NovelToon NovelToon
Om Duda Teman Papa

Om Duda Teman Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

"Hai Om, ganteng banget sih. mana lucu, gemesin lagi."

"Odel. a-ah, maaf tuan. teman saya tipsy."

Niccole Odelia jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang pria dewasa yang ditemuinya di bar. meski mabuk, dia masih menginggat dengan baik pria tampan itu.

Edgar Lysander, seorang pengusaha yang tampan dan kaya. dia tertarik pada Odelia yang terus menggodanya. namun dibalik sikap romantisnya, ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Odelia.

Akankah cinta mereka semulus perkiraan Odelia? atau Odelia akan kecewa dan meninggalkan Edgar saat mengetahui fakta yang disembunyikan Edgar?

ikuti terus kisah cinta mereka. jangan lupa follow akun Atuhor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13

Odelia memakai gaun lengan panjang berwarna navy dengan panjang sebatas paha, rambut panjangnya digerai lalu dicruly pada bagian ujungnya. Setelah selesai merias wajahnya, dia menyemprotkan parfum vanila ice ke ceruk leher serta pergelangan tangannya.

Sebelum pergi, dia mematut dirinya didepan cermin terlebih dahulu. Sambil berputar-putar kecil untuk memastikan penampilannya sempurna. Odelia tersenyum menatap tubuh rampingnya. Setelah dirasa bagus, dia mengambil tasnya lalu keluar dari kamar.

Malam ini Odelia bebas keluar karena mamanya menemani sang papa ke luar kota untuk urusan pekerjaan selama dua hari. Dia merasa melayang diatas angin saat kedua orang tuanya pergi, karena dia tak perlu repot-repot berbohong saat akan pergi.

"Non, mau kemana?" tanya bik Ratih.

"Odelia mau jalan dulu bik sama Cessa sama Zara."

"Tapi pulangnya jangan malem-malem ya non, saya takut dimarahin tuan."

Odelia mengangguk. "Iya. Kalau gitu Odel pergi dulu ya bik. Jaga rumah baik-baik sama bik Ratna. Babay."

Odelia segera keluar dari rumahnya menuju garasi. Dia masuk ke dalam mobil putih hitam kesayangannya lalu mulai melajukan mobilnya ke rumah Cessa untuk menjemput kedua sahabatnya.

Senyum Odelia tak pernah luntur sejak keluar dari mansionnya. Dia sudah tak sabar untuk bertemu dengan om duda incarannya itu. Meski tak membalas pesannya, namun Edgar sudah membaca pesan itu.

"Kali ini om tampan itu nggak bakal nolak pesona Niccole Odelia." gumam Odelia.

Tak lama kemudian, Odelia berhenti didepan gerbang rumah Cessa. Seorang satpam membukakan gerbang kemudian Odelia masuk ke halaman rumah Cessa.

Blam.

Odelia menutup pintu mobilnya lalu masuk ke rumah Cessa.

"Malam tante, Cessa udah siap?" tanya Odelia saat bertemu Anita mama Cessa di depan.

"Malam Odel, Cessa dikamarnya. Langsung masuk aja."

"Makasih tante."

Odelia lantas masuk ke rumah Cessa, menaiki anak tangga lalu menuju kamar sahabatnya.

Tok.

Tok.

"Masuk."

Ceklek.

Odelia membuka pintu kamar Cessa lalu masuk, tak lupa menutup pintunya kembali lalu menghampiri sahabatnya yang tengah bersiap.

"Zara mana?"

"Dia nggak ikut anjir, mendadak banget ngabarinnya. Lo nggak dikasih tahu?"

Odelia menggeleng. "Eh, betar. Gue dari tadi nggak ngecek ponsel."

Odelia mengambil ponsel dari tasnya, dia mengangguk saat mendapati chat dari sahabatnya yang tak jadi ikut karena tiba-tiba diajak pergi ke rumah saudaranya oleh kedua orang tuanya.

"Yah, sayang banget Zara nggak ikut." ucap Odelia lalu duduk ditepi ranjang Cessa.

"Iya lagi. Kasian banget tuh anak ikut kumpulan ibu-ibu, haha." ucap Cessa lalu tertawa.

"Padahal kan gue mau traktir kalian untuk merayakan gue yang udah dapet nomornya om duda."

Cessa mendelik. "Merayakan mah minimal jadian, ini cuma dapet nomornya aja dirayakan."

"Lo tunggu aja nanti, pasti gue bakal jadi pacar sekaligus istri dari om Edgar."

"Udah yuk berangkat, kebanyakan menghayal lo. Belum minum udah mabok duluan."

"Sialan ya lo Cess."

Kedua sahabat itu keluar dari kamar Cessa, sampai di bawah mereka bertemu Diki dan Anita.

"Ini anak gadis papa mau kemana cantik-cantik banget?" puji Diki, papa Cessa.

"Mau nongkrong dong pah, namanya juga anak muda. Ya nggak Del?"

Odelia mengangguk. "Bener om."

"Ingat, jangan aneh-aneh dan pulangnya nggak boleh telat."

"Siap pah." ucap Cessa sambil hormat pada papanya.

Setelah berpamitan, kedua gadis itu lekas keluar dari rumah menuju mobil Odelia. Kali ini Odelia menyuruh Cessa untuk mengemudikan mobilnya, mereka segera berangkat menuju club tempat pertama kali Odelia bertemu Edgar.

"Lo yakin dia bakal dateng Del?"

Odelia mengedikkan bahunya. "Nggak tahu juga sih, dia udah baca chat gue cuma nggak dibales aja."

"Lo nggak chat ulang?"

"Nggak Cess, gue nggak mau kelihatan kecintaan. Takut dia ilfeel."

Cesaa terkekeh kecil. "Tumben lo sadar."

Sekitar dua puluh menit, mereka sampai di parkiran club. Odelia dan Cessa keluar dari mobil, mereka segera masuk ke dalam. Untung Odelia pernah meminta kartu khusus dari Zara jadi mereka bisa masuk meski belum berusai 20 tahun.

Saat mereka masuk, suara dentuman musik begitu bising. Mereka mencari tempat duduk kosong lalu Odelia pergi memesan minuman mereka.

"Bir 2 dengan ice ya kak."

"Baik kak."

Odelia menatap sekitar, dia belum melihat tanda-tanda kedatangan Edgar. Setelah mendpaatkan minumannya, dia menghampiri Cessa.

"Belum datang Del?"

Odelia menggeleng pelan. "Belum."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Edgar memasukkan laptop ke dalam tasnya kemudian berdiri dari duduknya. Dia menatap jam dipergelangan tangannya yanh sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tak terasa waktu cepat berlalu, dia kemudian keluar dari ruangannya.

"Theo." panggilnya pada sang asisten.

"Siap tuan."

Theodore mengemasi barang-barangnya kemudian keluar dari ruangannya. Dia merasa tubuhnya sangat lelah karena lembur malam ini, dia seperti membutuhkan sesuatu yang mampu mengembalikan staminanya.

"Langsung pulang bos?" tanya Theodore sambil berjalan di lobi kantor yang sepi bersama Edgar.

"Terserah." jawab Edgar.

"Mampir minum dulu bos."

"Hem."

Theodore tersenyum, dia senang jika Edgar tak banyak mengatur dan hanya iya iya saja. Sampai di depan, Theodore membukakan pintu mobil lalu Edgar masuk ke dalam. Theo masuk ke belakang kemudi lalu mulai mengemudikan mobilnya meninggalkan kantor.

"Tempat biasa bos?" tanya Theo.

Edgar mengangguk sambil memainkan ponselnya, seketika dia teringat tentang ajakan gadis kecil yang mencoba mendekatinya. Seketika dia tersenyum miring, kebetulan sekali Theodore mengajaknya minum malam ini.

Edgar memasukkan ponselnya ke saku celananya, dia menyandarkan kepalanya ke sandaran jok sambil memijit pangkal hidungnya pelan. Akhir-akhir ini pekerjaannya menumpuk hingga membuatnya harus lembur.

Beberapa menit kemudian mobil yang dikendarai Theodore sampai di club yang biasa mereka kunjungi. Edgar melepaskan jasnya lalu menggulung lengan kemejanya sebatas siku. Dia juga melepaskan dasi yang seharian ini serasa mencekiknya, membiarkan dua kancing atas kemejanya terbuka.

Mereka keluar dari mobil lalu masuk ke dalam. Edgar berjalan dengan tegap serta tatapannya lurus ke depan dengan wajah datar. Sudut matanya mencari gadis yang mengajaknya kemari.

"Tunggu." cegah Edgar pada Theodore yang hampir naik ke ruang VIP.

"Ada apa bos?" tanya Theodore.

Edgar mengeluarkan ponselnya lalu memperlihatkan sebuah foto pada Theo.

"Cari gadis ini, saya tunggu diatas."

Theo membelakan matanya saat melihat foto gadis yang mereka tolong waktu itu. Saat hendak protes, Edgar sudah lebih dulu menaiki anak tangga.

"Tck, kerja lagi gue." gumam Theo.

Dia segera menyusuri orang-orang yang tengah berjoget itu. Matanya terus mencari sosok gadis SMA yang kemarin menerornya. Sepuluh menit mencari, akhirnya Theo menemukan gadis itu tengah duduk bersama temannya.

"Permisi nona."

Odelia dan Cessa kompak menoleh. Odelia terkejut saat melihat asisten Edgar menghampirinya.

"Tuan Edgar menunggu anda diatas."

"Tunggu-tunggu, jadi om dud- emm maksud gue om Edgar beneran dateng?" tanya Odelia.

Theodore mengangguk. "Silakan ikuti saya."

Cessa mengangguk pelan pada Odelia. Mereka pun lekas berdiri kemudian mengikuti langkah Theodore menaiki anak tangga menuju ruang VIP club itu.

Odelia senang bukan main, namun dia juga deg-degan untuk bertemu dengan Edgar. Entah apa yang harus dia ucapkan nanti saat bertemu Edgar.

1
Reni Anjarwani
suka deh bisa doubel up keren ceritanya
Liana Alda: happy reading kak
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
keren bgtt kalau bisa doubel up thor
Liana Alda: on proses kak, punya 2 on going soalnya. masih susah bagi waktu 😭😭
total 1 replies
Reni Anjarwani
ceritanya bagus kalau bisa doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel. up seru ceritanya
EatYourHeartOut
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
Kiran Kiran
Menghibur banget!
Liana Alda
terima kasih kembali
Bunny Koo
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!