Zona Kpop, aktor korea, yang gak suka silahkan skip, daripada meninggalkan jejak hate!
"Aku akan membuat mu lepas dari cengkraman ibu tiri mu, dengan satu syarat."
"Apa syarat nya?"
"Kau harus menjadi partner ranjang ku,"
Azzendra Grew Nicholas, pria muda berusia 29 tahun seorang CEO yang menjebak seorang gadis untuk menjadi partner ranjang nya.
Wenthrisca Liu atau akrab di sapa Ica, terpaksa menerima penawaran gila Zen demi bisa bebas dari jeratan ibu tiri nya.
Bagaiamana kisah mereka selanjutnya? simak disini.
Karya real hanya ada di Noveltoon/Mangatoon, selebih nya Fake/plagiat, happy reading❤️
Edit cover by KINOSANN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Ica masih menikmati waktu nya bersama Zen, sepasang anak manusia itu tengah menjajal permainan di time zone, tentu nya dengan tawa bahagia yang menghiasi kedua nya.
"Hahaha, Daddy kalah terus.." Ledek Ica.
"Daddy hanya mengalah padamu By, bukan sengaja."
"Bilang aja Daddy gak pernah main beginian, makanya kalah terus." Ledek Ica.
"Sudahlah, ini sama sekali tak seru. Ayo kita jalan-jalan saja, beli baju ya atau sepatu, mungkin tas."
"Kenapa orang kaya selalu berpikir kalau jalan-jalan itu harus belanja?" Tanya Ica.
"Lalu kamu mau nya apa Baby? Biasanya kan wanita suka belanja."
"Aku hanya ingin jalan-jalan Dad, bukan menghamburkan uang Daddy dengan belanja." Ucap Ica, membuat Zen menoleh dan menatap gadis nya.
"Aku mampu sayang, ayo aku akan mempercantik dirimu. Kamu tak sempat melakukan perawatan atau berbelanja saat tinggal bersama ibu tiri mu kan? Jadi nikmati waktu mu bersama ku By."
"T-api Dad..."
"Ayo sayang, kita beli sepatu ya.." Ajak Zen sedikit memaksa, kalau sudah begini ya sudah ikut saja.
Zen membawa Ica ke salah satu store sepatu bermerk yang ada di mall ini dan Ica melongo saat mengetahui kalau pria di samping nya ini adalah pelanggan VVIP.
"Mau yang mana? Pilih saja." Ucap Zen di depan jejeran sepatu khusus wanita yang di pastikan harga nya di atas satu juta.
"Aku kalap Dad kalau begini.."
"Mau beli sama tokonya? Ayo.."
"Satu pasang saja Dad."
"Makanya ayo, kalau kamu tak memilih aku beli dengan tokonya untuk mu."
"Mentang-mentang kaya, jadi seenaknya.." cibir Ica dengan mulut yang di majukan.
"Jangan membuat bibir mu seperti itu, atau aku makan?"
"Dad, ini di tempat umum.." Ica mendorong pelan dada bidang Daddy nya, karena pria itu mulai mengikis jarak dan merapatkan tubuh nya.
"Tempat umum? Tapi tak ada satu pun orang disini.."
"Iya, karena Daddy.." Ucapan Ica terpotong saat bibir sexy Zen memakan habis bibir mungil kemerahan nya.
Bahkan pria itu sempat-sempatnya melumaat bibir Ica dengan buas nya, Ica masih syok dengan kelakuan pria di depan nya yang tak tau tempat.
"Aawhhss..." Ica meringis saat bibir nya di gigit oleh Zen.
Kesempatan yang bagus untuk menelusupkan lidah nya, mengabsen setiap inchi di dalam mulut gadis nya. Hingga suara decapan terdengar memenuhi store berisi sepatu-sepatu branded.
Ica memukul-mukul dada Zen, pria itu mengerti dan melepaskan bibir nya, mengusap bibir basah sang gadis dengan ibu jari nya.
"Manis.." Ica mendelik dan sedetik kemudian, sebuah geplakan manja mendarat di lengan Zen.
"Dad, Ica pengen sepatu yang itu.." Tunjuk Ica pada sepatu kets berwarna putih dengan sedikit hak di bawah nya.
Zen menepuk tangan nya dua kali, dan pelayan pun datang membawakan sepatu yang di tunjuk Ica.
"Coba dulu sayang," Ica pun mencoba sepatu pilihan nya.
"Kebesaran Dad.."
"Sepatu ini limited edition Nona, tapi masih ada beberapa stok di gudang. Berapa nomor sepatu Nona?" Tanya staff yang berjaga di toko sepatu itu.
"38.." Jawab Ica singkat, staff itu menganggukan kepala nya dan pergi ke gudang untuk mengambilkan sepatu pilihan gadis pelanggan VVIP.
Tak lama, staff itu kembali mendekat dengan membawa kotak berisi sepatu.
"Silahkan di coba kembali, Nona."
"Ini pas.." Ucap Ica setelah mencoba sepatu nya.
"Mau beli yang ini saja By? Atau ada yang lain?" Tanya Zen.
"Ini saja Dad, kalau sudah rusak kan bisa kesini lagi nanti."
Zen pun menganggukan kepala nya, pertanda selesai memilih dan saat nya membayar sepasang sepatu untuk gadis nya.
Zen membuang struk pembayaran nya ke tong sampah dengan ekspresi datar nya.
"Dad, ini sepatu harga nya berapa?"
"Sebaiknya tak usah tau By,"
"Ayolah Dad, pasti mahal ya?"
"Hanya belasan juta, itu cukup murah jika di bandingkan dengan kualitas." Jawab Zen santai, berbeda dengan Ica yang terlihat syok setelah mendengar harga nya.
"Mau beli apa? Makanan mungkin?"
"Burger?" Tanya Ica.
"Itu fast food sayang, tak sehat.."
"Sesekali kan gapapa Dad." Bujuk Ica dan semua itu tak luput dari pengawasan seseorang yang menatap mereka dari kejauhan dengan sorot kemarahan.
"Baiklah, apapun untukmu.." Ica menggelayut manja di lengan Daddy nya.
....
"Aarrrggghhhh..." Teriak seseorang, dia melempar seluruh barang-barang yang ada di meja rias nya.
"Sialan, anak tak tau diri itu terlihat sangat menikmati hidup nya.." Teriak Meisya, membuat ibu nya datang dengan tergopoh saat mendengar suara benda yang berjatuhan di kamar putri nya.
"Kau kenapa Meii? Kenapa datang marah-marah?" Tanya Ibu nya.
"Si Ica, Bu. Tadi Mei ketemu dia sama sugar daddy nya di mall, keliatan banget mereka bahagia."
"Ap-apa? Jadi tuan Zen tak menendang gadis sialan itu?" Tanya Ibu nya.
"Kalau mereka bersama ya berarti tidak dong Bu."
"Meii gak rela dia hidup senang, Mei mau dia menderita sama kayak kita disini." Tegas Meisya dengan kedua tangan yang terkepal.
"Saat nya kita menjalankan rencana, Mei."
"Iya Bu, sudah saat nya. Aku akan memulai nya besok." Ucap Meisya dengan seringai jahat di bibir nya.
....
,🌷🌷🌷
Cihh, meisya😪
Emg mo di gagahi waktu M?