NovelToon NovelToon
CEO KEJAM SUAMIKU

CEO KEJAM SUAMIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Kontras Takdir / Pernikahan rahasia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: CrystalCascade

Seorang gadis yang duduk di bangku SMA yang mempunyai kepribadian yang ceria dan selalu tersenyum.

seketika semuanya berubah ketika dia di jodohkan oleh orang tuanya dengan CEO yang sangat kejam dan tak tau belas kasih.

Semua keceriaan nya dan senyum nya berubah menjadi tangisan.

hiks hiks kak jangan pukul aca"
aca terisak CEO yang telah menjadi suaminya , memukul nya tanpa belas kasihan.

apakah aca sanggup menghadapi CEO yang kejam , dingin dan tak berperasaan dan yang telah menjadi suami sah nya itu dengan belah kasihan .

Dan apakah aca bisa mengubah sifat dingin dan kejam suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-24.MASAKAN ALDO

Assalamualaikum semuanya ✨

Sebelum baca jangan lupa like dan komen ya dukungan kalian buat aku semangat nulis cerita 😚😋

Dua hari setelah dirawat, akhirnya Aca diperbolehkan pulang. Kondisinya sudah jauh membaik, meski masih tampak sedikit pucat. Dokter telah mengizinkan kepulangannya siang itu, dan Aldo pun sibuk membereskan barang-barang Aca di kamar rumah sakit.

Tas kecil berisi perlengkapan pribadi, sisa buah-buahan yang belum sempat dimakan, dan dokumen rumah sakit ia rapikan dengan telaten. Aca duduk di tepi ranjang, memperhatikan Aldo dengan pandangan tenang.

"Mulai sekarang, jangan diulang lagi ya," kata Aldo tanpa menoleh, suaranya terdengar tenang namun tegas. "Jangan nekat hujan-hujanan. Sakitmu ini bisa dicegah kalau kamu lebih hati-hati"

Aca mengangguk pelan. "Iya Aca nggak akan ulangi lagi. Maaf, ya kk"

Aldo menatapnya sejenak, lalu menghela napas. "Saya tidak marah. Saya cuma nggak mau kamu kenapa-kenapa"

Setelah semuanya beres, Aldo pun menghampiri Aca dan menuntunnya turun dari kasur. Gerakan pria itu begitu hati-hati, seolah Aca adalah sesuatu yang rapuh. Tangan Aldo menggenggam erat tangan Aca saat mereka berjalan pelan ke luar kamar, menuju mobil yang sudah menunggu di depan rumah sakit.

Sesampainya di rumah, Aca menggamit tangan Aldo. "Ke kamar kk"

Aldo mengikuti langkah kecil Aca yang masih sedikit lemah, hingga mereka sampai di kamar mereka berdua. Tanpa banyak bicara, Aldo kembali menuntun Aca ke tempat tidur dan membaringkannya dengan lembut. Ia membetulkan posisi bantal dan menyelimutinya dengan penuh perhatian.

"Tidur dulu. saya bersih-bersih sebentar" ucap Aldo.

Aca hanya mengangguk lemah. Tak lama, Aldo masuk ke kamar mandi. Ia membersihkan dirinya, lalu berganti pakaian yang lebih santai. Saat ia keluar dari kamar mandi, matanya langsung tertuju pada Aca.

Gadis itu sudah tertidur dengan Wajah damai nya, tanpa beban.

Aldo berdiri terpaku di ambang pintu sebentar, sebelum akhirnya ia melangkah mendekat. Entah keberanian dari mana yang mendorongnya, tapi begitu berada di sisi ranjang, ia membungkuk dan menempelkan ciuman lembut di pipi Aca.

Entah keberanian dari mana yang mendorongnya, tapi begitu berada di sisi ranjang, ia membungkuk dan menempelkan ciuman lembut di pipi Aca

Tangannya mengelus pelan rambut istrinya. Hangat. Lembut. Ia menatap wajah Aca yang sedang tidur, dan hatinya terasa aneh tenang, nyaman, penuh.

Tanpa pikir panjang, Aldo ikut berbaring di sebelah Aca. Perlahan, ia menarik tubuh Aca ke pelukannya. Hangat tubuh istrinya membuatnya merasa lengkap.

Dan untuk pertama kalinya sejak mereka menikah, Aldo merasa nyaman dengan posisi berpelukan.

Setelah puas beristirahat hingga sore hari, Aldo terbangun lebih dulu. Ia membuka matanya perlahan, menoleh ke arah Aca yang masih tertidur lelap di sampingnya. Wajah Aca terlihat tenang, damai dan untuk pertama kalinya, Aldo merasa enggan meninggalkan tempat tidur.

Namun perutnya mulai terasa lapar, dan ia sadar Aca butuh makan juga. Dengan pelan agar tak membangunkan istrinya, Aldo bangkit dari tempat tidur dan melangkah keluar kamar, menuju dapur.

Di balik sosok dinginnya sebagai CEO, sebenarnya Aldo cukup pandai memasak. Namun selama ini, ia menyembunyikan fakta itu dari Aca. Entah kenapa, ia ingin Aca yang memasakkan makanan untuknya. Tapi karena kondisi Aca yang belum sepenuhnya pulih, kali ini ia tak tega untuk membiarkannya turun tangan.

Aldo membuka lemari es, mengeluarkan sepotong daging segar. Ia mulai mempersiapkan bahan bumbu, rempah, dan sayuran pelengkap. Tangannya cekatan mengiris, menumis, dan meracik. Aroma harum mulai memenuhi dapur, menciptakan suasana hangat dan menggoda.

Beberapa menit kemudian, masakannya selesai. Ia menata dua piring makanan dengan rapi di meja makan, lengkap dengan segelas air putih di sampingnya. Ia pun kembali ke kamar untuk membangunkan Aca.

Pelan-pelan, ia duduk di pinggir ranjang dan menggoyangkan bahu Aca.

"Aca bangun. Sudah sore. Ayo makan dulu" bisiknya lembut.

Aca mengerjap, menatapnya dengan wajah setengah mengantuk. "Hmm? Udah sore ya?"

Aldo tersenyum tipis. "Iya. Saya udah masak. Ayo, sebelum makanannya dingin."

Aca langsung terduduk dengan tatapan heran. "Kk masak?"

"Iya," jawab Aldo santai.

"Kk bisa masak?" alis Aca terangkat.

Aldo mengangkat bahu. "Lumayan. Tapi saya sibuk jadi tidak sempat untuk masak"

Aca hanya menjawab dengan tersenyum kecil.

Aldo menarik tangan Aca. "Ayo makan dulu."

l

Mereka duduk bersama di meja makan, Aca menikmati masakan sederhana yang terasa jauh lebih nikmat karena dibuat oleh suaminya. Aca sesekali mencuri pandang ke arah Aldo, masih heran bahwa pria itu bisa memasak dengan rasa seenak ini.

Setelah makan selesai, Aldo kembali ke kamar, mengambil obat Aca yang sudah disiapkan di atas nakas. Ia kembali ke ruang makan dan menyerahkan obat itu pada Aca.

"Minum ini," ucapnya singkat.

Aca mendesah pelan. "Aca nggak suka rasa obat ini"

"Tapi kamu harus minum, Aca" jawab Aldo sambil menatap serius. "Biar cepat sembuh."

Mau tak mau, Aca mengambil obat itu dan menelannya bersama air putih. Wajahnya sedikit meringis, tapi Aldo hanya mengusap kepalanya pelan sebagai bentuk penghargaan.

Setelah semuanya beres, Aldo membereskan meja makan, mencuci piring, dan kemudian mengajak Aca berjalan ke taman. Sore itu, langit berwarna keemasan, angin sepoi-sepoi berhembus lembut. Mereka melangkah perlahan ke taman belakang rumah tempat kecil yang pernah mereka rawat bersama.

Dan di sana, bunga-bunga yang mereka tanam kemarin mulai bermekaran.

Aldo memandangi bunga-bunga itu dengan senyuman yang jarang terlihat dari dirinya. Senyum yang tulus.

"Cantik, ya?" gumamnya.

Aca menatap bunga-bunga itu, lalu menoleh pada Aldo. "Bunganya atau senyuman kk?"

Aldo hanya terkekeh pelan, pipinya sedikit memerah.

Mereka menghabiskan waktu berjalan pelan menyusuri taman kecil itu, menikmati keindahan sore dan keheningan yang nyaman. Setelah puas, mereka kembali ke kamar.

"Aca kamu mandi dulu, ya," kata Aldo sambil membuka pintu kamar mandi. Ia menyalakan air hangat lebih dulu, memastikan suhu pas agar Aca tak kedinginan.

Isi dong Kata-kata dari kalian untuk hari ini ges😋

Please vote, follow, dan komen ya...

Soalnya autor udah mulai ngomong sendiri depan monitor, nanya:

“Apakah mereka suka? Kenapa nggak ada komen?” 😩💔

1
slebewwws
kenapa setiap bab slasu ada pengulangan
Blu Lovfres
aku baru masuk baca ,tpi ada penyiksaan waduh jdi penasaran gimana, kelanjutan nya,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!