NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Sesuai dugaan Larson, kita menemukan lorong rahasia," ujar salah satu anggota kelompok Larson, "kita harus segera mengabarkan hal ini pada Larson dan Cortez secepatnya. Lorong itu terlihat dibangun dengan sempurna. Kemungkinan besar lorong akan mengarah ke sebuah tempat yang berhubungan dengan orang-orang itu."

Dua orang pria segera bergerak menjauh dari lorong, sedang empat pria lain masih berada di dekat lubang yang mengarah pada lorong.

"Ada kemungkinan jika lorong ini memiliki jebakan dan pengamanan yang sangat ketat. Kita tidak bisa memasukinya tanpa persiapan," ucap anggota yang lain seraya membuka sebuah tas. Ia mengarahkan sebuah tikus mainan yang sudah dilengkapi dengan kamera. "Benda ini akan membantu kita mengecek keadaan lorong."

Dua mainan tikus bergerak ke sisi kanan dan kiri lorong di mana bagian belakangnya tersambung dengan tali yang terpasang di tangan dua orang pria. Hal ini untuk mengantisipasi jika sinyal mendadak hilang.

Keempat pria itu menunggu dengan sabar, bersiaga dengan berbagai kemungkinan. Layar menunjukkan keadaan lorong.

"Kedua tikus itu sudah menempuh jarak empat ratus meter dan masih terus bergerak. Sayangnya, sinyal menghilang ketika mencapai jarak tiga ratus meter. Akan tetapi, kita bisa mengetahui keadaan lorong melalui rekaman video. Hingga sejauh ini, tidak terjadi apapun," ujar pria itu seraya mengamati tali yang terus bergerak di tangannya. "Dua orang dari kita akan bergerak hingga ke jarak lima ratus meter ke arah kanan dan kiri mengikuti mainan tikus itu. Sisanya akan tetap berada di sini untuk menunggu bantuan datang."

Dua orang pria bersiap memasuki lorong.

"Berikan tanda di sepanjang jalan dan pastikan tidak ada CCTV di lorong. Berhati-hatilah karena lorong mungkin saja memiliki jebakan."

"Kami mengerti." Dua orang anggota memasuki lorong, bergerak ke sisi kanan dan kiri dengan penuh kewaspadaan. Mereka memberi tanda di sepanjang jalan. Beberapa rerumputan liar tampak merambat di dinding dan lantai.

Di saat yang sama, dua orang anggota yang bertugas untuk memberikan kabar berhasil tiba di tempat pertemuan. Mereka bergegas menuju tenda.

"Kami menemukan lorong rahasia di balik gua yang kami telusuri. Anggota kami masih bertahan di sana dan sedang mempelajari keadaan lorong," ujar salah satu dari dua pria itu.

Larson dan Cortez segera mendekat, menatap satu sama lain.

Tiga pria lain memasuki gua dalam waktu nyaris bersamaan.

Mereka juga mengabarkan mengenai penemuan lorong rahasia di tiga gua yang berbeda.

"Kerahkan masing-masing satu kelompok untuk meneliti lorong dan pastikan tidak ada korban dari pihak kita. Lorong itu kemungkinan akan menjadi jalan kita menuju lokasi orang-orang itu," ujar Cortez.

Empat kelompok yang masing-masing terdiri dari enam pria bergegas pergi ke tempat lokasi gua. Mereka saling bahu membahu meneliti keadaan gua.

"Bagaimana dengan drone kita?" tanya Larson, "apa musuh berhasil mendeteksinya?"

"Musuh belum menunjukkan pergerakan apapun hingga saat ini," jawab salah satu anggota yang berkutat dengan laptop, "sejauh ini tidak ada keanehan apa pun dengan hutan."

"Musuh tampaknya sengaja tidak menunjukkan pergerakan apapun agar kita berpikir untuk melakukan serangan. Kita tidak boleh terpancing dengan hal itu. Sebagai gantinya, kita harus bersiaga penuh karena musuh bisa saja sudah menyiapkan rencana untuk menyerang kita di tempat ini," kata Larson seraya mengepalkan tangan erat-erat, mengabaikan tatapan Robbins yang berada di luar tenda.

Cortez mengamati Larson lekat-lekat. Ia semakin bimbang antara percaya dan tidak percaya pada pria itu. "Perketat keamanan dan persiapkan semuanya dengan sebaik mungkin."

Larson menghembus napas panjang, menatap celah tenda yang terbuka di mana Robbins terlihat di sana. "Apa yang sedang kau pikirkan, brengsek? Jika benar musuh berkaitan dengan Alexander, maka aku sedang berada dalam ujian sekarang, dan kau tengah bersiap untuk menghabisiku jika aku mendapatkan tindakan yang salah," gumamnya.

"Larson, apa yang terjadi?" Cortez bertanya, mengamati celah tenda.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan rencana lain jika rencana kita gagal dan musuh tiba-tiba menyerang."

"Kita memiliki cukup banyak anggota hebat, termasuk bawahanmu yang dikatakan hebat oleh orang-orang. Jika terjadi pertarungan dan kita tersudut, kita masih bisa melarikan diri. Kemungkinan kita untuk menang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan saat Tyson menjalankan misi ini. Meski terkesan lambat, tapi kita sudah melakukan kemajuan."

"Apa pun bisa terjadi saat pertarungan. Aku belajar banyak hal dari kejadian Alexander saat itu. Dia bergerak sangat senyap dan langsung menghajarku tanpa ampun dengan cara yang tidak disangka-sangka. Aku berhasil selamat karena... bawahannya lengah."

"Kau benar." Cortez melirik Larson.

Dari arah hutan, kelompok Xander dan beberapa anggota keluarga Hillborn bersiap untuk menyerang. Robbins menjauh dari tenda, mengawasi keadaan hutan. Hanya dalam waktu beberapa menit lagi, pertarungan akan dimulai.

Suara burung tiba-tiba terdengar bersahutan dari beberapa titik hutan. Larson, Cortez, dan pasukan segera mengenali tanda tersebut.

"Musuh mulai bergerak dan terlihat," ucap Cortez seraya menarik pistol dari saku celana. "Bersiaga penuh."

Larson berdecak, berlari ke luar tenda, menatap Robbins yang juga bersiaga layaknya anggota pasukan yang lain.

Sebuah ledakan tiba-tiba terdengar dari arah hutan. Tanda bahaya segera terdengar di mana-mana. Ketika seseorang mengarahkan tembakan ke arah Larson, Robbins dengan segera menarik Larson ke samping.

"Brengsek!" Larson berdecak di saat tubuhnya berguling-guling.

"Larson," panggil Cortez seraya mulai menjauh dari tenda.

Sekitar dua puluh orang pria bertopeng hitam tiba-tiba muncul dari dalam hutan, bergerak sangat cepat menuju kerumunan.

"Serang!" teriak Cortez seraya melesatkan tembakan.

Adu tembakan seketika terjadi. Beberapa anggota pasukan Larson terkena tembakan hingga bertumbangan. Tak lama setelahnya, terjadi pertarungan satu lawan satu bersamaan dengan kelompok Xander dan anggota keluarga Hillborn.

Robbins bergegas maju, berpura-pura melawan bawahannya sendiri. Ia mengirimkan pesan ketika berhadapan.

Beberapa anggota pasukan Xander segera mengincar Larson, tetapi Robbins berpura-pura untuk melindunginya.

"Sialan," gumam Cortez di saat menghadapi musuh yang terus berdatangan. Ia menendang lawan sekuat mungkin, bergerak mundur seraya melesatkan tembakan ke atas.

Cortez dengan cepat berguling ke samping ketika sebuah tembakan melesat ke arahnya. Ketika lawan akan menyerangnya kembali, Larson melesatkan tembakan dari jauh.

"Pergilah, Cortez. Aku akan menahan mereka," ujar Larson seraya terus mundur ketika tiga musuh menyerangnya dari depan.

Cortez berdecak, mengamati keadaan dengan cepat. Ia melihat beberapa anggotanya sudah terkapar di tanah. "Brengsek! Mereka sangat cepat dan kuat. Kemampuan mereka berada di atas pasukanku dan Larson, kecuali dua orang bawahan Larson yang mampu menahan mereka."

Cortez mendengus kesal, melesatkan tembakan demi tembakan. Sayangnya, musuh bisa menghindari semua serangannya. Ia membulatkan mata ketika melihat seorang musuh berlari ke arahnya dengan sebuah pisau.

Larson mendorong Cortez ke samping, meringis ketika pisau menggores lengannya. "Pergilah dan kabarkan pada Tuan Rebel mengenai keadaan kita sekarang. Kita membutuhkan bantuannya untuk menangani orang-orang ini. Kita tidak akan bisa menghadapi mereka.”

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!