Dia adalah Anindira Maheswari. Dia adalah seorang gadis yang sangat mandiri, pemberani, tomboy, cerdas dan pekerja keras. Dia tinggal bersama Ayahnya di sebuah rumah sederhana milik Ayahnya yang dulu sebelum Ayahnya menjadi orang sukses namun sekarang harus kembali ke titik NOL. Saat ini dia berstatus mahasiswi semester 5 dengan beasiswa prestasi namun dia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi tiba-tiba cerita hidupnya berubah ketika dia bertemu seorang duda beranak satu....
Bagaimana kelanjutannya, inilah novel pertamaku " Jatuh Cinta Sama Duda"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 25
Adzan subuh berkumandang, Dira pun terbangun sambil memijit-mijit kaki dan bahunya terasa amat berat. Dira segera mengambil air wudhu dan sholat berjamaah bersama ayahnya. Setelah selesai sholat, Dira menyiapkan sarapan untuk ayahnya. Dira pun mencoba mengecek sisa sayur semalam untuk di hangatkan namun sudah basi dengan perasaan sedih Dira membuangnya. Dira pun segera memasak dengan apa yang ada, telur dan nasi putih biasa. Tak lupa Dira menyiapkan teh hangat untuk Ayahnya sebelum Dira berangkat ke rumah Keenan.
" Ayah, Dira pamit dulu. Ayah maaf ya, Dira hanya bisa membuatkan ini untuk ayah. Gara-gara Dira sibuk, Dira belum sempat belanjaan." Namun sebenarnya hati Dira sangat sedih, dia bisa makan enak tapi ayahnya hanya makan dengan sederhana.
" Nggak apa-apa kita kan harus irit, nak buat bayar hutang kita. Kamu nggak sarapan?"
" Buat ayah aja ya. Dira berangkat dulu ya ayah." Dira mencium tangan ayahnya.
" Hati-hati, nak." Ucap Pak Salman. Dira segera pergi dengan motor maticnya, kali ini Dira tidak perlu mengetuk pintu karena Keenan sudah memberikan kunci serep rumah pada Dira. Sesampainya di rumah Keenan, Dira langsung menuju dapur dan segera memasak ayam goreng dan sayur sop untuk Queen dan juga Keenan. Setelah makanan siap, barulah Dira membangunkan Queen lalu segera memandikan Queen dan menyiapkan segala kebutuhan sekolah Queen. Dira segera mengajak Queen menuju meja makan.
" Sayang, papa kemana? Sudah berangkat ya?" Tanya Dira karena dari tadi tidak mendengar suara Keenan.
" Masih tidur kali, Kak. Kayaknya semalam papa sibuk sampai larut malam. Biasanya juga udah siap-siap. Kakak tolong bangunin ya, papa kan orangnya selalu on time." Kata Queen.
" O iya, hari ini kan ada rapat kedua pembahasan anggaran proyek taman. Gimana sih Pak Keenan, tumben-tumbenan ngaret." Batin Dira.
" Sebentar ya, sayang. Kamu makan aja dulu." Ucap Dira yang ke lantai atas menuju kamar Keenan. Tok tok tok. Dira mengetuk pintu namun tidak ada jawaban.
" Pak, bangun Pak. Hari ini anda ada meeting, sarapan juga sudah siap Pak." Teriak Dira dari balik pintu kamar Keenan. Dira mencoba mengetuknya kembali namun tidak ada jawaban. Dira pun memegang gagang pintu namun ternyata pintu tidak terkunci.
" Tidak di kunci." Gumam Dira. Dan benar saja, Keenan masih berada di dunia mimpinya.
" Pak, bangun. Sudah pagi pak." Ucap Dira sambil menarik ujung jari jempol kaki Keenan namun Keenan tetap tak ada respon.
" Tarik aja, Kak. Papa kalau lagi capek susah sekali bangunnya." Suara Queen mengagetkan Dira.
" Eh sayang, bikin kaget aja. Kakak coba ya." Kata Dira.
" Pak Bos, bangun. Masak iya bos males-malesan." Teriak Dira di telinga Keenan.
" Berisik." Sahut Keenan sambil memiringkan badannya dan menutup telinganya dengan bantal.
" Pak, hari ini kita ada meeting pak. Bapak ini gimana sih. Queen juga mesti ke sekolah." Dira pun menarik tangan Keenan yang atletis itu, namun Dira tak cukup kuat untuk menariknya. Dira pun mencobanya lagi namun Dira malah terjatuh.
" Bapak ini manusia apa kebo sih berat amat." Celoteh Dira yang sama sekali tidak mendapat respon dari Keenan. Dira pun bersiap mengerahkan tenaganya.
" Sekali lagi saya tarik dan seret bapak tidak bisa, mohon maaf Pak jika saya memakai kekerasan." Ucap Dira dengan nada kesalnya. Queen yang sedari tadi berdiri di depan pintu pun hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah dua orang dewasa itu.
" Yaaaaaa, ciiiiaaaaaaaattttttt. " Dira pun menariknya sekuat tenaga namun Dira mendapat perlawanan dari Keenan. Keenan justru balik menarik tangan Dira dan menjatuhkan Dira dalam pelukannya. Sejenak Dira memandangi wajah Keenan yang tampan dan begitu berkarisma. Seketika jantungnya berdegup dengan kencang. Dira pun mencoba melepaskan pelukan itu namun Dira tidak bisa bergerak, semakin Dira mencoba lepas, semakin kuat pelukan Keenan. Melihat pemandangan itu, Queen menepuk keningnya lalu balik badan dan turun kebawah menghabiskan sarapannya. Dira yang mulai sesak, akhirnya memilih menggigit dada bidang Keenan yang masih berbalut piyama dengan sekeras mungkin, membuat Keenan melepaskan pelukannya dan berteriak kesakitan.
" Aw." Teriak Keenan. Dira pun segera berdiri dengan nafas terengah-engah karena pelukan erat Keenan membuatnya kesulitan bernafas.
" Saya kan tadi sudah bilang bakal memakai cara kekerasan kalau bapak tidak bangun. Lagian bapak modus. Dasar bos mesum." Gerutu Dira dengan kesalnya lalu pergi begitu saja. Keenan pun hanya tersenyum nakal melihat sikap Dira sambil mengusap-usap dadanya yang sakit karena gigitan Dira sangat kuat.
" Ayo sayang habis makanannya." Kata Dira yang sudah berada di meja makan bersama Queen.
" Papa tadi Kakak apain sampai teriak gitu?" Tanya Quuen penasaran.
" Kena jebakan tikus sayang." Ucap Dira seenaknya. Sepuluh menit kemudian Keenan turun dan segera menyusul sarapan tanpa bersuara.
" Ayo sayang kita berangkat." Ucap Keenan pada Queen. Setelah semuanya selesai, mereka segera berangkat. Seperti biasa mengantar Queen ke sekolah lalu ke kantor. Di depan pintu kantor, Jery sudah mencegat kedatangan Keenan dan Dira dengan melipat kedua tangannya di dada. Keenan pun turun duluan dan di ikuti oleh Dira di belakang. Lagi-lagi para karyawan pun bisik-bisik tentang kedekatan Dira dan Keenan.
" Keen, gua mau ngomong." Ajak Jery yang langsung meraih tangan Keenan dan mengajaknya ke ruangan. Dira pun celingak-celinguk melihat sekitar, melihat mata karyawan yang memandanginya dengan tatapan sinis. Dira melangkah ragu dan berusaha ramah namun, mata para karyawan masih saja dingin padanya, hingga Lena dan Reyhan datang menghampiri Dira lalu menariknya ke dalam ruangan.
Di dalam ruangan Keenan...
" Keenan, elo sebenernya ada hubungan apa sama Dira. Tiap pagi datang bareng, pulang bareng, kalian kumpul kebo?" Tanya Jery dengan marah. Namun Keenan hanya diam tak bergeming mendengar ocehan Jery.
" Ini lihat." Kata Jery sambil menunjukkan foto Keenan dan Dira saat mereka basah kuyup dengan posisi Dira duduk di pangkuan Keenan.
" Oh itu nggak sengaja aja kita jatuh. Pasti Natasha yang kirim itu ke elo." Kata Keenan dengan santai.
Pada saat itu Natasha memang sengaja memotret Keenan dan Dira hanya untuk mengingat wajah Dira saja namun kini foto itu bisa menjadi senjata untuk melawan Dira.