"1 salah 5 ciuman"
"Enak aja lo,gak gue gak mau!"
"Terserah"
"Ehh lo mau apa!?"
"Ngelaporin lo ke pak bima"
"Ehh setan jangan! iya udah iya! gue mau"
***
Fika lavina maureen. murid yang terkenal bodoh dalam pelajaran matematika, nilai nya yg selalu anjlok dan jauh dari kkm, membuat dirinya harus les privat matematika bersama seorang murid yg terkenal pintar, namun seorang itu tak lain adalah tetangga nya sendiri.
Arkan keano. tetangga Fika, menurut Fika sifat Arkan berbeda dengan nya, jika Arkan disekolah sangat sangat menyebalkan, namun bersama dirinya sifat nya berubah total.
lalu bagaimanakah kisah kedua nya?
apa mungkin mereka tidak menjalin hubungan?
"SUMPAH SUMPAH GUE BAKAL STRESS!"
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aniya Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. jebakan untuk yg tak berdosa
Fika diam. Ia memang tidak ada bukti.
"Lo diem berarti lo ga punya? Cih, lo dah nuduh orang sembarangan!" ucap Melva mendorong Fika kasar, lalu meninggalkan Fika yg terdiam dilapangan dengan bisik-bisikan tetangga.
"FIKA!" panggil Meta bersama Ocha.
Fika menunduk tak menatap, ia malu, bimbang, bingung semua tercampur dalam otak nya saat ini.
"Fik lo kenapa?" tanya Ocha khawatir
"Lo di apaain sma Melva Fik?! Jawab gue!" ucap Meta memegang pundak Fika.
Fika menggeleng, ia berjalan lulai.
Namun dari arah yg tak diketahui, dua orang gadis tersenyum licik.
"Rasain! malu kan lo!"
Kedua nya berucap.
***
Fika berjalan ke arah bangku nya, namun seketika Mood nya hancur melihat Fani dan Arkan tengah berbicara seriuss.
Huhffftttt
"Oh gitu, oke kak Makasi" Kata Fani beranjak ingin pergi, ia juga berpapasan dengan Fika, Fani tersenyum namun Fika tidak membalas.
Yg baca pasti tau, dan pasti pernah melakukan hal yg sama sepertti Fani, disaat kita senyum ke orang tersebut. Namun orang itu tidak membalas senyuman dari kita.
Rasa nya ingin sekali merunyek-runyek wajah orang tersebut.
Fika duduk lunglai... Bersikuh dengan kedua tangan nya.
Memejamkan mata nya.
Benar saja Mood Fika hancur.
"kenapa?" tanya Seseorang,Fika membuka mata nya, namun ia memejamkan mata nya lagi. Seakan menganggap pertanyaan itu tidak penting.
Posisi Fika, bersikuh tertidur dengan kedua tangan nya, wajah nya yg miring menghadap Arkan.
"Heii.." Arkan mencubit hidung Fika.
Fika membuka mata nya.
"Apa?" tanya Fika tanpa mengubah posisi nya.
"Kenapa?"
"Gak"
"Serius?"
"Iya"
"Ga bohong?"
"Gak"
"Yg bener?"
"IYA ARKAN BENER! SERIUS GAK BOHONG!" teriak Fika.
Kesel pake banget.
"Lo bohong Fika..." ucap Arkan.
"Tau ah" ngambek Fika melipat tangan didada.
"Fik.."
"Apasih"
"Fika.."
"Apa!"
"Lu tembus"
Tembus?
Apa nya?
Jangan-jangan!
Fika langsung menatap Arkan.
"Tembus?! Apanya?!!" serius Fika tak sabar
"Liat rok lu" ucap Arkan.
Fika melihat Rok nya dan...
Fika bocorr..!!
Fika Haid.
Pantas saja mood dia tidak baik. Ia lupa tanggal datang bulan nya.
Arkan memalingkan wajah nya kedepan.
"Arkan..." ucap Fika menunjukan puppy eyes buatan nya
Fika menggoyang-goyangkan lengan Arkan.
Huh..
Arkan membuang nafas panjang. Lalu melihat ke arah Fika.
Ia mengambil sesuatu dari tas nya.
Hoodie hitam.
Arkan menyodorkan hoodie ny ke Fika, Fika menatap Aneh? Untuk apa?
"Pake buat nutupin" ucap Arkan.
Fika yg kelamaan mengambil Hoodie tersebut, membuat tangan Arkan pegal, dan Arkan dengan sigap memakai kan Hoodie nya dipinggang Fika.
"Hoodie Yg satu nya belom lo balikin" ucap Arkan mengikat Hoodie tersebut.
Yg mana??!!
Oh itu...
Yg rok nya sobek.. Fika tercengir.
"Maaf gue lupa hehe"
Arkan selesai memakaikan hoodie nya di Fika.
"Arkan anterin.." lirih Fika
"Pacar lo mana?"
"Gak tau"
"Mangkanya gak usah punya pacar kalo pacar lo gak guna."sinis Arkan.
"Anterin plisss" bujuk Fika mengalihkan apa yg dikatakan Arkan.
Arkan mengambil nafas panjang dan membuang nya lagi, jika tidak dibuang? Pasti ia mati bukan?
"Lo deluan jalan ke parkiran ntar gue nyusul" suruh Arkan Fika mengangguk cepat.
"Peduli banget lo sama dia Ar"
Geming Arkan, lalu ia bangkit untuk menyusul Fika.
***
Sampai di parkiran, Arkan melihat Fika yg celinga-celingu, didepan Mobil nya
"Nyari apa?" tanya Arkan tiba-tiba
"Lo kelamaan, cepet! banjirrr!!"
Arkan yg mengerti langsung masuk kedalam mobil Fika pun begitu. Melajukan nya saat itu juga.
"Bagus dia pergi, jadi gampang buat ngelakuin rencana kita haha..!" geming seseorang gadis.
Ditempat Arkan dan Fika.
Arkan mengantarkan Fika kerumah nya namun sayang gerbang rumah nya terkunci, mungkin Mona sedang tidak di rumah.
"Gimana?" tanya Arkan.
"Dikunci" jawab Fika.
"Terus mau gimana?"
"Dirumah Lo gimana?" tanya balik Fika.
"Yaudah cepet"
Arkan dan Fika masuk kedalam rumah Arkan.
"Gue nyalin dimana?"
"Kamar Kak Vina" jawab Arkan
Fika terbirit-birit kekamar Vina namun sayang, kamar nya terkunci.
Fika pun berlari mencari Arkan.
Tidak ada?
Kemana dia?
Dikamar nya!
"Ar--"
"Lo ngapain megang pisoo!!!!"
"Lo mau bunuh diri?!!"
"Jangan dulu!!"
"Bunuh diri?" tanya Arkan mengernyitkan dahi nya.
"Iya lo mau bunuh diri kan?!!"
Fika dengan emosi.
"Haha... Bunuh diri pala lo, gue motong apel oon" jawab Arkan menunjukan apel di samping nya. Sebab Arkan terbaring di ranjang milik nya.
"Lo ngapain? Belum nyalin?"
"Kamar kak Vina dikunci, gue kesini mau nanya, gue nyalin dimana?"
"Tuh kamar mandi, pake cepet" ucap Arkan.
Sumpah kok Arkan baekk banget sama gue?
BtnFika-
Fika pun masuk kedalam kamar mandi kamar Arkan.
Sedangkan Arkan memainkan game diponsel nya sambil menunggu Fika selesai.
"Arkan.." panggil Fika
Arkan menengok melihat kepala Fika yg nonggol dipintu kamar mandi.
"Apa?"
"Gua gak bawa pembalut"
"Jadi?"
"Beliiiiinnnnn" pinta nya meraung-raung.
"Males"
"Arkan plisss" bujuk nya.
"Gak"
"Arkan lo tega..."
"Bodo"
"Arkan... Plisss"
"Pliss gue mohon"
Dalam hati Fika sebenernya ia tidak ingin melakukan ini, membujuk Arkan?! He'eh gak mau!
"Gak"
"Arkan..."
Tiba-tiba Arkan bangkit dari kasur nya.
"Arkan lo mau kemana?!!"
"Supermarket"
"Supermarket?!! Sip beliin gue pembalut, ntar gue ganti duit nya..!"
"Gak"
"Arkaaann!!!" teriak nya suara yg dibuat-buat ingin menangis.
***
Sedangkan disisi lain tepat nya di Sekolah.
"Haii Aland " sapa Melva
Aland membuang wajah nya, ia tahu Melva lah yg membuat Fika masuk rumah sakit.
Aland yg baru saja istirahat dari bermain bola basket.
"Nih gue bawain minum buat lo" ucap Melva menyodorkan botol minum ke wajah Aland.
Aland tidak menjawab, ia mengelapkan keringat dilehernya, terlihatt beuuhh sexy..!
"Dasar cowo gak guna!" umpat Melva menjauh dari Aland.
Bruukk!
"Aw..awh.." rintih Melva, seseorang ia tubruk dari belakang karana ia berjalan mundur sambil mendumel.
"Lo kalo jalan liat-liat donk!" protes Melva, padahal ia yg salah.
"Ma..maaf.. Kak Aku gak sengaja.." Ucap wanita itu menunduk.
Polos bangett ni anak.
Dalam benak Melva berpikir, Gadis polos seperti dia pantas untuk menjadi korban.
Melva tersenyum licik.
"Gue maafin kalo lo ngasi ni botol ke Cowo yg duduk disana" Ucap Melva menyodorkan botol minum itu kepada gadis polos yg berada didepan nya. Dan menunjukan siapa cowo tersebut yg tak lain tadi adalah Aland.
Gadis dengan Name tag Fani Alvareta itu mengangguk.
Dari kejauhan Melva mengamati Fani.
"Kak.. I..ni a..ku bawa.. Minum.. Buat..kakak" ucap Fani menyodorkan Botol minum tersebut kepada Aland
Aland mendonggakan kepala nya, melihat Fani tertunduk sambil menggigit bibir nya.
"Lo siapa?"
"Ak..ku...aku.."
"Yaudah sini" ambil Aland. Berfikir jika gadis yg berada dihadapan nya adalah salah satu mereka yg menyukai dirinya.
Aland menengguk air tersebut sampai habis, sedangkan Fani melirik Melva yg tersenyum dengan nya, Fani pun membalas senyum tersebut.
Aland yg sudah menghabiskan air di botol tersebut merasakan panas yg menjalar di tubuh nya..
Panas..
Aland mencium botol tersebut.
Bau obat?
Obat?
Obat perangsang?!
Panas.. Sekali..
"Kak.. Aku.. Deluan yah.." ucap Fani, namun Aland menarik tangan nya.
Satu pikiran di benak Aland.
Membawa gadis ini ke gudang!
serahknlah mlikmu kpda yg brhak n yg sdah halal.