" aku pulang besok pagi dan aku harap kamu sudah pergi dari hidupku untuk selamanya !! "
Aryasena
" kalau kau tidak mencintaiku aku mohon jangan sakiti aku "
Kinara
" lihat wajahku dengar suaraku aku suamimu mencintaimu seumur hidupku !"
Surya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alpha Hya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Sakit di sekujur tubuh Kinara semakin di perparah dengan rasa pusing di kepalanya
Kinara mencoba membuka matanya dan seketika dunia seakan berputar membuat kinara kembali memejamkan matanya, berharap rasa pusing di kepalanya sedikit berkurang.
Waktu menjelang dinihari ketika sebuah mobil minibus terseok seok di jalanan kecil yang berkelok kelok dengan kabut yang cukup tebal.
Membuat si pengendara harus ekstra hati hati karna akan fatal akibatnya jika sampai terperosok ke dalam jurang yang terbentang sepanjang jalan
Hingga akhirnya mereka sampai disebuah pertigaan yang merupakan perbatasan dari tiga desa.
Tempat itu seperti terminal kecil karna terdapat halte sederhana dan tepat di belakangnya terdapat pasar tradisional yang tentu saja masih tutup karna masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas jual beli mereka.
Beberapa penumpang mulai turun, ada yang sudah dijemput keluarganya ada pula yang masih menunggu di halte berharap tukang ojek segera beroperasi.
Pa supir pun turun dari mobilnya menuju satu satu nya warung kopi sederhana di dekat halte.
Lalu tanpa rasa sungkan supir itu menggedor pintu warung yang masih tertutup.
" Bah...bah !! buka warung nya banyak yang mau ngopi nih !" teriak si sopir
Tidak berapa lama terdengar suara selot pintu di tarik lalu nampak kepala melongok keluar dengan wajah khas bangun tidur.
" Jam berapa ini tumben udah rame " tanya tukang warung
" Udah jam setengah empat bah, bentar lagi juga subuh !" jawab si supir.
Pemilik warung pun bergegas membuka warung nya sambil menyalakan tungku untuk memasak air .
Begitu warung dibuka beberapa orang langsung memasuki warung si Abah berharap secangkir kopi dapat menghangatkan tubuh mereka.
Tidak berapa lama terdengar adzan subuh berkumandang, beberapa tukang ojek pun mulai berdatangan,
Satu persatu para tukang ojek itu membawa penumpang ke tempat tujuan mereka.
Supir yang bernama Udin itu pun berniat pulang kerumah nya setelah menghabiskan segelas kopi dan beberapa potong gorengan.
Mang Udin duduk di dalam mobil nya sambil membereskan beberapa barang nya.
Lalu mang Udin meluruskan posisi spion nya dan nampak seseorang masih tertidur di kursi belakang.
Mang Udin pun kaget kemudian menuju pintu penumpang hendak membangun kan orang tersebut yang ternyata Kinara.
"Neng...neng bangun udah nyampe !"
Panggil mang Udin tapi tidak ada respon, kemudian mang Udin mencoba lagi sambil menepuk tangan Kinara.
" Neng... neng bangun udah nyampe !"
Dengan suara agak Keras berharap Kinara akan bangun, tapi tiba tiba tubuh Kinara terguling kesamping dengan mata masih terpejam.
Mang Udin kaget, lalu dengan pelan pelan menjulurkan tangan nya ke hidung perempuan itu berharap bisa merasakan napas nya.
Tapi setelah beberapa saat menempelkan jari nya didepan hidung perempuan itu mang Udin tidak merasakan apapun.
Mang Udin pun panik lalu berteriak sambil berlari ke warung si Abah meminta pertolongan.
" Bah..bah kesini cepet tolong saya !!" teriak mang Udin
Si Abah yang sedang di dapur pun langsung keluar mendengar teriakan mang Udin juga beberapa tukang ojek dan warga desa yang hendak ke pasar menjadi penasaran mendengar teriakan mang Udin
" Ada apa ?"
Tanya si Abah sambil mendekat ke arah mang Udin
" Ada orang mati di mobil saya !"
Kata mang Udin ketakutan.
Mereka pun bergegas ke arah mobil mang Udin dan nampak Kinara masih diposisi yang sama tergeletak di kursi penumpang dengan memeluk tasnya.
Abah mendekati Kinara lalu memegang pergelangan tangan nya.
" Masih hidup Din belum mati sebaiknya kamu cepet bawa ke puskesmas !" perintah Abah.
" Kejauhan atuh bah !, saya takut ntar bener bener mati "! jawab mang Udin cemas.
Orang-orang yang ikut berkerumun pun saling berbisik tanpa tau harus berbuat apa
Abah pun terdiam, benar apa yang di katakan mang Udin, tiba tiba Abah teringat sesuatu
" Din bawa ke klinik perkebunan saja, disana kan ada dokternya !"
" Ooh iya ya ! kenapa gak kepikiran !"
Mang Udin pun langsung duduk dibelakang kemudi lalu memacu mobilnya menuju klinik perkebunan yang tidak terlalu jauh.
Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit mang Udin tiba di sebuah desa yang begitu asri, hamparan tanaman sayuran dan palawija menghiasi sepanjang jalan
Dan lebih jauh lagi tampak hamparan sawah menghijau terhampar luas memanjakan mata.
Mang Udin menghentikan mobilnya di sebuah klinik kesehatan satu satunya di desa itu, mang Udin berlari ke dalam klinik yang masih tutup itu lalu menggedor pintunya sambil berteriak memanggil dokter atau siapa pun yang berada di sana..
" Permisi...!! permisi pa dokter !! Bu dokter !! tolong saya !!"
Teriak mang Udin tanpa menghentikan gedoran nya di pintu klinik.
Tidak berapa lama nampak seorang wanita paruh baya tergopoh gopoh menghampiri mang Udin dari arah samping.
" Mau cari siapa ya? "
" Maaf Bi saya mau minta tolong , ada orang sakit di mobil saya !"
" Oohh iyaa..sebentar saya panggil Bu bidan "
Kata perempuan itu sambil berlari ke dalam.
Tidak lama nampak seorang wanita usia 30an menghampiri mang Udin.
" Dimana pasien nya ?"
" Di mobil saya Bu bidan "
Mereka pun bergegas menuju mobil mang Udin yang di parkir di depan klinik.
" Mang tolong bantu saya angkat ke dalam ya ! dan bi Surti tolong siapkan ruang perawatan !"
Bu bidan dan mang Udin pun menggotong Kinara ke dalam klinik .
Sedangkan perempuan yang di panggil bi Surti menyiapkan ruang perawatan dan alat alat yang dibutuhkan.
Kinara terbaring di ranjang pasien, kemudian mang Udin pun meletakan barang barang Kinara di samping lemari kecil dekat ranjang.
" Kalau begitu saya permisi dulu Bu bidan " pamit mang Udin
" Loh terus istrinya nya di tinggal gitu ?" tanya Bu bidan bingung.
" Maaf Bu bidan itu bukan istri saya, saya juga gak kenal dia itu siapa "?
Terang mang Udin lalu mang Udin pun menceritakan kejadian sejak pertama kali Kinara naik mobil nya sampai ketahuan sudah pingsan di jok belakang.
Bu bidan pun manggut manggut lalu membiarkan mang Ujang pergi dari hadapan nya.
Bi Surti masuk ke ruang perawatan sambil membawa sebaskom air hangat , lalu membantu bidan Dewi memeriksa kondisi Kinara yang belum sadar.
Bidan Dewi lalu memberikan pertolongan pertama agar Kinara segera sadar dari pingsan nya.
Setelah beberapa saat terdengar lenguhan dari mulut Kinara, nampak nya Kinara sudah sadar tapi matanya masih terpejam.
Bidan Dewi mencoba membuka kancing blous Kinara , baru tiga kancing yang terbuka tiba tiba bidan Dewi memekik ..
" Ya ampun !!"
" Ada apa Bu bidan ?"
" Bi tolong ambil gunting, trus buka semua pakaiannya !"
Bi Surti pun langsung melakukan yang diperintahkan bidan Dewi.
Semua pakaian Kinara sudah terbuka tinggal pakaian dalam saja yang tersisa.
Bidan Dewi dan bi Surti pun nampak kaget demi melihat begitu banyak lebam dan bekas luka di sekujur tubuh Kinara.
Bi Surti mendekat ke arah Kinara sambil mengelus kening Kinara dengan lembut..
" Siapa yang tega melakukan semua ini " lirih suara bi Surti .
Bi Surti dengan pelan pelan mulai menyeka tubuh Kinara dengan air hangat.
Sedangkan Bu bidan mengambil salep untuk mengobati luka lebam dan beberapa luka lecet di sekujur tubuh Kinara.
Bi Surti memiringkan tubuh Kinara bermaksud menyeka punggungnya dan kembali bi Surti memekik karna melihat luka lebam yang hampir menutupi seluruh punggung Kinara.
Belum lagi beberapa luka lama yang masih meninggalkan bekas membuat bi Surti merasa sesak napas membayangkan apa yang sudah dialami wanita di hadapannya
Lalu ketika bi Surti hendak menggulung rambut Kinara nampak darah yang sudah mengering lengket di rambutnya membuat aroma anyir tercium oleh bi Surti.
" Bu bidan sepertinya ada luka terbuka di kepalanya " bi Surti menatap bidan Dewi yang sedang mengoleskan salep di beberapa luka di tubuh Kinara
" Sebaiknya bangunkan suster Mila dan Suster Rina buat bantu saya, dan bi Surti tolong cuci rambutnya agar saya bisa mengobati luka di kepalanya !"
Titah bidan Dewi yang langsung dikerjakan oleh bi Surti.
Nampak bidan Dewi dan dua perawat sedang mengobati luka luka di tubuh dan kepala Kinara sedangkan bi Surti mencoba mencari pakaian Kinara untuk ganti.
Bidan Dewi melihat perut dan pa**da** Kinara yang menunjukan tanda tanda tertentu, bidan Dewi mulai meraba perut Kinara dan sedikit menekan nya.
Bidan Dewi terdiam lalu mengalihkan pandangan nya pada dua perawat yang sedang menatapnya bingung ..
" Kenapa Bu bidan ? " tanya suster Rina..
" Sus nanti setelah pasien bangun tolong tes air seni nya ya, ada kemungkinan pasien sedang hamil " jawab bidan Dewi.
" Baik Bu " jawab kedua perawat.
Bidan Dewi menatap Kinara yang masih terbaring dengan mata terpejam, ditatap nya wajah Kinara sambil membayangkan apa yang sudah di alami oleh perempuan di depan nya itu,
Apa kesalahan nya hingga dia harus diperlakukan seperti ini ?siapa yang melakukan nya ? apakah ada berusaha menolong nya ? bagaimana dia bisa melepaskan diri hingga sampai disini ? begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikiran bidan Dewi.
Mungkin setelah dia sadar dia mau menceritakan kejadian yang menimpanya
gumam Bu Dewi dalam hati.
biasax klo baca novel, gk smp selesai, soalx kdang udah bisa mengira endingx gmn.
ini mah bikin penasaran, kadang bikin bingung.
hahaha,,
it's oke gpp.
sehat selalu thor. 🤗