Warning 21+ !!!
Sekuel Dendam Salah Alamat
Follow IG Author
IG ( naura_shafa95 )
FB ( Naura Shafa Mahbubbah )
Up setiap jam.
07 pagi, 11 siang, 15, sore dan jam 19 malam.
Nasib malang Amira di jual oleh tetangganya sendiri. Amira lolos dari tempat mesum pria hidung belang, membuat dirinya bertemu seorang Duda tampan.
Darren seorang Duda tampan dan casanova membuat dirinya hilang kendali.
Apakah mereka akan bertemu kembali? Dan bagaimana kisah mereka selanjutnya. Saksikan terus kisah selanjutnya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naura Shafa mahbubah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan
Amira memutuskan pergi ke dapur untuk membuat sarapan pagi. Pikir Amira Darren pasti sudah pergi ke kamarnya sejak semalam, maka dari itu pagi ini Amira membuka pintu.
Cleekkk
Pintu terbuka lebar terdapat Darren lagi tidur di depan pintu kamar Amira. Amira kaget melihat Darren dengan wajah kusutnya, Amira merasa kasian dan segera membangunkan Darren.
"Bangun, ini sudah pagi! Kenapa kamu malah tidur di depan pintu kamarku," ujar Amira yang membangunkan Darren yang terlelap dari tidurnya.
Darren membuka matanya terlihat Amira ada di hadapannya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. Darren melihat Amira dengan senyuman manisnya.
"Tolong maafkan aku," ujar Darren segera memeluk Amira.
"Lepaskan, kita sarapan dulu! Sekarang kamu bersihkan diri dulu setelah itu kita sarapan bareng," ujar Amira membantu Darren berdiri.
"Amira," lirih Darren memelas.
Amira merasa aneh, Darren sampai begini terhadapnya. Dirinya berpikir bahwa sikap Darren untuk meminta maaf adalah sungguh dari hatinya. Tapi Amira masih ragu apakah Darren akan mengulangi lagi kesalahannya, untuk saat ini Amira akan melihat seberapa besar Darren benar-benar berubah untuk menerima dirinya.
"Sudah, kita sarapan pagi saja, aku tunggu kamu di meja makan. Aku akan menyiapkan sarapan untukmu, pagi ini kau mau makan apa?" Tanya Amira lembut.
"Nasi goreng, aku sangat suka buatanmu," ujar Darren tersenyum.
"Baiklah, aku akan membuatnya," ucap Amira berlalu pergi meninggalkan Darren yang sedang berdiri melihat kepergian Amira ke lantai bawah.
Darren benar-benar menyesal atas sikapnya yang dulu kasar dan tidak mau menerima Amira sebagai Istrinya. Hari ini Darren akan mengangkat Amira menjadi sekertaris sekaligus asisten pribadinya di kantor. Darren benar-benar tidak mengerti tentang semua ini, berada di dekat Amira Darren merasa sangat nyaman. Darren juga belum tahu apakah dia sudah mencintai Amira atau belum, Darren hanya ingin Amira selalu ada di dekatnya. Dan berjanji akan melindungi Amira dari orang yang berniat jahat termasuk Nancy.
Darren sudah bersiap memakai jas formal mahal dan juga membawa dasi di tangannya ke bawah. Darren ingin Amira yang memakaikan dasi untuknya dan juga ingin mengatakan bahwa dia akan di angkat menjadi sekertaris sekaligus asisten pribadinya di kantor mulai hari ini. Darren benar-benar tidak mau jauh dari Amira, hingga Amira bisa memaafkan dirinya. Amira sedang berkutat di hadapan kompor membuat nasi goreng untuk suaminya.
Darren menuju dapur dia menarik kursi meja makan untuk segera melahap nasi goreng buatan Istrinya. Dia terus memperhatikan Amira yang sedang menyiapkan sarapan untuknya. Terlihat wajah cantik yang alami, wajah itu bisa membuat deburan jantung Darren kembali membuncah hingga tidak bisa Darren kontrol.
"Terima kasih, kau Istriku yang sangat baik," ujar Darren menggoda.
Jantung Amira melompat-lompat mendengar ucapan Darren kepadanya. Wajah Amira juga terlihat merah merona, entah mengapa dirinya begitu bahagia. Tapi Amira tidak mau terjerat oleh rayuan Darren sebelum dia menyaksikan sendiri apakah Darren sudah berubah atau belum.
"Silahkan, aku akan pergi ke kamar dulu, kamu makanlah dulu," ujar Amira. Akan tetapi pergelangan tangan Amira segera Darren raih untuk tetap ada di sisinya.
"Jangan pergi, aku tidak menyuruhmu pergi dari hadapanku. Aku mau kau ada di sini bersamaku, Amira kamu juga akan aku angkat lagi sebagai sekertaris dan asisten pribadiku di kantor mulai hari ini," ujar Darren.
"Ta-pi, bukankah Pak Ken asistenmu?" Tanya Amira memastikan.
"Tidak masalah, dia asistenku di saat aku butuh untuk menangani semua masalah yang menimpaku juga urusan kantor tidak termasuk asisten hatiku. Kamu adalah asisten hatiku mulai hari ini kita berangkat bareng ke kantor," ujar Darren dingin menyembunyikan debaran jantungnya saat melihat Amira.
"Awshit, ada apa dengan jantungku ini," batin Darren mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Ta-pi," ucap Amira gugup.
"Tidak ada penolakan terhadapku," ujar Darren.
Amira pun duduk kembali di samping Darren, mereka makan bersama, setelah itu Amira segera pergi untuk membersihkan dirinya. Ada rasa senang karena hari ini dia bisa memantau Darren dari Nancy.
Tiga puluh menit kemudian.
Amira sudah tampil sangat cantik memakai baju kerjanya lagi, dia menuruni anak tangga menuju ruang bawah. Terlihat Darren yang sedang menatap lekat kepadanya. Amira menjadi gugup melihat tatapan intens Darren.
"Aku sudah siap, ayo kita pergi," ujar Amira melangkah pergi. Akan tetapi Darren menariknya ke dalam kedapannya.
"Aku mau kau memakaikan dasi untukku," ujar Darren memberikan dasi pada Amira.
Amira tercengang atas sikap Darren. Hari ini benar-benar Amira tidak bisa mengontrol debaran jantungnya yang terus memburu.
Ta-pi," ujar Amira menundukan wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya yang merah merona.
"Tidak ada penolakan untukku. Aku akan menunggumu menerimaku dan memaafkanku," ujar Darren bersikap normal.
Amira segera memasangkan dasinya ke leher jenjang Darren, Amira juga belum membuka suara untuk memaafkan Darren. Darren tidak lepas pandangannya terhadap Amira yang ada di hadapannya.
"Kenapa wanita ini selalu membuatku tidak menentu," gumam Darren, Darren pun mendehem kecil. Amira semakin salah tingkah di hadapan Darren saat memakaikan dasi.
"Kau sangat cantik," puji Darren.
"Gombalanmu tidak membuatku jatuh hati padamu," desis Amira menyembunyikan wajahnya yang merah merona.
Darren memandang lekat Amira, bagaimana nantinya kalau Amira tidak bisa menerima dirinya sebagai duda.
"Apakah kamu mau menerimaku apa adanya?" Tanya Darren memberanikan diri.
"Maksud kamu apa?" Amira bertanya balik.
"Hmm, maafkan aku Amira, bukan maksud aku menyakitimu. Tolong jangan membenciku, aku tahu aku Pria pengecut dan tidak tahu diri," ujar Darren memandang lekat Amira. Darren akan berusaha untuk meyakinkan Amira. Setelah Nancy berkhianat untuk kesekian kalinya, mulai saat ini Darren tidak akan mempercayai Nancy lagi. Sudah cukup Darren di buat bego oleh Nancy, Darren juga berpikir Mamah Shiren membenci Nancy Juga bukan asal membencinya melainkan sudah tahu kebusukan Nancy yang licik. Belum sempat Amira menjawab pertanyaan Darren, Nancy sudah ada di ambang pintu.
Nancy muncul dari balik pintu, senyuman yang tadinya mengembang langsung menjadi monster yang siap memakan mangsanya.
"Darren sayang," pekik Nancy yang sedang melihat pemandangan indah di hadapannya. Nancy melihat Amira sedang memasangkan dasi kepada Darren. Darren juga terus menatap ke wajah cantik Amira membuat Nancy geram melihat mereka berdua.
Nancy segera berlari menuju Darren tangan Amira Nancy hempas dan berusaha untuk menampar Amira.
"Jangan sekali-kali lagi kamu menyakiti Istriku! Kau tidak berhak menamparnya. Aku ingatkan kalau kamu masih mau tinggal di rumah ini bersikap baiklah kepada kita berdua. Karena kamu adalah pembantu kita di rumah ini," hardik Darren mencengkram wajah Nancy dan menghempaskannya.
"Apa-apaan kau ini, aku tidak terima," pekik Nancy yang melihat Amira sudah Darren gandeng menuju luar untuk pergi ke kantor bersama.
"Dia bilang aku Istrinya dia hadapan Nancy," batin Amira.
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA BUAT AUTHOR.
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
RANTING.