"Selamanya kau hanya akan menjadi wanita penghangat ranjangku, Anna! Segera setelah kau melahirkan anak untukku, aku akan langsung menceraikan mu." Alexander.
"Aku tidak pernah menjebak mu Tuan, kumohon jangan memperlakukan aku seperti wanita murahan." Anna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Episode 24
***
Anna menahan nafasnya, dia mencengkram tangannya dan menunduk, hatinya masih terasa ngilu karena mengingat bagaimana Alexander tidak menolongnya ketika dia dicengkeram lelaki mengerikan itu.
"Ho?"
"Kenapa kau tidak menjawab ku Anna?"
Bisik Alexander membuat Anna sampai menggigit bibir bawahnya sendiri karena sakit hati.
Tapi jauh dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia tahu dia tidak memiliki hak untuk marah, dia bukan siapa-siapa bagi Alexander, dia tidak berharga dan tidak bernilai baginya.
"Anna! Apa kau mengira bisa mengabaikan aku?!"
Geram Alexander tidak suka diabaikan, dia jadi kesal pagi itu dan merasa Anna tidak berhak marah padanya.
"Haaahh!" Anna menghela nafasnya panjang, mencengkram tangannya lebih erat kemudian dengan perlahan-lahan dia mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Alexander.
"DEG!"
Sesaat jantung Alexander berdegup sangat kencang, matanya melebar dan h a s r a t menggebu-gebu terbakar dalam dadanya.
Mata bulat Anna sangat indah, berwarna hazel dan terlihat seperti permata paling indah ketika matahari pagi sedikit menyinarinya.
Waktu seolah berjalan lambat, Alexander lupa dengan apa yang hendak ia katakan, dia sepenuhnya terpesona pada istrinya sendiri.
"Maaf Tuan karena tidak menjawab Tuan, aku sudah baik-baik saja ..."
"Dan maaf juga karena telah lancang berbaring di atas ranjang mu."
Anna yang masih sedikit pusing, dengan tubuh yang terasa ngilu juga wajahnya yang masih pucat, Anna berusaha keras untuk bangkit dari atas ranjang.
Dia tidak ingin kena marah suaminya karena berani berbaring di atas ranjang mewah ini.
Tapi ketika Anna hendak turun dari ranjang ...
"SRAK!"
Alexander yang tidak mengerti dengan dirinya sendiri akhir-akhir ini menarik tangan Anna dan mendorong nya sampai jatuh ke atas ranjang.
"Ahhhh!" Anna sampai berteriak kecil, ketika kedua tangannya di cengkeram dan ditarik ke atas kepalanya.
"Haaah!"
Nafas keduanya terasa berat dan panas, Anna ketakutan dan panik sedangkan Alexander dikuasi h a s r a t tubuhnya yang sangat hebat.
Matanya terlihat tajam, dan dia sepenuhnya naik keatas ke atas ranjang, sepenuhnya menindih tubuh istrinya yang masih kesakitan itu.
Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir Alexander, hanya tatapan intens dan nafas yang berat dan panas.
"Tu ... tuan apa yang kau lakukan?"
Anna mencoba mendorong Alexander, mencoba memberontak untuk melepaskan dirinya sendiri.
Ekspresi takut dan khawatir nya membuat Alexander menyeringai kecil.
"Heh, masih berpura-pura menolak rupanya."
"Oh Anna, aku tahu kau sangat licik, kau bertahan di sisiku walau kau kesakitan dan nampak sangat menderita tentu saja karena kau memiliki rencana bukan?"
"Kau ingin uang dan posisi Nyonya Graham, kau ingin kekuasaan, kenapa?"
"Apa karena kau muak hidup sebagai pelayan, karena itulah kau menjual dan mengorbankan tubuh mu kepadaku?"
Bisik Alexander lagi-lagi menyakiti Anna dengan kata-katanya yang menusuk, Anna sampai terdiam sesaat.
Matanya yang bulat dan sangat indah, selalu terlihat menyimpan luka yang dalam menoleh ke arah mata Alexander yang selalu terlihat tajam dan menusuk.
"Tuan, aku tidak tahu kenapa Tuan selalu menghina ku, aku tahu aku tidak berhak ada di sisimu tapi aku tidak pernah mengincar uang ataupun posisi istri di sisimu."
"Jadi tolong, lepaskan aku ..."
"Tubuhku masih sangat sakit."
Anna berbicara dengan nada yang gemetaran, dia menahan air matanya karena tubuhnya yang terasa ngilu dan hatinya yang kembali di sakit oleh lelaki ini.
"PEMBOHONG!"
"Kalau kau tidak menginginkan uang, kau tidak akan mengambil cek kosong yang aku berikan dan menggunakan nya dengan mudah!"
"Kalau kau tidak menginginkan posisi istriku, kau tentunya akan menolak permintaan Kakek ku, juga kau tentu nya akan mendatangani perjanjian perceraian itu!"
"Tapi kau tidak melakukan satupun dari hal yang aku sebutkan, itu semua sudah cukup menjadi alasan jika kau memang merencanakan semua ini!"
Geram Alexander mencengkeram tangan istrinya lebih kuat, semua ucapan itu membuat Anna terdiam.
Air matanya mengalir tanpa bisa ia tahan lagi, dia tidak bisa menjawab kalau dia menggunakan cek kosong untuk membuat pengobatan Ayahnya.
Dia juga tidak bisa menjawab jika dia tidak mendatangani berkas perceraian karena Kakek Arthur meminta tolong padanya untuk bertahan di sisi Alexander dengan imbalan pengobatan Ayahnya sampai sembuh.
Dia sungguh tidak memiliki rencana licik.
"Kalau aku mengatakan itu tidak benar Tuan juga tidak akan mempercayai aku, Tuan akan terus menghina ku dan menyakitiku."
"Jadi aku menyerah Tuan, lakukan saja apa yang ingin Tuan lakukan."
"Katakan saja semua kata menyakitkan itu dan sakiti aku sebisa mu, karena Tuan yakin aku pantas mendapatkan itu semua kan?"
"Jadi ..." Sambil menangis, Anna tersenyum pahit menatap suaminya yang sangat kejam ini.
"Lakukan saja, aku tidak akan pernah membantah ataupun melawan, jika Tuan ingin aku menjadi mainan maka perlakuan lah sesuai dengan keinginan mu."
"Aku tidak akan pernah membantah ..."
Suara yang pelan, bergetar dan penuh kepasrahan.
Anna akan bertahan dengan semua luka ini sampai Ayahnya sembuh, ketika Ayahnya bangun dan sembuh dia akan pergi dari sisi Alexander.
"DEG!"
Mendengar suara putus asa dan bergetar dari Anna membuat dada Alexander terasa sakiti lagi, perasaan sakit yang ia rasakan ini lebih sakit dari saat pertama kali melihat Anna memohon di hadapannya ketika di rumah Kakeknya.
'Perasaan sakit ini lagi! Perasaan apa yang aku rasakan ini, menyebalkan sekali!'
'Aku tidak suka! Aku tidak nyaman merasakan sakit seperti ini!'
Geram Alexander menjadi sangat marah, tangannya mencengkram sampai pergelangan tangan Anna sedikit membiru, tapi Anna sama sekali tidak merintih kesakitan lagi.
Dia hanya menatap dengan nanar, penuh kepasrahan yang terlihat sangat menyakitkan baginya.
"Heh, baiklah Anna!"
"Kau yang menginginkan nya, aku akan menjadikan mu mainan milikku! Sampai aku bosan dan mencampakkan mu!"
"Aku sudah membencimu sejak awal, membenci mu karena dengan lancang masuk ke kamar ku dan menjebakku!"
"Mulai dari sekarang, setiap air matamu akan menjadi kebahagiaan bagiku, aku ingin kau selalu menangis karena aku!"
"Air mata ini hanya boleh mengalir karena aku seorang!"
Geram Alexander telah kehilangan akal sehatnya, dia mencengkeram kedua tangan Anna dengan satu tangan dan satu tangannya lagi merobek baju tidur Anna sampai semua kancingnya terlepas.
Saat itu Anna langsung menjemput matanya, dia tidak ingin melihat suaminya, tapi sebelum dia memejamkan matanya Anna bisa melihat sekilas betapa tajam dan penuh amarahnya mata suaminya ini.
'Tidak apa-apa Anna, tidak apa-apa!'
'Semuanya akan baik-baik saja, kau sudah diberikan kesempatan untuk hidup jadi bertahanlah sedikit lagi!'
'Tahanlah semua rasa sakit ini, hanya sampai Ayah bangun.'
Anna mengatupkan bibirnya, menahan semua rasa sakit dan pahit di dadanya, dia tidak mengeluarkan suara sedikitpun karena dia sudah berjanji tidak akan pernah membantah dan akan menjadi mainan suaminya.
Anna tahu siapa dirinya, hanya seorang pelayan rendahan di mata Alexander, dia juga sudah menggunakan uang Alexander untuk membuat pengobatan Ayahnya, jadi Anna juga sadar jika posisinya sangat berat karena uang itu.
***
Bersambung ...
Alex mbo y ngomong ny baik2 dong , jan seperti itu ,jelas Anna ketakutan karna ngomong kamu selalu membentak gda lembut2 ny 🤪