 
                            Keputusannya untuk mengubah nasib di kota lain, justru membuat Kamal harus menghadapi kisah hidup yang tidak biasa.
Pesona anak muda 22 tahun itu, membuatnya terjebak dalam asmara tak biasa. Kamal tidak menyangka kalau dia akan terlibat hubungan dengan wanita yang telah bersuami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ungkapan Hati
Ketika waktu menunjukan pukul dua siang, Kamal berangkat mengikuti saudara Fika yang menyebut dirinya bernama Rudi. Hari ini anak muda itu diminta membantu Rudi untuk berjualan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit, Kamal pun sampai di tempat tujuan dan kedatangannya di sambut hangat oleh istri saudaranya Fika tersebut.
Tanpa banyak basa-basi, Kamal langsung ikut turun tangan dalam menyiapkan segala hal yang berhubungan dngan jualan martabak termasuk membantu membuat adonan.
Kamal terbilang cukup terampil, karena hanya kurang dari tiga bulan, anak muda itu sudah bisa membuat adonan martabak telur hingga cara mengolahnya saat berjualan nanti.
Semua pekerjaan pun diwarnai pembicaraan ringan agar pekerjaan tidak terlalu berat dsn mereka terlihat semakin akrab. Karena lokasi jualannya tidak jauh dari rumah Rudi, jadi mereka lebih mudah dalam menyiapkan segalanya.
Fika yang mengatahui Kamal berada di tempat saudaranya, sudah pasti langsung menghampiri. Namun, di depan saudaranya Fika, kedua orang itu terpaksa harus bersandiwara kalau mereka hanya mengenal dalam batasan biasa saja meski mereka sudah janjian untuk bersama setelah Kamal selesai membantu Rudi.
Di saat ada waktu luang, Kamal menggunakan waktu itu untuk membalas. Selain berkata jujur, Kamal juga terpaksa berbohong kala dia membalas pesan dari dua wanita lainnya.
Karena keadaan inilah, sempat terlintas dalam pikiran Kamal kalau apa yang dia jalani saat ini seperi sedang menjalani cinta rahasia dan perselingkuhan.
"Kamu kalau mau pulang dulu, nggak apa-apa, Mal," ucap Rudi ketika waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam.
"Pulang, Mas? tanya Kamal agak kaget. "ini kan baru jam sepuluh?" ucapnya lagi.
"Ya nggak apa-apa," balas Rudi dengan entengnya. "Lagian kan, kamu di sini sejak jam dua tadi. Pulangnya juga cukup jauh kan? Nggak apa-apa kalau kamu mau pulang."
"Aduh, tapi, Mas," Kamal sontak merasa tak enak hati.
"Nggak apa-apa, Kamal," ucap Rudi penuh kesadaran. "Nih, buat bensin," pria itu mengodorkan selembar uang lima puluh ribu.
"Ya udah deh, Mas, makasih," jawab Kamal terpaksa menyanggupi. "Besok, aku ke sini lagi nggak?"
"Besok aku kabari," jawab Rudi. "Lumayan, wajah kamu,bisa digunakan untuk menarik banyak pembeli menarik banyak pembeli."
Seketika Kamal tersenyum lebar. Setelah merasa cukup basa-basinya, anak muda itu pun memutuskan untuk pamit.
Namun, bukannya langsung pulang menuju ke arah tempat tinggalnya, Kamal justru melajukan motornya ke arah rumah istri orang yang sedang menunggu kedatangannya.
Sebelumnya kamal dan Fika memang sudah janjian untuk ketemu, dan menit ini Kamal akan memenuhi janji itu.
Ternyata benar, daerah tempat tinggal Fika memang cukup sepi. Bahkan saat Kamal masuk ke dalam gerbang rumah Fika, tidak akan ada yang tahu karena jarak dari rumah tetangga tidak terlau dekat dan kebanyakan rumah di sana, di kelilingi tembok yang tinggi.
"Akhirnya idamanku datang juga," ucap Fika begitu Kamal datang dan baru saja turun dari motor. "Gimana, Sayang? Capek jualannya?"
Senyum Kamal langsung terkembang dan senyuman itu yang membuat para wanita termasuk istri orang, terhipnotis oleh pesona yang dimiliki Kamal. "Lumayan, Mbak," jawab Kamal santai.
Fika pun langsung memeluk pemuda itu dan memberi kecupan, membuat Kamal agak tertegun tapi dia tidak mampu untuk menolak perlakuan hangat dari wanita itu.
"Kamu mau dibuatkan apa? Teh, kopi apa kopi susu?" tawar Fika sambil bergelayut manja pada lengan Kamal.
"Kopi susu aja deh, Mbak," ucap Kamal.
"Oke," jawab Fika antusias. "Kita duduk di depan tivi aja ya? Biar bisa bebas." Kamal pun setuju. Begitu masuk ke ruang tengah, Kamal duduk di atas sofa dan Fika langsung melangkah menuju dapur.
Namun saat Fika kembali menghampiri Kamal, anak muda itu dibuat heran dengan apa yang dibawa wanita itu.
"Aku kan pesannya kopi susu, Mbak, kok yang datang malah kopi doang?" protes kamal.
Namun reaksi yang ditunjukan Fika justru membuat Kamal mengerutkan kening, terus, beberapa detik berikutnya, Kamal dibuat terperangah dengan apa yang Fika lakukan.
"Susunya habis,diganti ini aja ya? Yang ini lebih enak kok," ucap Fika sambil membuka pakaian bagian depan dan menunjukan benda kembar yang menggantung indah di dadanya.
"Astaga! " Senyum kamal langsung melebar. Pemuda itu tak kuasa menolak ketika Fika mendekat dan menyodorkan dua benda kembar nan kenyal untuk Kamal nikmati.
"Mbak," ucap Kamal di sela sela menikmati benda kenyal milik Fika. "Aku boleh tanya nggak?"
"Tanya apa, Sayang?" balas Fika yang sudah dalam mode pasrah.
"Waktu Mbak Fika ngajak aku main di kamar kemarin, itu sebenarnya Mbak spontan ngajak atau memang sudah direncanakan?" tanya Kamal agak hati-hati.
Kening Fika seketika berkerut dan menatap anak muda yang sedang memijat benda kembar miliknya. Tak lama setelahnya, wanita itu malah tersenyum. "Menurutmu, itu sengaja aku lakukan atau gimana?"
Kamal langsung mencebikan bibirnya. "Kan aku yang tanya, Mbak? Kenapa Mbak Fika malah tanya balik?" protes anak muda itu membuat lawan bicaranya merasa gemas.
"Hahaha..." Fika terbahak sejenak. "Jujur aja sih, Mal, kalau ngajaknya si spontan. Cuma kalau membayangkan main sama kamu, aku udah sering melakukannya."
"Hah!" Kamal sontak terperangah. "Sudah sering? Bukankah kita baru saling kenal ya, Mbak? Kok bisa Mbak Fika bilang sudah sering membayangkan main sama aku?"
Fika kembali tersenyum. "Kita memang baru kenal dan baru dekat kemarin, tapi kan kamu tahu sendiri, aku sering belanja di tokonya Mbak Gita serta kadang iseng beli martabak di sana. Itu semua karena aku sudah tertarik sama kamu."
"Hah!" Kamal kembali dibuat syok. Anak muda itu mengakui kalau wanita bernama Fika memang beberpa kali main ke tempat tinggalnya. Dari sana juga, Kamal mengetahui kalau Fika kenal dekat dengan Mbak Gita serta keluarganya.
"Aku tuh sudah tertarik sama kamu, sejak lama kali, Mal," Fika kembali berkata jujur. "Kayanya sejak kamu baru kerja di rumah Mbak Gita satu minggu. soalnya aku ingat banget saat itu aku main ke tempat Mbak gita dan pertama kalinya melihat kamu, terus aku tanya-tanya Mbak Gita."
"Astaga!" Kamal sontak menggelengkan kepalanya, seakan tak percaya akan kejujuran wanita di hadapannya.
"Kenapa kamu tiba-tiba menyakan hal itu? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Fika menatap Kamal dengan tatapan penuh selidik.
"Nggak ada sih, Mbak," jawab Kamal agak berbohong. "Aku hanya penasaran, Mbak fika ngajakin aku main di kamar karena sekedar lagi pengin atau karena Mbak Fika suka sama aku."
"Tentu saja karena suka sama kamu," jawab Fika tegas."Kalau aku ngak suka sama kamu, ngapain aku sampai berani ngajakin kamu main di kamar. Udah kaya wanita murah meriah aja dong."
Kamal tertegun dan kali ini hatinya kembali dilanda dilema.
lanjut thor 🙏
Sepertinya tidak ada orang yang memiliki keinginan terjebak cinta yang mendalam terhadap istri orang lain. Selain menyiksa juga akan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menjadi orang ketiga dalam sebuah pernikahan seseorang yang terlibat dalam perselingkuhan.
Hubungan perselingkungan memang akan lebih 'memabukkan' karena mereka dibangun dalam pertemuan singkat dan sembunyi-sembunyi.
Tentu hubungan tersebut sebaiknya diakhiri agar tidak terjadi masalah dikemudian hari.
Ucapkan selamat tinggal dan katakan dirimu tidak mau melihat mereka lagi, tidak ada pengecualian.
Dirimu harus menutup pintu emosional yang terbuka dan memutus semua kontak dengannya......💘🔥✌️👌
Tetap semangat...Thor
"Berfokuslah pada tujuan, bukan pada hambatan."....💪
Salma ini adem ngomongnya,bikin tenang.pikirannya juga bijak banget...
nama mereka juga hampir sama 😆