatkan baby Bryan dalam keadaan yang sulit.
karena cinta Aleia jadi lemah walaupun dia tangguh,, tapi dihadapan arkan selalu lemah dan karena keiinginan aleia untuk merawat bryan,, arkan memanfaatkan keleman lea,, untungnya keluarga carter liat jadi enaklah langsung kena bogemm😅