mengisahkan tentang mantan pacar yang berubah menjadi saudara tiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dilafnp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bicara serius.
"Lucas!! apa yang lo lakuin!!" pekik Mia sesaat tubuhnya di lempar ke atas ranjang, dan dia melihat Lucas mengunci pintu kamar.
Mia berdiri, sekuat tenaga mencoba melawan Lucas untuk bisa keluar dari kamar utama rumah ini.
Namun Lucas secara kasar, terus saja mendorong dan menjatuhkan tubuh Mia ke lantai.
"DIEM!!!" ucap Lucas kesal.
"MIA DIEM!!!" lanjut Lucas memekik, masih dengan gayanya yang mendorong tubuh Mia.
"Lucas, lo gila!!! diluar masih ada orang!! buka pintunya sekarang!!!" ucap Mia dengan suara parau ketakutan setengah memohon.
namun Lucas tidak peduli, setelah mengunci kamar utama, yang juga merupakan kamar orang tua mereka, Lucas memeluk tubuh Mia.
"Mia, kasih gue waktu... kita harus ngomong!!" ucap Lucas sambil memeluk Mia, mencoba menenangkannya.
"ga ada yang perlu kita omongin!!! keluarin gue dari sini!! lu bangs*t!!" Mia memekik, mendorong kuat, namun tenaganya tentu saja tidak sebanding dengan tenaga Lucas.
mendengar itu, Lucas tidak mengatakan apapun lagi, tapi dia juga tetap tidak berupaya membebaskan Mia.. yang dia lakukan hanyalah terus memeluk tubuh Mia, sambil memberinya waktu agar merasa lebih tenang.
.
.
"sayang... udah ya..." bujuk Lucas sesaat Mia merasa lebih tenang.
Mendengar itu, Mia yang tadinya tubuhnya mulai kecapekan, tiba-tiba mengeras lagi, dia tidak melepaskan kesempatan untuk terus memberontak.
"udah gue bilang!!! jangan perlakuin gue kayak gini!!!" pekik Mia kencang, enggan di panggil sayang oleh Lucas.
"iyaa... iyyaaa... maaf..." Lucas menurunkan nada suaranya, mencoba mengimbangi Mia, namun dia tetap saja memeluk Mia.
"Mia, please, kita bicara bentar ya..." ucap Lucas sekali lagi dengan nada lembut.
mendengar suara pelan Lucas, ditambah Mia juga yang sudah lelah akibat terus memberontak, akhirnya Mia dengan patuh menganggukan kepalanya pelan.
***
Diluar kamar, Varo dan Zee yang sedari tadi menyimak suara berkelahi Lucas dan Mia seketika menjadi panik mendapati kamar yang berisik itu tiba-tiba menjadi sunyi.
"ga!! nggak bisa!! gue harus masuk..." gumam Zee kencang dengan wajah ketakutan.
"ck!! jangan ganggu!!" ucap Varo masih dengan misinya mencoba menghentikan Zee membuat keributan.
"lo gila!! lo ga liat mereka setenang apa!! lo mungkin bisa liat cewek yang lo suka dipeluk cowok lain! tapi gue ngga!! ...gue ga bakal biarin Mia sama Lucas balikan lagi!!" ucap Zee penuh penekanan.
"heh!! lo fikir gue beneran mau kayak gini!! gue juga ga suka! tapi kalau masalah mereka ga selesai, mereka ga mungkin maju!! yang ada mereka terjebak di posisi yang ga nyaman terus.." ucap Varo dengan nada tak kalah serius.
"mereka berdua itu udah putus, sekarang status mereka saudara, tapi kalau perasaan mereka ga diselesain, yang ada mereka bakal balikan lagi... emang lo mau!!" lanjut Varo memberi penjelasan.
"ck!! ya kagak lah!!" jawab cepat Zee. "Lucas sekarang pacar gue!! Selamanya bakal terus jadi punya gue!! gue ga bakal biarin Mia dapetin dia lagi!!" ucap Zee penuh keyakinan.
Varo mengangguk, dia tidak peduli dengan urusan Zee dan Lucas, namun dia setuju dengan sikap Zee yang tidak mau melepaskan Lucas, karna diapun begitu.. meskipun sekarang statusnya dan Mia tidak jelas, namun Varo selalu yakin kalau dia dan Mia memiliki masadepan yang lebih baik.
***
Di dalam kamar.
"jadi lo mau ngomong apa?" tanya Mia pelan dengan suara datar.
melihat Mia yang tidak mengamuk lagi, berlahan Lucas melepaskan pelukannya.
"sayang..." ucap Lucas pertama kali yang langsung saja memancing tatapan kesal Mia.
"maaff.." ucap cepat Lucas sesaat dia tau salah bicara.
"ngomong yang penting aja... gue ga mau lama-lama dikunciin disini.." ucap Mia masih dengan suara datarnya.
Mia bahkan sebisa mungkin tidak menatap langsung mata Lucas.
"Mia, kita balikan yu..." ucap Lucas pelan, namun berhasil membuat Mia langsung menatapnya dengan mata membelalak.
"Mia, gue bener-bener ga tahan lagi.. please, kita balikan aja ya..." ucap Lucas dengan suara memelasnya.
"Lo gila ya!!! sedari tadi lo buat masalah cuma mau ngomongin omong kosong kayak gitu!!!" ucap Mia kesal.
"nggak sayang!! ini bukan omong kosong.. gue mau kita balikan lagi, gue mau jadi pacar lo, jadi pasangan lo.."
mendengar itu, Mia menggaruk kasar wajahnya. "Lucas, kalo ga ada yang lebih penting, mending kita udahin aja bicaranya..." jawab Mia masih mencoba mengontrol emosinya.
"Mia, gue serius... gue mau jadi pacar lo lagi.. gue mau setelah tamat sekolah kita nikah..."
semakin Mia mendengar, semakin Mia merasa semua ucapan omong kosong Lucas benar-benar menggelikan.
"gue keluar..." ucap Mia berbalik menuju pintu.
Namun Lucas yang belum mendapatkan jawaban memuaskan tentu langsung menghalangi Mia.
"gue janji, di depan orang tua kita, gue ga bakal macem-macem.. tapi please, lo terima gue lagi ya... gue bener-bener ga bisa jauh dari lo Mia.." ucap Lucas sambil menggenggam lengan Mia, mencoba menghentikan Mia yang mau pergi.
namun kali ini Mia tidak diam saja, dia benar-benar sudah muak dengan semua hal ini.
Dengan sekali tamparan, Mia mencoba membuat Lucas tersadar.
PRAK!!!
Mia tidak mengatakan apapun, setelah menampar, dia langsung membuka kunci dan keluar dari kamar itu.
Meninggalkan Lucas yang terdiam, sambil satu tangannya memegang pipinya sendiri yang kesakitan.
"Mia.. lo gapapa?" tanya Varo khawatir sesaat pintu dibuka.
Mia mengangguk, wajahnya datar tanpa ekspresi.
dan Zee yang juga mengkhawatirkan Lucas dengan cepat masuk.
Varo dan Zee tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang Mia dan Lucas bicarakan, namun kedua orang itu tentu saja mendengar suara tamparan keras sebelum akhirnya pintu terbuka.
"Zee... ikut gue ke kamar, sekarang!!!" ucap Mia dengan suara penuh penekanan, melirik ke arah Zee yang sedang sibuk memperhatikan Lucas.
Zee awalnya enggan, namun melihat Lucas juga mengabaikannya, akhirnya Zee tidak ada pilihan selain patuh mengikuti Mia kedalam kamarnya.
.
banyak pertanyaan dibenak Zee, namun melihat Mia yang mengabaikannya, Zee akhirnya hanya bisa menutup mulutnya.
Lagian di kamar yang tidak terlalu besar ini, selain melihat Mia yang tidur, Zee bisa melihat hal lainnya.
Dan mungkin saja Zee bisa mengorek sedikit rahasia..
...****************...