setelah mengetahui suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri,karna suatu kutukan Kanaya terpaksa harus berada didalam tubuh suaminya yang telah menghianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab3
Sementara ditempat lain Reihan yang baru saja bangun dari tidurnya juga merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.kepalanya terasa berat ia memegang kepalanya yang terasa pusing.
Yang lebih membuatnya bingung kini ia tidur diatas tempat tidurnya.
Padahal seingatnya semalam ia terpaksa harus bermalam didalam mobil dengan Aurel karna kepergok oleh Kanaya,lalu kenapa tiba tiba saat dia membuka mata dia berada didalam kamarnya?.
" akhirnya kamu bangun,untung saja ibu Lola tetangga kita bersedia bangun tengah malam hanya untuk membantu kamu"
Perkataan mama nya membuat Reihan bertambah pusing.
" Mama bicara apa sih"
" Sekarang kamu bangun,masak yang enak mungkin saja suami kamu akan pulang hari ini,mama akan memaafkan apa yang kamu katakan semalam"
" Jadi sekarang kamu bangunlah siapakan sarapan"
Reihan masih terdiam sulit rasanya mencerna apa saja yang sudah terjadi.
" Kanaya" bentak Sintia.
" Ma sepertinya mama salah,aku Reihan ma bukan Kanaya"
"Hum jangan bercanda kamu"
" aku juga sebenarnya bingung ma,kenapa tiba tiba aku ada didalam kamar ini padahal semalam aku ada didalam mobil"
" Tapi lupakanlah karna aku akan segera berangkat kekantor"
Langkah Reihan terhenti mendapati sosok Kanaya dari pantulan cermin.
" Kanaya"
Reihan mengrenyit ketika apa yang dilakukan oleh dirinya dilakukan juga oleh Kanaya dari cermin.
Ia menunjuk,Kanaya juga menunjuk,ia menguap Kanaya juga menguap.
Dia memukul pipinya dengan keras,terlihat Kanaya juga memukul pipinya dengan keras.
" Tidak dia bukan Kanaya tapi aku" teriaknya ketakutan seperti orang gila.
Ia memegang dua gundukan dibagian dadanya.
"Dan ini payudara, tidak bagaimana mungkin aku bisa memilikinya"
Sintia mengusap wajahnya kasar dengan sikap Kanaya yang dirasanya sangat aneh dari semalam.
Dia memutar kursi rodanya menjauh, untuk sekedar merilekskan kepalanya yang sedikit pening dari semalam.
" Tidak tuhan ini pasti hanya mimpi kenapa aku bisa berada didalam tubuh Kanaya apakah ini karma karna aku telah menyakitinya"
Suara deru mobil berhenti didepan rumah,sitia segera mengarahkan kursi rodanya kearah pintu utama.
Benar saja dugaannya dilihatnya Reihan sedang turun dari mobil.dan terlihat tergesa gesa saat memasuki rumah.
" Nak akhirnya kamu pulang,istrimu seperti orang gila didalam kamar"
Dahi Kanaya mengrenyit.kalau mama Sintia mengatakan istrinya berarti itu adalah tubuhnya.
Dengan langkah gotai Kanaya bergegas masuk kedalam kamarnya.
Netra Reihan dan Kanaya saling bertemu satu sama lain dan.
" Ahhhhhhhhhhh"
Teriakan mereka pecah,dan mengelengar disudut sudut rumah dan rumah tetangga.
Sampai sampai ibu ibu komplek yang sedang berbelanja sayur .menoleh kearah rumah Sintia saat mendengar teriakan mereka berdua.
Sintia yang masih pusing segera memutar kursi rodanya dan mendekati kamar anak dan menantunya.
" Kalian berdua itu kenapa sih pagi pagi berteriak seperti itu"
" Mama tidak usah masuk kami punya masalah rumah tangga yang sangat besar dan harus kami selesai kan sekarang juga"
Brakkkkk
Pintu ditutup dengan kerasnya hingga membuat Sintia kaget.
" Hari ini semuanya terasa aneh" ucapnya sambil memijit kepalanya yang terasa makin terasa pening.
" Kenapa kita bertukar jiwa seperti ini mas?"
" Mungkin kita hanya bermimpi"
" Tidak ini nyata, sekarang aku ada didalam tubuh kamu dan kamu ada didalam tubuh aku"
" Oh aku tahu ini karma buat mas Reihan karena sudah menghianati aku"
" Bukan waktunya kita untuk membahas hal itu, sekarang yang harus kita fikirkan bagaimana caranya kita kembali ketubuh kita masing masing"
Keduanya terlihat mondar mandir untuk mencari sebuah solusi.hingga setengah jam.
To tok tok
Suara ketukan pintu terdengar.
" Kanaya mama lapar siapkan sarapanya"
Kanaya pun keluar dengan wujud Reihan.
" Mama memangil Kanaya nak! Bukan kamu"
Kanaya bernafas berat,mungkin ini saatnya ia harus memainkan peran sebagai Reihan.
" Kali ini biar aku aja ya yang buatin sarapan untuk mama"
" Ngak usah nak kamu pasti capek jadi biarkan Kanaya yang mengerjakan semuanya lagi pula kan menyiapkan sarapan tugas seorang istri"
" Kanaya"
Teriak Sintia.
Reihan akhirnya keluar dari kamar dalam wujud Kanaya.
" Buatkan sarapan untuk mama"
Dengan sangat terpaksa Reihan akhirnya mengiyakan perintah sang mama.
Karna semuanya akan percuma jika ia mengatakan bahwa dia bukan Kanaya tapi Reihan.
" Astaga Kanaya kenapa nasi gorengnya gosong"
" Maaf ma,aku tidak terbiasa memasak nasi goreng"
" Apa kamu bilang tidak terbiasa,lalu siapa yang setiap pagi menyiapkan sarapan untuk kita?"
Sedangkan Kanaya yang sedari duduk menikmati sarapannya,merasa puas melihat Reihan yang kerepotan membuat sarapan.
Selesai sarapan Reihan mencuci piringnya lalu menyiapkan air panas untuk Sintia untuk dipakainya mandi.
Pekerjaan yang selalu dikerjakan oleh kanaya kini semua dikerjakan olehnya.
Sedangkan Kanaya duduk santai melihat Reihan yAng melakukan semua pekerjaan meskipun dalam wujud tubuhnya,
Tapi entah kenapa melihat Reihan keropatan seperti itu ,ada rasa kepuasan dari dalam hatinya.
"Akhirnya semua sudah selesai, waktunya aku berangkat kekantor sekarang juga"
"Kamu mau kemana mas?"
"Aku mau kekantor"
"Kekantor?"
"Dengan tubuh aku?"
Reihan terdiam dia lupa kalau sesuatu yang besar baru saja terjdi dengan tubuhnya.
"Mas kan sudah menjalani peran aku,sekarang giliran aku yang menjalani hidup sebagai mas Reihan"
"Aku yang akan pergi kekantor"
"Tapi kamu harus ingat baik baik, dikantor itu semua karyawan segan kepadaku dan aku juga berwibawa jangan sampai kamu menghancurkan citra yang Sudah kubangun selama ini"
"Cii ia mas aku paham kamu memang paling jago kalau soal pencitraan"
"Buktinya bertahun tahun kamu membohongi aku dengan menjadi suami yang sangat baik namun nyatanya kamu berselingkuh dibelakang aku"
"Sudahlah Kanaya kita tidak ada waktu untuk membicarakan hal itu sekarang"
Kanaya memakai jas yang biasa dipakai Reihan kekantor, setelah stelan pakaian kantornya selesai terpasang.
Kanaya berjalan menjauh dari Reihan, setelah beberapa langkah ia menoleh kebelakang.
"Ingat ya ,urus mama!" Ucapnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Reihan menatap tubuhnya menjauh darinya,sampai sekarang ia masih berharap ini hanya mimpi melihat tubuhnya melakukan aktivitas tapi dalam belenggu jiwa yang berbeda.
Ia menatap tubuhnya tidak ada yang berbeda masih sangat terlihat tampan dan mempesona,tapi melihat langkah kakinya Reihan mengrenyit aneh.langkah kakinya sama seperti langkah perempuan.
" Astaga Kanaya"
" Apa"
" Bisa ngak sih langkah kaki mu diubah,aku tidak bisa menerimanya,kamu bisa mencoreng reportasiku dikantor jika langkah kakimu gemulai seperti itu"
" Aku tidak bisa mengontrolnya langkah kakiku memang seperti ini"
" Sekarang kamu bukan Kanaya tapi Reihan Adiatma"
" Tolong perbaiki cara jalanmu seperti laki laki Maco"
" Hmm kamu fikir aku akan merepotkan diri untuk menjaga repotasimu,itu tidak akan pernah terjadi, reputasi kamu sudah hancur dan itu karena ulah kamu sendiri"
Kanaya melangkah kan kaki menjauh dari Reihan yang tampak begitu kesal.
" Kanaya berhenti kataku"teriaknya.