NovelToon NovelToon
TERBUNGKUS WAKTU Rahasia Suamiku

TERBUNGKUS WAKTU Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Penyesalan Suami / Cintapertama / Pihak Ketiga / Trauma masa lalu / CEO
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dina Sen

Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.

Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepulangan Sekar

Sore itu langit tampak kelabu, awan menggantung berat seolah menahan hujan yang tak jadi turun. Dari kejauhan, suara kendaraan di jalan besar samar terdengar di balik dinding tinggi rumah Alira. Bayu berdiri di depan pintu besar itu, menatap halaman luas dengan perasaan campur aduk, antara lega dan getir.

Dengan bantuan Rangga, sopir Alira yang kini justru menjadi sekutu diam-diamnya, Bayu akhirnya melangkah keluar dari rumah megah yang selama lima hari terakhir terasa seperti penjara mewah. Setiap langkahnya meninggalkan lantai marmer rumah itu terasa seperti melepaskan beban besar yang selama ini menjerat pikirannya.

Rangga membawa mobil hitam milik Alira ke luar pelan, melewati gerbang utama yang dijaga satpam. Bayu hanya menunduk, menyembunyikan wajah di balik kaca hitam mobil. Begitu gerbang tertutup di belakangnya, ia baru menghela napas panjang seperti baru bebas dari cengkraman sesuatu yang gelap.

“Pak,” suara Rangga memecah hening, “kita langsung ke rumah Pak Hasan?”

Bayu menatap lurus ke depan. “Iya, Rangga. Langsung saja. Dan … jangan lewat rute biasa. Kita harus hati-hati. Alira mungkin akan menyadari aku tidak di rumah sebelum malam.”

“Baik, Pak.” Rangga mengangguk serius, memutar arah ke jalan alternatif yang jarang dilalui.

Sepanjang perjalanan, Bayu tak banyak bicara. Hanya suara roda mobil yang berputar dan desau angin sore mengiringi pikirannya yang berkelindan. Di dalam sakunya, botol kaca bening itu terasa seperti bara panas yang siap membakar semua rahasia. Setiap kali mobil terguncang di jalan berlubang, Bayu menggenggam botol itu lebih erat, ia tak mau bukti itu hilang.

“Aku harus tahu…” gumamnya lirih, lebih untuk dirinya sendiri. “Apa yang sebenarnya dia kasih ke aku."

...

Beberapa menit perjalanan Mobil berhenti di depan rumah bergaya kolonial sederhana milik Hasan, pengacaranya sekaligus orang kepercayaannya sejak lama. Dari luar, rumah itu tampak tenang, namun Bayu tahu di dalamnya tersimpan begitu banyak rahasia hukum dan strategi yang pernah menyelamatkan banyak orang berkuasa.

Begitu pintu dibuka oleh pembantu Hasan, Hasan yang tengah duduk di ruang kerjanya segera bangkit. Wajahnya tampak kaget ketika ia keluar menuju ruang tamu dan melihat Bayu datang tanpa pemberitahuan.

“Bayu?” suaranya meninggi sedikit. “Kamu kemana saja? Lima hari ini susah sekali dihubungi. Ada apa? Kamu kelihatan pucat.”

Bayu meletakkan jasnya di kursi, lalu mengeluarkan botol kecil dari sakunya, menaruhnya di atas meja kayu gelap di depan Hasan.

“Hasan, aku butuh kamu urus sesuatu… segera.”

Hasan menatap botol itu curiga. “Ini apa?”

Bayu menatap lurus, nada suaranya rendah tapi tegas. “Aku ingin kamu kirim ke laboratorium yang paling kamu percaya. Jangan lewat jalur resmi, jangan sebut nama aku. Aku ingin tahu cairan ini mengandung apa.”

Hasan memutar botol itu perlahan di bawah lampu meja. Cairan bening di dalamnya tampak biasa, tapi aroma kimia samar masih tercium. “Ini berbahaya, Bayu. Dari mana kamu dapat ini?”

Bayu menatapnya tajam. “Dari kamar Alira.”

Hasan mendengus pelan, mulai memahami arah pembicaraan. “Kamu mencurigai sesuatu?”

“Bukan curiga lagi,” jawab Bayu cepat. “Aku yakin dia ngasih aku sesuatu selama ini. Obat atau zat yang bikin pikiranku kabur, halusinasi, bahkan kehilangan kesadaran. Aku seperti dikontrol. Aku harus tahu kebenarannya, sebelum aku benar-benar kehilangan kendali atas hidupku.”

Hasan terdiam sesaat, lalu mengangguk pelan. “Baik. Aku akan kirim ini malam ini juga. Aku tahu tempat yang aman.”

Bayu menarik napas lega, lalu menatap ke arah jendela yang kini mulai diguyur gerimis halus. “Dan satu lagi… hasil tes DNA bayi Alira akan keluar dua hari lagi, kan?”

“Benar,” jawab Hasan. “Sopir yang kamu tugaskan sudah menyerahkan sampelnya dengan rapi. Semua berkasnya aku pegang sendiri. Kalau hasil keluar, aku yang pertama tahu.”

Bayu menatap kosong ke luar jendela. “Dua hari lagi…” katanya pelan. “Dua hari lagi aku tahu apakah aku benar-benar ayah dari bayi itu… atau hanya korban dari kebohongan yang lebih besar.”

Hasan menatapnya prihatin. “Bayu, kamu harus siap untuk apapun hasilnya. Kalau semua benar seperti yang kamu duga… dunia kamu akan berubah total.”

Bayu mengangguk lemah, lalu berdiri, menatap langit sore yang kini sepenuhnya diguyur hujan. “Aku tahu, San. Tapi yang aku takutkan bukan perubahan itu…” ia berhenti sejenak, menatap pantulan wajahnya di kaca jendela. “Yang aku takutkan, adalah ternyata aku sudah kehilangan terlalu banyak hal sebelum kebenaran itu datang.”

Sore itu, di tengah hujan yang turun deras, Bayu menatap langit dengan mata sendu.

***

Malam di kediaman Alira.

Alira seketika berteriak di kamarnya usai dirinya pulang, Alira begitu marah dan emosi mendapati Bayu tak ada lagi di rumahnya.

"bedebah! Kamu berani main-main denganku Bayu. Lihat saja... Hidupmu akan hancur olehku!" Teriak Alira sembari mengacak selimut tebal di atas ranjang tidurnya yang semula rapih.

...

Sementara di luar rumah Alira, Rangga yang tengah duduk di gazebo malam itu segera memberi pesan pada Bayu, memberi tahukan jika Alira marah besar bahkan bersumpah akan menghancurkan hidup Bayu.

Terlebih Alira tahu CCTV di rumahnya sengaja ada yang merusak.

Tak lama sorot lampu kendaraan mobil menyilaukan' menembus gerbang besar rumah Alira, mobil itu masuk perlahan dan berhenti tepat di depan tangga rumah Alira.

seorang laki-laki ber perawakan tinggi berjas rapih keluar dari mobil itu, dan masuk ke rumah Alira' Rangga pun dengan hati-hati menyelinap memfoto laki-laki itu dan mengirimkan pada Bayu.

"itu seperti laki-laki yang pernah merangkul nyonya? Apa itu tuan Masaru?" batin Rangga. "ah, sudah... Aku harus memberi tahu tuan Bayu. Aku tidak perduli kalau sampai ada masalah dengan Nyonya, aku bisa datang pada tuan Bayu."

***

Pagi di rumah Pratama.

Sekar akhirnya pulang bersama Arifal. Dengan luka di kening dan perban di kepala membuat orang di rumah Bayu khawatir dan bertanya, terlebih mbok Rini.

Pagi itu, langit masih basah sisa hujan semalam. Halaman rumah keluarga Pratama tampak sepi, hanya terdengar suara burung dan deru mesin mobil yang baru saja berhenti di depan teras.

Dari dalam mobil, Sekar turun perlahan, dibantu Arifal yang menahan lengannya dengan hati-hati. Wajahnya masih pucat, perban putih melingkar di kepala, dan langkahnya tampak pelan karena lemas.

Begitu pintu rumah terbuka, Mbok Rini yang sedari tadi tengah beberes di ruang tamu langsung berdiri tergesa.

“Ya Allah, Non Sekar! Gusti, sampeyan kenapa tho, Non?” serunya dengan suara panik.

“Pelan-pelan, Mbok…” Sekar mencoba tersenyum, meski lemah. “Aku cuma jatuh dikit, kepalaku kebentur. Udah gak apa-apa kok.”

Mbok Rini menatap perban di kepala Sekar, matanya mulai berkaca-kaca. “Jatuh dibilang gak apa-apa? Astaghfirullah, Gusti… Kok bisa, Non? Wong Non kan pergi cuma mau nengok Tante Susan, to? Lha kok malah balik-balik gini.”

Arifal yang berdiri di samping Sekar segera ikut bicara, suaranya tenang namun sopan. “Maaf, Mbok. Saya Arifal, teman lamanya Sekar. Beliau sempat jatuh waktu di rumah sakit. Sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik, cuma butuh istirahat.”

“Alhamdulillah…” gumam Mbok Rini sambil mengusap dadanya lega. “Monggo, Pak, silakan duduk dulu. Biar saya ambilin air hangat.”

Arifal tersenyum, "tidak usah, mbok. Saya harus langsung pamit karena banyak pekerjaan."

Sekar menatap Arifal dengan senyum lembut. “Fal, makasih ya, udah nganter aku pulang.”

Arifal membalas senyum itu. “Aku gak tenang kalau ninggal kamu sendirian. Aku pamit, Sekar. Kamu istirahat, jangan mikir yang berat-berat dulu.”

Sekar mengangguk pelan. “Iya, aku janji.”

Begitu Arifal pamit, Sekar duduk di ruang tamu di temani mbok Rini yang masih khawatir dengannya, sementara di luar perlahan mobil Arifal keluar dari halaman. tak lama, Pak Tarman dan Nunik, dua pembantu lainnya, keluar dari dapur dan ikut mengerumuni Sekar dengan wajah cemas.

“Lho, Non Sekar! Gusti Allah… sampean sakit?!” seru Nunik panik.

“nggak usah rame-rame,” ucap Sekar lirih, mencoba menenangkan. “Aku cuma butuh istirahat. Jangan kasih tahu Pak Bayu dulu ya, biar gak khawatir.”

Ucapan itu membuat semua penghuni rumah saling pandang. Mereka tahu sudah hampir seminggu ini Pak Bayu tidak pulang.

Mbok Rini akhirnya memberanikan diri bertanya pelan, “Non… sampean belum dikabarin Pak Bayu, to?”

Sekar menunduk, jari-jarinya saling menggenggam gelisah. “Belum, Mbok… Sudah beberapa hari ini aku gak bisa hubungi dia. Nomornya mati.”

Sunyi. Hanya suara jam dinding yang terdengar berdetak pelan.

Akhirnya, Mbok Rini menepuk pundak Sekar lembut. “Sudah, Non. Jangan dipikir dulu. Yang penting sampeyan sehat dulu. Masalah yang lain nanti bisa diselesaikan pelan-pelan.”

Sekar mengangguk, senyum tipis terpaksa terlukis di wajahnya. “Iya, Mbok. Aku cuma… rindu. Itu aja.”

Mbok Rini menghela napas panjang, lalu membantu Sekar naik ke kamar.

"ya sudah, Non kita ke kamar... Biar non, istirahat dulu."

Sekar mengangguk.

...

Sementara itu, di halaman belakang, Joni tampak resah. Ia mondar-mandir takut terkena marah orang-orang di rumah.

Ia menatap ke arah rumah besar itu, lalu bergumam pelan, “Tuan Bayu, semoga sampeyan benar-benar baik-baik saja. Non Sekar sudah pulang, tapi Alhamdulillah Non Sekar baik-baik saja, semoga nggak ada orang curiga di rumah ini."

Dari kejauhan, Pak Seno, penjaga lama keluarga Pratama, datang mendekat. “Joni, kamu ngapain bengong?”

Joni cepat menyembunyikan ponselnya. “Eh, gak apa-apa, Pak. Cuma mikirin… Non Sekar aja."

pak Seno sedikit terkejut, "loh, maksudmu? Mikirin gimana?"

Joni mendengus, "maksudnya... Kasihan pak, tadi si pak Tarman bilang' Non Sekar jatuh di rumah sakit. Nah, Pak Bayu nomer ponsel nya gak bisa di hubungin, tapi gak tahu juga kalau sekarang. Masalah nya' masa iya, non Sekar nggak di kasih kabar, gitu lo."

Pak Seno mengangguk pelan. “Oh, Iya. Saya juga heran. Pak Bayu kemana, kok gak pulang-pulang. Biasanya gak begini.”

Joni mengangkat bahunya, "Mana aku tahu, pak. Kan, pak Bayu bilang' kalau katanya beliau ke luar kota, nyatanya kemarin saya antar beliau."

Pak Seno hanya mengangguk pelan.

...

Siang itu, tepat pukul sembilan, mentari baru naik sempurna, sinarnya menembus lembut lewat tirai ruang keluarga rumah Pratama. Udara terasa tenang, hanya suara detak jam dinding di sudut ruangan menemani Sekar yang tengah duduk santai di sofa, membaca majalah sambil menyeruput teh hangat.

Di luar, suasana rumah itu tampak sepi. Mbok Rini dan Pak Tarman sedang keluar membeli kebutuhan dapur ke pasar, sedangkan Joni dan Nunik sibuk di halaman belakang menjemur pakaian. Rumah besar itu terasa damai—setidaknya sampai mobil putih berpelat mewah berhenti di depan gerbang utama.

Satpam yang berjaga, Pak Surya, keluar tergesa dari posnya. Ia menatap mobil asing itu curiga. Dari dalam, kaca jendela turun perlahan, menampakkan wajah perempuan muda berpenampilan rapi dengan kacamata hitam dan bibir merah tegas.

“Selamat pagi,” suara lembut tapi penuh percaya diri terdengar. “Saya temannya Pak Bayu. Beliau di rumah, kan?”

Pak Surya menatapnya ragu. “E… maaf, Nyonya siapa, ya?”

Perempuan itu tersenyum tipis, menyibakkan rambutnya dengan elegan. “Panggil saja saya Alira. Saya datang karena urusan pribadi dengan Pak Bayu. Ini penting.”

Nada suaranya tenang, namun tatapannya tajam, membuat siapa pun sulit menolak. Tanpa curiga, Pak Surya akhirnya mengangguk. “Oh begitu, baik Nyonya. Silakan masuk saja. Pak Bayu memang sedang keluar, tapi mungkin Nyonya Sekar ada di dalam.”

Alira menunduk pura-pura sopan, meski dalam hati bibirnya tersenyum miring.

“Ah, bagus. Sekar…” gumamnya dalam hati. “Akhirnya aku bisa lihat perempuan itu.”

Ia turun dari mobil, mengenakan gaun selutut berwarna pastel lembut, kesan anggun namun berbahaya terpancar dari setiap langkahnya. Tumit sepatunya berdetak pelan menyentuh lantai teras rumah Pratama, menimbulkan gema halus di udara siang yang hening.

Pintu utama terbuka. Sekar, yang mendengar suara mobil berhenti di depan rumah, refleks berdiri dari sofa. Ia sedikit heran, sebab ia tidak menunggu tamu siapa pun.

Begitu matanya menatap sosok perempuan di depan pintu, Sekar sempat terpaku. Wajah itu begitu cantik, berkelas, dan penuh percaya diri.

“Permisi,” sapa Alira manis, suaranya lembut tapi mengandung ketegangan samar. “Saya mencari Pak Bayu. Beliau di rumah?”

Sekar tersenyum sopan. “Oh, maaf… Suami saya sedang keluar beberapa hari ini. Tapi kalau boleh tahu, Anda siapa, ya?”

Alira melangkah masuk tanpa menunggu izin lebih lama. “Saya temannya,” ujarnya singkat, sambil menatap sekeliling ruang tamu dengan pandangan menyapu. “Teman dekat, bisa dibilang begitu.”

Sekar menatapnya bingung tapi tetap ramah. “Oh begitu… Teman kerja, ya?”

Alira menatapnya tajam, senyum di bibirnya mulai berubah makna. “Hmm… Bukan hanya kerja, Nyonya Sekar. Kami lebih dari sekadar rekan. Saya pikir sudah waktunya Anda tahu siapa suami Anda sebenarnya.”

Sekar tertegun, ekspresinya berubah. “Maksud Anda?”

Alira menatapnya lama, lalu mendekat satu langkah. Tatapan matanya tajam menusuk, bibirnya bergerak perlahan tapi penuh racun.

“Bayu… sudah lama punya hubungan dengan saya. Bahkan sebelum pernikahan Anda dengannya terasa dingin, dia sudah mencari kehangatan di tempat saya.”

Sekar tersentak mundur setengah langkah. “A... apa maksud Anda?”

“Jangan berpura-pura tidak tahu,” lanjut Alira dengan nada tenang namun kejam. “Bayu sering datang ke rumah saya. Dia bilang, kamu terlalu polos, terlalu membosankan. Dia bilang kamu istri baik tapi tak berguna. Dan ya, satu lagi Bayu sudah menikah sirih dengan ku.”

Sekar membeku di tempatnya. Helaan napasnya mulai berat.

“Tidak… suami saya tidak seperti itu,” ucapnya lirih, meski suaranya bergetar.

Alira tertawa kecil, sinis namun terukur. “Percaya atau tidak, itu urusan kamu. Tapi aku pikir kamu berhak tahu. Aku bahkan masih menyimpan barang-barang milik Bayu di rumahku. Kemeja, jam tangan, bahkan foto kami.”

Sekar menatap perempuan itu dengan mata yang mulai memerah, perasaannya berkecamuk antara bingung, takut, dan tak percaya. “Kamu datang ke sini hanya untuk… menghancurkan rumah tanggaku?”

Alira menatapnya dalam, bibirnya tersenyum miring. “Bukan menghancurkan, Sekar. Aku cuma ingin kamu tahu siapa sebenarnya orang yang kamu panggil suami.”

Hening. Hanya detik jam di dinding yang terdengar jelas.

Lalu tiba-tiba, langkah kaki berat terdengar dari arah pintu belakang. Joni dan Nunik muncul membawa keranjang cucian, mereka tampak terkejut melihat ada tamu asing di ruang tamu bersama Sekar.

“Oh, maaf Non, kami tidak tahu ada tamu,” ujar Joni terbata.

Alira cepat menoleh, lalu menyunggingkan senyum manis penuh pura-pura. “Oh tidak apa-apa. Saya sudah pamit, kok. Terima kasih, Sekar… sudah menerima saya dengan baik.”

Joni dan Nunik meninggalkan ruangan, merasa tidak enak, saat Alira kembali bicara dengan Sekar.

 sementara Sekar masih diam, matanya kosong, hatinya terguncang hebat.

Alira berjalan pelan menuju pintu, sempat menatap Sekar sekali lagi. Tatapannya kali ini lembut, tapi mengandung ejekan samar.

“Suami yang sempurna itu… kadang cuma ilusi, Sekar. Kamu akan tahu nanti.”

Sekar sedikit tak percaya namun ucapan itu menyayat hati seketika.

....

Sementara di luar, di dalam mobil putihnya, Alira tersenyum puas. Jemarinya mengetik pesan cepat di ponselnya.

 Langkah pertama selesai. Sekar mulai goyah. Tinggal tunggu reaksi Bayu.

Ia menatap keluar jendela, menyalakan mesin mobil, lalu berbisik dingin,

“Permainan baru saja dimulai.”

1
Sharah ArpenLovers Khan
Wahhh mau Dinner romantis nih Sekar dan Bayu 🥰🥰
jgn tegang gitu Sekar kan sama suami sendiri 😄😄
duhh seperti nya Bayu sudah tau Sekar diam² pergi kmn dan Sekar msh terus berbohong 🥲
klo Bayu sudah tau, Bayu tau dari siapa? 🥲🥲
bener banget, Bayu pun juga sering berbohong dg Sekar🥲🥲

penasaran dg lanjut nyaaa
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan
Waduhhh Sekar di jemput pak Tarman dong, tapi Sekar msh tetap di antar Arifal.
Benar tuh apa kata Pak Tarman hrs nya Sekar jujur dg Bayu klo kerja di toko roti nya Arifal..
bnr juga kata pak Tarman Sekar seharusnya tidak di antar Arifal, jika Bayu tau gmn??
duhhh Sekar kaget dong Bayu plg lebih awal..
waduhhh Sekar berbohong lagi ke Bayu blg ke rumah tante nya, Bayu pun blg klo Sekar hrs ijin dulu..
ehmmm tiba tiba Bayu ajak Dinner / Makan malam Sekar gk tuhh 😄😄😄
Sekar sampai bingung tiba-tiba Bayu ajak Dinner / makan malam biasanya gk pernah 😄😄

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus Sayyy quuu🥰🤗💪
Sharah ArpenLovers Khan: Dinner yg romantis dong Sayy bikin Sayyy Dinner romantis Sekar dan Bayu biar kapok tuh Alira 😆😆😆
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh knp Sih Bayu gk jujur saja sama Rama...
kasihan Bayu di tekan Alira pkai ancaman 🥲🥲
Sharah ArpenLovers Khan
Betul tuhhhh Bayi itu anak Masaru dan Alira si Pelakor stresss😡😡
Bayuuu qm hrs tegas dong sama Alira jgn lemah takut ancaman pengen tak banting HP tapi syg 🤣🤣🤣
Alira ciuman pula sama Masaru dahhh makin curiga Bayu 😆😆😆
seandainya Sekar tau pasti hati nya makin terluka 🥲🥲
untung ada Arifal yang siap jadi benteng buat Sekar 🥲🥲
yukk Sekar semangat tetap kuat 🥲🥲
duhhh Arifal mau antar Sekar pulang 😄😄
gpp deh Arifal jadi saingan Bayu nnt Sekar bakal bingung mau pilih Bayu atau Arifal 😄😄😄..

makin seru sajaaa
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 🥰🤗💪💪
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh Arifal jemput Sekar dong 😁😁
waduhh gawat tante nya Sekar datang Ehmm ternyata mau kembalikan kalung.
benar kata Tante nya Sekar kali ini, Sekar sudah nikah harusnya jangan jalan sama laki-laki.
Duhh Arifal baik banget mau bantu Sekar 😁😁
wadawww Arila rayain Ultah ma Bayu? dasar Pelakor Stresss 😡😡😡
duhhh Bayu dan Arifal ketemu dong Ehmmm kira kira jika Sekar tau msh semangat dan kuat gk ya Sekar? kasihan Sekar klo tau 🥲🥲

Penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya ya Author Kesayangan kuuuu tetap semangat Sayyy quuu 🤗🤗🥰🥰💪💪
Sharah ArpenLovers Khan: Okeyy Sayyy 🤗🤗
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Ciieee Sekar buatkan Nasi goreng buat Bayu...
begitu tenang Sekar meskipun hati nya sakit 🥲🥲.
Bayu melihat perubahan Sekar🥲
tapi Bayu knp gk Peka sihhh
bikin Bayu jatuh cinta sama Sekar donggggg 😁😁

di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu tetap semangat yaa Sayyy quuu 🥰🥰💪💪🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 4 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Duhhh jahat banget Alira Sama Bayu ke toko Roti 🥲
kasihan Sekar melihat Bayu Dan Alira di toko Roti berdua 🥲🥲
duhhh Arifal akhirnya tau apa yang terjadi Dan berusaha menahan diri 🥲🥲
Sekar menangis dong di toilet🥲🥲
untung Ada Arifal mencoba tenangkan Sekar Dan kasih Sekar semangat 🥲🥲
semangat Sekar harus kuat gk boleh nyerah🥲🥲
gara² Cinta, Sekar tersenyum kembali 😁😁

penasaran dg lanjutannyaaa
di tunggu update nya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan
jahat banget Alira si pelakor, pst dia yg bunuh Pak Hasan 🥲🥲
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh Bayu knp sih harus berbohong dg Sekar 🥲.
meskipun Bayu selalu bohongin Sekar, Sekar msh peduli dg Bayu 🥲
Sekar hrs nya juga cerita ke Bayu klo Alira dtg ke rumah 🥲🥲
duhhh Arifal jemput Sekar dong 🤗🤗
Sekar mencoba tersenyum di depan Arifal 🤗🤗
Sekar mencoba tersenyum kpd Arifal dong... 🤗🤗
gmn tuh klo Bayu tau Sekar kerja di toko nya Arifal 😁😁

di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
Dinar Sen: siaaaaappp🤗
total 1 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Duhhh Bayu chat Sekar blg klo lagi lembur tentu dong Sekar kecewa 🥲🥲
Duhh Arifal semakin perhatian sama Sekar 🤗🤗
Arifal tau Sekar banyak beban tapi Sekar gk mau cerita kpd Arif 🥲
duhhhh Sekar nungguin Bayu balik donggg meskipun Sekar msh merasa kecewa dg Bayu 🥲🥲
Bayu pun pulang namun tetap berbohong kpd Sekar 🥲🥲

penasaran dg lanjutan nya..
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus ya Sayyy quuu🥰🥰🤗🤗💪💪
Sharah ArpenLovers Khan: Oke Sayyy🤗
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Duhhh perhatian banget yaa Arifal sama Sekar sampai Sekar takut nyaman sama Arifal 🤗
waduhhh Pelakor Stress si Alira ngajak ketemuan tuh sehingga membuat Bayu terpaksa berbohong lagi sama Sekar 😡😡😡 dasar Pelakor Stress deketin Bayu mulu apa sih mau nya 😡😡

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 💪💪🤗🤗🥰🥰
Sharah ArpenLovers Khan
Duhhh Sekar nemani Arifal ke pantai dan Hotel..
gmn klo Bayu tau yaa...
Sekar masih berharap Bayu menghubungi nya dong ada notifikasi dari Bayu namun tidak ada 🥲
Sekar masih teringat Alira dong 🥲
Sekar merasa Bayu lbh bahagia bersama Alira🥲

penasaran dg lanjutannya🤗🤗

di tunggu updatenya author kesayangan kuuuu tetap semangat terus ya Sayyy lanjut kan Karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
Dinar Sen: oke 👍🏻
total 1 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Waduhhh Pelakor Stress si Alira dtg ke kantor nya Bayu... dasar stress emng... 😡😡
duhhh Bayu mau saja dtg ke kantor temui Alira 😡😡
dasar stresss apa tuh Alira ksh sesuatu ke Bayu lagi sampai Bayu nurut ke Pelakor stress 😡😡
untung ada Rama tapi Rama curiga sama Alira dan Bayu
harusnya Bayu jujur dong ke Rama..
duhh Bayu pingsan dong 🥲🥲
ngapain tuh Alira Pelakor stress minta Bayu ketemu ke tempat biasa 😡😡
greget sama Alira Pelakor stress 😡😡

di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu...
tetap semangat terus ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu
🥰🥰🤗🤗💪💪
Sharah ArpenLovers Khan: Okeyyy Sayyy di tunggu 🤗
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Wihhh ada semangat baru dong buat Sekar karena kerja di toko roti nya Arifal 😄😄
duhhh itu Karyawan bisik² lihat Arifal selalu bertemu dengan Sekar 😆😆
duhh Bayu berharap Pak Hasan cepat sadar. semoga Pak Hasan cepat sadar yaa kasihan Bayu harus berbohong sama Mamanya tentang Sekar 🥲🥲🥲
gmn yaa reaksi Mamanya jika Mamanya tau yang sebenarnya🥲🥲
gmn reaksi nya Bayu jika Bayu tau Sekar kerja di toko Roti??

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjut kan karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Sama-sama Sayy 🤗🥰
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh Arifal mengantar Sekar pulang...
akhirnya Bayu sudah pulang tapi sikapnya tetap sama ke Sekar namun Sekar tetap melayani Bayu...
duhh knp sih Bayu masih teringat Pelakor stress itu si Alira sampai Sekar mau buka dasi nya Sekar pun di tepis Bayu...
duhh Bayu melihat Sekar sedikit berbeda dong apalagi Sekar sudah siapkan sarapan.

gmn yaa jika nnt Bayu tau Alira ke rumahnya Bayu dan temui Sekar? apalagi jika Bayu tau Sekar kerja di toko roti nya Arifal.

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy quuu lanjut kan Karya mu semangat💪💪🤗🤗🥰🥰
Dinar Sen: siap setia up 🤗
total 1 replies
ginevra
kunci utama suatu hubungan adalah komunikasi ... ya nggak pren
Dinar Sen: di jodohkan itu bikin, gak ngerti 🥴
total 1 replies
ginevra
apa tu bang? buka dong... heheheh
Dinar Sen: mau di buka takut di tinggal 😝
total 1 replies
ginevra
namanya juga baru kenal.... pasti ada rasa canggung. ..
Kim Tyaa
Aku sudah mampir ... Alon-alon bacanya
Dinar Sen: siap kak, terimakasih 🙏🏻😊
total 1 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Perhatian nya Arifal sama Sekar sampai Karyawan pada iri 😄😄
cantik dan Sekar pun gosip lahh di dengar Arifal dong 😄😄

duhhh semoga pak Hasan selamat yaa biar kasih tau yang sebenarnya sama Bayu gmn hasil Tes DNA itu 🥲🥲
pst perbuatan Pelakor Stress si Alira bikin Pak Hasan kecelakaan 🥲🥲

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya kesayangan kuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Klo bukan mau dapetin Bayu apa dong harta nya kali yaa 😆😆
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!