NovelToon NovelToon
Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Teen / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: NdahDhani

Apa jadinya jika dua orang sahabat memiliki perasaan yang sama, tapi sama-sama memilih untuk memendam perasaan itu daripada harus mengorbankan persahabatan mereka? Itulah yang saat ini dirasakan oleh dua orang sahabat, Bulan dan Bintang.

Bulan, sahabat sejak kecil seorang Bintang, menyukai pemuda itu sejak lama tapi perasaan itu tak pernah terungkap. Sementara Bintang, baru menyadari perasaannya terhadap gadis cantik itu setelah dirinya mengalami kecelakaan.

Keduanya terjebak dalam perasaan yang tak terungkap. Mereka tidak tahu harus melakukan apa. Keduanya hanya tahu bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. Tapi, akankah persahabatan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih?

---------------------------------------------------------------------------

"Lo keras kepala banget! Lo gak tau apa gue khawatir, gue sayang sama lo." gumam gadis itu lirih, bahkan hampir tak terdengar.

"Lo ngomong apa tadi?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NdahDhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Rencana baru Bintang

"Bintang, ayo makan. Jangan segan-segan, anggap saja seperti rumah sendiri." Ujar ibu Bulan penuh perhatian.

"I-iya Tante," ujar Bintang yang merasa tidak enak.

Malam ini, Bintang sudah merasa jauh lebih baik setelah meminum obat yang diberikan oleh dokter. Saat ini, Bintang berada di ruang makan keluarga Bulan untuk menikmati makan malam bersama.

Bintang sebenarnya merasa sangat tidak nyaman berada di meja makan itu, bukan karena canggung tapi karena ia merasa tidak enak karena terus-menerus merepotkan keluarga Bulan.

Mau tidak mau, Bintang terpaksa ikut makan malam bersama, karena menolak pun keluarga Bulan tetap bersikeras untuk memaksanya ikut makan malam bersama.

Bintang menikmati makanan itu, tapi sangat lambat sesekali terhenti sembari menoleh ke arah mereka. Ia mulai berpikir bahwa ia harus membantu mereka, tapi Bintang tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Bintang, lo kenapa? Masih pusing ya?" Tanya Bulan yang ternyata memperhatikan gerak-gerik Bintang.

"Enggak papa, gue udah enakan kok." Ujar Bintang langsung berkilah.

"Jangan ragu untuk bercerita tentang apapun Bintang. Kami tau kamu masih sangat terpuruk saat ini. Kalau kamu butuh apa-apa bilang aja, Insya Allah om dan keluarga bisa bantu kamu sebisa yang kami lakukan." Ujar ayah Bulan yang ikut bergabung dalam percakapan.

Mendengar perkataan ayah Bulan, Bintang langsung merasa haru. Ayah dari sahabatnya jauh lebih peduli terhadap dirinya daripada ayah kandungnya sendiri. Karena hal itu juga yang membuat Bintang merasa perlu untuk membalas budi dari kebaikan hati mereka, tapi Bintang belum tahu harus melakukan apa.

"Iya dek, yang tabah ya... Insya Allah ada hikmah dibalik semua ini." Ujar Aksa yang langsung menimpali.

"Iya Bintang, jangan ragu-ragu untuk bercerita apapun. Lo selalu welcome di sini." Ujar Bulan dengan seutas senyum sambil menepuk punggung tangan Bintang sekilas.

Bintang mengangguk singkat dengan seutas senyum tipis, matanya pun ia edarkan ke arah Bulan dan keluarganya. Ia benar-benar merasa haru dan penuh rasa syukur, karena dikelilingi dengan orang-orang yang begitu baik terhadap dirinya.

"Terima kasih semuanya karena udah baik banget sama Bintang." Ujar Bintang penuh terima kasih.

Bulan dan keluarganya mengangguk singkat dan saling melontarkan senyum. Senyum tulus dari mereka membuat hati Bintang terasa sangat terenyuh, hal ini juga yang membuat Bintang mulai memandang keadaan dari sudut pandang yang berbeda.

"Sama-sama Bintang. Ayo dilanjutkan makannya, entar keburu dingin." Ujar ibu Bulan mewakili pembicaraan.

"Iya Tante," ujar Bintang yang kembali menikmati makanannya.

Bulan dan keluarganya juga kembali menikmati makanan mereka, diiringi dengan perbincangan ringan yang membuat suasana menjadi lebih nyaman bagi Bintang. Bintang pun memantapkan hatinya untuk melakukan sesuatu agar tidak terus-menerus merepotkan Bulan dan keluarganya.

"Gue tau apa yang harus gue lakukan. Sorry Bulan, gue udah banyak banget repotin lo dan keluarga lo," batin Bintang sambil melirik Bulan yang duduk di seberangnya.

...✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧...

Bulan sedang menyeterika pakaian sekolahnya setelah selesai makan malam tadi. Ia menyeterika satu setel seragam sekolahnya yang akan ia kenakan untuk esok.

Bulan menyeterika dengan hati-hati, memastikan bahwa pakaiannya rapi untuk sekolahnya besok. Setelah selesai, Bulan meletakkan seragamnya itu ke dalam lemarinya. Lalu ia mengambil ponselnya dan memainkan benda pipih itu.

Ting!

Baru saja ia membuka ponselnya, tiba-tiba saja ada sebuah notifikasi masuk di atas layarnya. Karena penasaran, Bulan pun langsung membukanya.

"Bulan, ekskul buat Sabtu besok di undur lagi beberapa hari kedepan. Karena Pak Suryo lagi di luar kota buat rujuk anaknya di rumah sakit. Gue dapat infonya dari beliau tadi."

Bulan membaca pesan itu yang ternyata dari Alvian. Bulan pun langsung mengetikkan balasan untuk temannya itu.

"Oh, thanks buat infonya. Kenapa Pak Suryo gak ngabarin lewat grup aja?" Balas Bulan.

"Katanya sih hp Pak Suryo yang lama hilang. Semua nomor dan grup ada di hp itu, jadinya beliau ngabarin nya lewat gue karena cuma nomor gue yang ada di buku catatannya." Jelas Alvian lewat pesan.

Bulan menganggukkan kepalanya, memahami arah pembicaraan Alvian. Pantas saja jika grup taekwondo nya sepi akhir-akhir ini, ternyata ponsel pembimbing mereka hilang.

"Kasihan Pak Suryo. Pantes aja semua info dari lo, ternyata hp beliau hilang. Btw, lo kenapa gak sekolah tadi?" Balas Bulan penasaran.

"Ya gitulah. Nanti gue bakal kirim infonya ke grup, biar yang lain tau. Btw kalo soal itu karena kakak gue wisuda, jadinya gue berhalangan hadir." Balas Alvian tak selang lama.

"Oh okelah, selamat ya buat kakak lo. Sekali lagi thanks ya buat infonya," balas Bulan lalu mematikan ponselnya tanpa menunggu balasan dari Alvian.

Bulan duduk di tepi tempat tidurnya, matanya masih tertuju pada ponsel yang digenggamnya. Ia mulai merasa suntuk setelah tidak memiliki kegiatan.

Bulan pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamar Bintang, penasaran dengan apa yang sedang dilakukan sahabatnya itu. Ia pun melangkahkan kakinya menuju ke kamar Bintang, karena ia tahu bahwa Bintang tidak mungkin tidur di waktu secepat ini.

Saat tiba di depan kamar Bintang, Bulan merasa heran karena pintu kamar itu terbuka. Tidak biasanya Bintang membiarkan pintu kamarnya terbuka, jelas saja membuat pikiran Bulan melayang kemana-mana. Ia takut bahwa Bintang akan kabur dari rumah itu.

"Bintang?" Ujar Bulan yang langsung memasuki kamar itu.

"Hmm," sahut Bintang yang duduk di depan jendela.

Bulan menarik nafas lega, ia berpikir Bintang pergi dari rumahnya. Tapi ternyata dugaannya salah, Bintang ada di dalam kamarnya dan terlihat seperti sedang memandangi sesuatu di tangannya. Bulan pun akhirnya berjalan mendekat, penasaran dengan apa yang difokuskan sahabatnya itu.

"Lo lagi ngapain? Serius banget kayaknya." Ujar Bulan yang kini berdiri tepat di samping Bintang.

"Oh, gak ngapa-ngapain sih. Cuma gue kepikiran buat ngelakuin sesuatu aja." Ujar Bintang yang kini akhirnya menoleh ke arah sahabatnya itu.

"Sesuatu apa?" Tanya Bulan semakin penasaran.

"Gue pengen belajar mandiri, setidaknya bisa ngurangin beban keluarga lo buat gue," jelas Bintang dengan seutas senyum tipis.

Bulan merasa bingung dengan perkataan Bintang, ia tidak mengerti maksud dari sahabatnya itu. Terlebih kata-kata yang dilontarkan oleh Bintang terdengar begitu sangat serius.

"Mandiri? Maksud lo gimana?" Tanya Bulan serius.

"Ya, gue pengen menghasilkan sesuatu gitu untuk memenuhi kebutuhan gue sendiri, setidaknya bisa bantu keluarga lo juga." Jelas Bintang dengan nada yang tak kalah seriusnya.

"Jadi maksud lo, pengen memulai usaha gitu?" Ujar Bulan yang mulai paham akan arah pembicaraan Bintang.

"Exactly! Itu maksud gue," ujar Bintang sembari memetikkan jarinya.

Bulan mengangguk perlahan, merasa kagum dengan pemikiran Bintang. Ia tidak menyangka bahwa Bintang bisa berpikiran seperti itu.

"Gue bisa bantu lo kalo lo mau. Btw, lo mau mulai usaha apa?" Tanya Bulan yang terdengar mendukung.

"Nah itu yang belum tau. Masih bingung gue." Ujar Bintang sembari memandangi kartu kredit di tangannya. "Ni kartu bisa bantu gue sebenarnya, tapi gue bingung mau ngelakuin apa."

Mata Bulan juga tertuju pada benda kecil di tangan sahabatnya itu. Padahal kehidupan Bintang sudah sangat mampu dalam keadaan ekonomi, tapi karena konflik keluarganya membuat Bintang menjadi seperti ini.

"Itu black card dari Papa?" Tanya Bulan dengan hati-hati.

"Cih, boro-boro ini dari Papa, sepeserpun gak pernah gue pake uang dia." Ujar Bintang menekankan setiap kata yang ia lontarkan.

Bulan terkejut dengan penuturan Bintang, ia tidak menyangka bahwa Bintang tidak pernah menggunakan uang dari ayahnya. Lantas, dari mana Bintang mendapatkan semua itu?

"Kartu ini pemberian dari opa semenjak gue kekurangan kasih sayang dari kedua orang tua gue. Gue begitu dimanja sama opa, bahkan motor itu pun opa yang beli buat gue. Tapi gue gak bisa pulang ke rumah opa, karena mereka tinggal di luar kota. Kota lama gue dulu sebelum gue pindah ke sini." Jelas Bintang yang seakan paham kebingungan tak terucap dari Bulan.

Bulan terdiam tanpa kata, ia merasa kasihan dengan Bintang. Ia sama sekali tidak tahu hal ini karena Bintang tidak pernah menceritakannya pada dirinya. Bulan pun meletakkan tangannya di atas pundak Bintang, menunjukkan persahabatannya untuk Bintang.

"Gue sama sekali gak tau tentang hal ini. Gue bakal bantu lo, sebisa yang gue lakukan." Ujar Bulan pada akhirnya.

Bintang tersenyum sedikit, ia pun langsung menoleh ke arah Bulan. Ia merasa senang karena memiliki sahabat setulus Bulan.

"Thanks," ujar Bintang singkat yang hanya diangguki oleh Bulan.

Keduanya menjadi hening tanpa kata, hanya menikmati kebersamaan masing-masing. Mereka saling membutuhkan satu sama lain, juga saling menguatkan jika salah satu dari mereka sedang merasa terpuruk.

Bulan dan Bintang memandangi keindahan malam dari kamar itu. Bintang-bintang berkilauan di atas langit dengan rembulan yang juga memancarkan cahaya peraknya, membuat suasana menjadi lebih santai.

"Gue masih bingung sih, apa ya usaha yang cocok buat keadaan gue saat ini?" Ujar Bintang setelah hening beberapa lama.

"Pikirkan aja dulu baik-baik, apapun keputusan lo gue bakal dukung dan bantu lo," ujar Bulan sambil menoleh ke arah sahabatnya itu.

"Ya, mungkin lo bener. Gue harus memikirkan matang-matang dulu sebelum memulai. Sekali lagi thanks ya, dukungan lo bener-bener berarti buat gue." Ujar Bintang yang menoleh ke arah Bulan juga.

"Your welcome. Ya udah gue ke kamar dulu ya, lo juga butuh istirahat. Lagian lo masih demam kan?" Ujar Bulan yang bersiap untuk beranjak.

"Ya, sedikit." Ujar Bintang singkat.

Tanpa kata lagi, Bulan pun langsung beranjak pergi meninggalkan Bintang di belakang. Ia juga mulai merasa kantuk dan membutuhkan tidur untuk mengisi kembali tenaganya.

Bintang memandangi Bulan sampai Bulan menghilang dari pandangan. Ia tersenyum sedikit karena dukungan Bulan begitu berarti baginya. Bintang mulai merasa nyaman ketika Bulan ada di sisinya, tapi ia tidak bisa menjelaskan apa itu.

Bintang masih terdiam di tempat, ia masih memikirkan matang-matang tentang rencana yang ia ingin lakukan. Ia menatap jauh ke kejauhan, seakan sedang mencari ide dan inspirasi yang mungkin saja terlintas di dalam benaknya.

^^^Bersambung...^^^

1
JJ Official
Kapan Up kak?
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
kapok di ingetin yg bner ma bulan ngeyel mereka. temen toxic
kalea rizuky
aneh ngeluh doank bisanya lu aja naik. motor kayak punya nyawa dobel. giliran lumpuh sok nyalahin Tuhan dih laki kok. GOblok amat
kalea rizuky
buat bulan tegas thor dia kn suka taekwondo biasanya cwek yg suka. olahraga g menye menye cengeng.. ini bulan malah cengeng
ndah_rmdhani0510: Oh iya... Makasih ya kak buat sarannya
total 1 replies
kalea rizuky
g salah rev. klo. g di bles ya mundur alon alon
kalea rizuky
g tau diri emank si bintang uda biarin aja bulan dia mau di siksa ortunya mau balapan cuekin aja
JJ Official
Hai Kak, Saya Sudah membaca Novel Kaka dari Bab 1 - 7 dan saat saya baca novel Kaka, Saya sedikit Kebingungan, sebenarnya Konflik Apa yang sebenarnya Dihadapi Oleh bintang sehingga dia menjadi anak yang nakal dan acuh tak acuh? dan apa pekerjaan Orang Tua Bulan sehingga dia bisa tinggal di keluarga yang Tidak Terlalu Kaya dan tidak terlalu Miskin? dari Bab 1 Bintang dan Bulan Tampaknya sudah Kenal, tidak dijelaskan bahwa mereka ketemu dimana? kenalan dimana? dan suka ngobrolin apa? begitu ya kak. itu saja kritik dari saya semoga Kaka bisa Up Episode 8 Dengan Alur yang Lurus ya kak 😊
ndah_rmdhani0510: Sudah di revisi, semoga suka ya sama ceritanya... Happy reading 🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!