tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA PULUH ENAM
Gladis berjalan meninggalkan lapangan, omong-omong dia sangat haus. Berdiri 2 jam lebih di lapangan cukup membuat kakinya lelah. Hari ini bebas dari belajar sampai beberapa hari ke depan, bagi mereka yang murid baru akan mulai berkumpul dengan osis besok. Dan untuk hari ini mereka bebas dalam artian boleh berbuat apa saja seperti ke kantin, perpustakaan, berolahraga dan lain sebagainya yang penting tidak membuat kegaduhan dan keributan.
Kata kepala sekolah tadi saat di lapangan, hari ini murid baru, bisa berkeliling melihat suasana sekolah dan bersosialisasi dengan murid-murid yang lain, karena bukan hanya murid baru saja yang bebas dari belajar seminggu ini tapi seluruh murid bebas, dan aktif ngajar mengajar kembali akan di mulai minggu depan.
"Suittt!!! Cantik"
Gladis menoleh ketika mendengar siulan, dia mendapati seorang laki-laki berambut pirang sedang tersenyum tengil ke arah nya. Laki-laki itu bersandar di tembok dengan tangan sebelah kiri di dalam saku celana, dan tangan kanan yang memegang botol air mineral.
Laki-laki itu melempar botol air mineral tersebut ke arah Gladis, yang ditangkap oleh gadis itu dengan mantap.
"Makasih ganteng" Ucap Gladis bahkan dia sengaja mengedipkan matanya sebelah, dan berlalu pergi dari sana sambil tertawa kecil. Sedangkan laki-laki itu hanya terkekeh. Kejadian itu membuat orang-orang yang melihatnya tercengang, baik murid baru atau pun bukan tak bisa berkata-kata. Kejadian langka, pikir mereka. Bahkan sahabat laki-laki itu sampai menjatuhkan rahangnya, sahabat mereka yang terkenal judes dan pedas sama perempuan kini malah menggoda dan kemudian tertawa?
" Ravin"
Laki-laki yang di panggil Ravin itu menoleh ke belakang nya, disana berdiri dua laki-laki yang menatapnya aneh.
"Lo tertarik sama perempuan itu? " Tanya laki-laki berambut sebahu ragu, namanya Nio.
"Tertarik? Ini lebih dari sekedar tertarik" Ucap Ravin sambil tersenyum lebar, "perempuan secantik adek gue siapa yang bisa menolak pesonanya? " Batinnya.
"Apa sekali tertarik sampai buat dia terobsesi? " Tanya laki-laki di samping Nio pelan, namanya Daren.
"Entahlah, semoga perempuan itu baik-baik saja" Harap Nio.
*******
Gladis berdiri di depan mading sekolah, di sana tertempel pembagian kelas untuk murid baru. Setiap kelas yaitu 10,11, dan 12 baik IPA maupun IPS terbagi menjadi 3 kelas (a, b, dan c). Ketika pendaftaran sebelumnya, Gladis sudah mengisi data bahwa dia memilih IPA, sekarang dia ingin tau kelas mana yang dia tempati, dia berharap bisa di tempatkan di kelas a.
Gosip tadi saat bubar dari lapangan dia mendengar, kalau kelas a kumpulan orang-orang yang pintar dengan nilai tinggi. Sedangkan kelas c, mereka mengatakan kalau itu kelas anak payah. Jadi kelas b berada di pertengahan bukan?
Gladis heran, mereka mengatakan kalau kelas c anak-anak payah tapi bukan kah mereka juga orang kaya dan berduit? jadi untuk apa di ributkan? Ingin memamerkan kalau mereka pintar? Apa mereka tidak berpikir kalau mereka bisa turun ke kelas c dan anak kelas c naik ke kelas a? Semua tergantung nilai masing-masing.
Gladis kini menatap kertas yang nama-nama nya tidak terlalu banyak, sekitar sepuluh orang. Itu nama-nama anak beasiswa. Dari sekitar 150 orang yang daftar beasiswa, cuma di terima 10 orang saja. Mungkin jika Gladis tau jumlah yang di terima sangat sedikit sebelum melakukan tes, dia pasti sudah menyerah duluan karena takut tidak lulus. Untung saja dia tau tadi ketika kepala sekolah menyebut tentang anak beasiswa.
"YESS!!!! " Sorak Gladis senang, bagaimana tidak namanya tertulis kalau dia duduk di kelas a. Ah... Senang sekali rasanya. Dia kembali melihat nama-nama anak beasiswa.
Jumlah nya 10 termasuk dirinya, dia dan satu orang di kelas IPA(a), 3 orang di kelas IPS(a), 1 orang di kelas IPS(b), dan 4 orang di kelas IPS(c). Menurut Gladis, tidak masalah kalau kelas b atau c karena kita bisa belajar lagi jika ingin pindah kelas a atau b, yang penting sekarang adalah kita bisa pertahan kan beasiswa.
"Yeiiii.... Gue di kelas a!! " Terdengar suara senang di samping Gladis, membuat gadis itu menoleh, terlihat gadis dengan rambut yang di kucir kuda sedang melompat-lompat kecil karena senang. Gladis ikut tersenyum melihat itu.
"IPA atau IPS? " Tanya Gladis, gadis di samping nya menoleh.
"IPA" Jawabnya sambil tersenyum, "lo pasti murid beasiswa juga, soalnya lo berdiri di depan kertas murid beasiswa" Sambungnya. Gladis mengangguk membenarkan.
"Jadi kamu Amanda Lofan dong" Kata Gladis, dia sempat membaca tadi siapa nama murid beasiswa yang satu kelas dengannya. Gadis di samping Gladis terlihat bingung sesaat, lalu matanya kembali melihat ke arah kertas di depannya. Akhirnya dia mengerti.
"Jadi nama lo Gladis? " Tanya Amanda, Gladis hanya mengangguk sambil tersenyum. Amanda menjulurkan tangan nya ke depan.
"Ayo kita kenalan resmi" Ajak Amanda, Gladis terkekeh melihat nya. Dia memyambut uluran tangan Amanda.
"Gue Amanda Lofan".
" Aku Gladis Agnia Zarca".
"Zarca? Terdengar tidak asing" Ucap Amanda, kening nya berkerut menandakan otaknya sedang berpikir. Gladis hanya tersenyum, sebenarnya dia tidak ingin menyebut Zarca di ujung nama nya, tapi tadi pagi papi sudah memperingatkan nya kalau nama nya memang sudah di tambahkan nama Zarca, semua nya telah di ubah oleh papi. Dan lagi di kertas mading, namanya juga terdapat Zarca di sana begitu juga dengan data di sekolah. Tidak lupa kan kalau papi sudah mendaftar ulang namanya di sekolah?
"Udah, gak perlu di pikirin. Ayo ke kelas, kita harus mendapat meja yang cocok buat kita" Ucap Gladis. Amanda akhirnya mengangguk.
"Sekalian kita mencari loker setelah ke kelas" Kata Amanda.
"Baru setelahnya ke kantin buat makan" Sambung Gladis, seperti nya mereka bisa menjadi teman yang se frekuensi, sekarang saja mereka sudah membuat rencana untuk kegiatan mereka setelah pergi dari mading.
*******
semangadddd/Determined/
grazy uup dong thor 🥲
grazy uup dong thor 🥲
grazy uup dong thor 🥲