Sulastri tak menyangka kalau dia akan jadi korban pemerkosaan oleh pria yang tak dia kenal, dia sampai hamil dan dihakimi oleh warga karena merasa kalau Sulastri merupakan wanita pembawa sial. Sulastri meninggal dunia dan menjadi kuntilanak.
Wanita yang menjadi kuntilanak itu datang kembali untuk membalas dendam kepada orang-orang yang dulu membunuhnya, dia juga terus gentayangan karena mencari siapa yang sudah merenggut kesuciannya.
Jangan lupa follow Mak Othor biar gak ketinggalan up-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BD Bab 24
Warga kampung geger karena Johan dinyatakan hilang, sudah dua hari pria itu tak pulang ke rumah. Kedua orang tuanya yang sudah berpisah itu sampai datang dan mencari keberadaan pria itu.
Wandi yang merupakan sahabat dari Johan juga turut mencari keberadaan pria itu, dia mencari Johan ke tempat-tempat yang biasa dilalui oleh sahabatnya itu. Namun, Wandi tetap saja tak menemukannya.
"Heran ini, kenapa bisa gak ketemu mulu sih? Apa tanya sama juragan Saleh aja ya? Soalnya Jo kerja sama juragan Saleh, siapa tau dia izin untuk pergi ke suatu tempat."
Wandi akhirnya pergi ke pabrik frozen food milik juragan Saleh, sampai di sana dia langsung meminta izin untuk bertemu dengan pria itu, beruntung Juragan Saleh mau menemui pria itu.
"Ada apa kamu menemui saya? Apa ada hal yang begitu penting?"
"Anu, Juragan. Saya datang ke sini untuk menanyakan keberadaan Johan, soalnya sudah dua hari dia hilang."
"Hilang?"
"Ya," jawab Wandi.
"Kemarin dia tak masuk, aku pikir sakit. Tapi tadi malam saya masih ketemu dia kok, di dekat gudang terbengkalai itu loh."
Mendengar disebutkan gudang terbengkalai Wandi langsung merinding, karena di sana terkenal ada kuntilanak. Kuntilanak yang dia yakini sebagai jelmaan dari Sulastri.
"Ngapain dia di sana, Juragan?"
"Pastinya sih saya nggak paham dia lagi ngapain, tapi pas saya turun dari mobil dan nanya kenapa dia ada di sana, dia hanya berkata sedang menemani seseorang di sana."
"Hiih! Apa dia kerasukan ya?"
"Nggak tau saya, kalau begitu saya tinggal ya? Masih banyak pekerjaan," ujar Juragan Saleh berpamitan.
"Tunggu dulu, Juragan. Kalau dua hari yang lalu terakhir pergi dia ke mana ya? Maaf kalau saya terlalu banyak tanya," ujar Wandi yang masih merasa penasaran dengan kepergian dari sahabatnya itu.
"Dua hari yang lalu dia pergi ke kampung sebelah untuk mengantarkan bakso," jawab Juragan Saleh.
"Yang pas malam-malam hujan itu?"
"Iya."
"Ke mana dia perginya?" tanya Wandi yang sungguh sangat penasaran.
Juragan Saleh akhirnya memberitahukan ke mana Johan pergi saat malam hari itu, sebuah kampung yang di mana di sana ada orang yang keesokan harinya mau hajatan besar.
Setelah mendengar apa yang dikatakan juragan Saleh, walaupun sangat takut tetapi pertama kali tempat yang didatangi oleh Wandi adalah gudang terbengkalai.
Sayangnya di sana tidak ada Johan, mau tak mau Wandi mencari keberadaan temannya itu menuju kampung sebelah. Dia bertanya kepada sang pemilik hajat, ternyata dia memang sempat datang dan mengirimkan bakso.
"Berarti kemungkinan besar dia hilang setelah kembali dari kampung ini," ujar Wandi.
Wandi teringat akan dua hari yang lalu, dari pagi sampai malam memang hujan dengan cukup deras. Bahkan, saat malam tiba hujan sangat deras.
"Mungkin dia kehujanan dan sempat neduh di pinggir jalan, atau dia jatuh ke jurang karena jalanan licin. Atau, mungkinkah dia diincar arwah Lastri?"
Sepanjang perjalanan dia terus saja berpikir, Ia menjalankan motornya dengan begitu pelan sekali. Hingga saat dia melintas di dekat saung, Wandi begitu senang melihat motor milik Johan ada di dekat saung itu.
"Gila! Ilang dua hari taunya ada di sini, tapi... Ngapain dia di sini?"
Wandi turun dari motor miliknya, lalu dia mencari keberadaan Johan. Hanya kebun saja yang dia lihat sejauh mata memandang, tak ada rumah tempat tinggal.
"Apa iya dia ada di sini? Atau---"
Wandi menghentikan langkahnya ketika dia melihat ada jurang yang tak jauh dari sana, jurang yang begitu curam dan juga dalam. Ingin turun ke jurang, tapi takut dia akan jatuh.
''Balik aja dulu ah, nyari orang buat bantu cari Jo. Atau pergi ke tempat paman dan bibi, ajak mereka untuk mencari Jo."
Wandi akhirnya pergi ke tempat kedua orang tua dari pria itu, dia mengajak mereka untuk mencari Johan. Dia juga mengajak beberapa warga untuk mencari sahabatnya itu, karena semakin banyak yang mencari Johan, pasti akan lebih mudah ditemukan, pikir Wandi.
Nyatanya setelah hampir satu harian mencari Johan, pria itu ditemukan di dasar jurang dengan tubuhnya yang sudah tidak terbentuk. Namun, walaupun seperti itu mereka tetap mengenali Johan. Karena baju yang dikenakan oleh pria itu, sama dengan baju yang dikenakan oleh Johan saat hilang.
Jasad pria itu sungguh mengenaskan, tapi tidak ada yang menyangka kalau pria itu mati akibat ketakutan melihat arwah Sulastri. Mereka hanya menyangka karena hujan yang begitu deras Johan jatuh tergelincir ketika sedang berteduh.
"Duh Gusti, Tole. Kenapa bisa kaya gini? Kenapa kamu bisa meninggal dalam keadaan seperti ini?"
Kedua orang tua Johan begitu sedih melihat jasad putra mereka, begitu juga dengan Wandi. Melihat jasad Johan, dia merasa kalau hidupnya tidak akan lama lagi.
"Apa iya ini akibat dari kami yang dulu memprovokasi warga agar membunuh Lastri? Apa setelah ini aku yang akan jadi korban selanjutnya?" tanya Wandi dengan kegundahan tingkat provinsi.
ternyata begitu ceritanya... dasar laki-laki...
jahat pula...
kalo ada udaku geplek pala abg syahdan 🤣
syahdan ini udah termakan omongan ibunya.. kasihan juga sih.. nggak tau apa-apa, malah dimanfaatkan ibunya..