Kairos Lim, aktor papan atas yang terpaksa menghadapi badai terbesar dalam hidupnya ketika kabar kehamilan mantan kekasihnya bocor ke media sosial. Reputasinya runtuh dalam semalam. Kontrak iklan dibatalkan, dan publik menjatuhkan tanpa ampun. Terjebak antara membela diri atau menerima tanggung jawab yang belum tentu miliknya. Ia harus memilih menyelamatkan karirnya atau memperbaiki hidup seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepercayaan Tuan Shin Jun-Ha
Shin Hanna terbangun merasai sinar matahari mengusik retinanya melalui celah tirai yang ternyata tidak tertutup dengan sempurna semalam. Ia melirik ke samping dan mendapati kekasihnya masih terlelap dengan posisi yang sama.
Perlahan tapi pasti ia memindahkan kepala Kairos agar bersandar dengan nyaman pada sofa empuk, menutup tirai seluruhnya dan membungkus sang kekasih selimut tipis.
"Sampai jumpa oppa," lirihnya dan mengecup kening Kairos.
Shin Hanna harus meninggalkan apartemen Kairos sebelum jam 10 pagi, selain karena ada jadwal latihan di agensi, reporter biasanya berkeliaran di jam-jam tersebut.
Perempuan itu mengendap-endap seperti pencuri keluar dari kawasan elit Grand Hannam. Masuk ke mobilnya dan melajukan tanpa diketahui oleh siapapun. Dia hanya mempir sebentar di apartemennya untuk bersiap-siap dan menuju agensi Luminar tempatnya bernaung bersama Park Minho.
"Ruang latihannya sudah siap, aku akan menyiapkan sarapan lebih dulu," ujar manajer Hanna. Manajer itu yakin bahwa Hanna belum sarapan, karena buru-buru.
"Iya Unnie," jawabnya dengan senyuman ramah.
Shin Hanna menanggalkan jaket di tubuhnya dan duduk di depan piano khusus latihan. Dia akan membuat album baru dan seperti biasa konser menggunakan piano yang membawa namanya sampai sejauh ini.
Terlalu sibuk di dunia akting, ia hampir melupakan dirinya yang seorang solo stand di dunia k-pop. Ada bangak fans yang menantikan comebacknya dan sekaranglah saatnya dia menyapa sekaligus meredakan berita tentang Kairos. Mungkin kabar comeback dirinya bisa membuat perhatian para pengemar teralihkan.
"Jadwal nona mulai hari ini akan sangat padat," ujar manajer Hanna sembari meletakkan sarapan sehat dan rendah lemak demi mendukung diet Hanna menjelang konser yang akan berlangsung satu bulan ke depan.
"Besok sesi rekaman."
"Sepertinya unnie akan lebih sibuk dari aku." Hanna tertawa.
Sebelum menyentuh sarapannya, ia menyelesaikan lagu menggunakan piano kesayangannya. Menjelang comeback seperti ini jelas dia sangat sibuk dan tentu saja menguras seluruh tenaganya.
"Ekhem, serius banget latihannya," celetuk seorang pria sembari menyembulkan kepalanya di ambang pintu.
Hanna tersenyum melihat hal itu, ia segera menghentikan kegiatannya dan menyambut Park Minho di ruang latihan.
"Sekarang jadi orang tersibuk, aku jarang melihat Oppa di agensi," celetuk Hanna. Keduanya kini duduk lesehan menikmati sarapan.
Sudah menjadi rahasia umum di agensi tersebut tentang kedekatan Park Minho dan Shin Hanna yang merupakan sahabat sebelum menjadi trainer Agensi Luminar
"Kenapa tertawa ih." Menepuk dada Park Minho yang tertawa alih-alih membalas sindirannya.
"Kangen ya?"
"Kok kangen? Orang kemarin juga bertemu di restoran La Yoen."
"Maksud aku, kamu kangen momen di agensi. Makan bersama, kadang latihan bersama juga. Sebenarnya aku juga tidak menyangka akan sesibuk ini. Ternyata jadi peran utama dalam sebuah drama menyenangkan sekaligus menyebalkan." Park Minho menghela napas di akhir kalimat.
Ini pertama kalinya ia mendapatkan peran utama. Rasanya menyenangkan sebab di perlakukan sedikit istimewa dan keberadaanya selalu di lirik oleh semua orang, menyebalkannya sebab tidak mempunyai cukup waktu istirahat apalagi jika bentrok dengan jadwal lain.
"Pantas saja kamu dan Kai kadang tidak punya waktu untukku."
"Ngertikan sekarang?" Kali ini Hanna tertawa kencang, tetapi hanya sesaat karena mulutnya dibekap oleh park Minho.
Aksi menyenangkan keduanya disaksikan beberapa staf yang gemes dengan interaksi dua aktor Luminar. Banyak yang mendukung hubungan mereka, terlebih setelah scandal yang melanda Kairos Lim.
***
Helaan napas terus terdengar berulang kali, rasa bosan melanda pria itu sebab sejak tadi memandangi layar laptopnya. Memantau perkembangan berita usai Starlight Entertainment merilis pengumuman tentang tindakan hukum kepada orang-orang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan rumor dan merusak nama baik Kairos Lim.
"Selebgram dan ibu mendiang Han Sena sudah di bawah ke kantor polisi untuk di selidiki, Tuan."
"Bagus, kabari saya tentang perkembangan kasusnya."
"Baik Tuan." Sang sekretarispun meninggalkan ruangan, bergantian manajer Park menemui Kairos Lim dengan urusan lebih personal.
"Keluarga Han Sena meminta untuk berdamai, begitu pun selebgram tersebut."
"Sudah terlambat," jawab Kairos dengan wajah dinginnya. "Mereka tidak punya pilihan selain menjalani hukuman dan mengganti kerugian Starlight entertaimen juga saya personal."
"Baiklah."
"Bagaimana dengan orang yang mengambil rekaman itu?"
"Ah ya aku hampir lupa memberitahumu. Minho sama sekali tidak terlibat dalam permainan kotor ini. Dia mempunyai alibi yang kuat di setiap pertemuan yang disebutkan oleh pecandu itu."
"Syukurlah."
"Aku pun turut bersyukur mendengarnya Kai. Sekarang fokus kita hanya membersihkan namamu dan menghukum mereka."
"Sepertinya kamu melewatkan sesuatu manajer Park." Tatapan Kairos menajam, seolah baru saja menemukan mangsa. Pria itu berdiri, menghampiri manajer Park di seberang meja. Terus maju hingga manajer Park terpojok pada dinding.
"Ka-kai apa yang kamu lakukan?"
"Manajer Park berusaha menutupi sesuatu dariku? Menyelesaikan pembicaraan tanpa memberitahu siapa dibalik pengambilan rekaman itu?"
"It-itu ...."
"Siapa yang berusaha kamu lindungi manajer Park?" Retina biru milik Kairos seolah mengiris tajam setiap inci tubuh manajer Park.
Kairos baru melepaskan tatapannya ketika tubuh manajernya ambruk ke lantai dan berlutut di hadapannya.
"Manajer Park!" ucapnya tegas.
"Aku tidak bermaksud untuk membohongimu Kai, tapi aku tidak ingin hubunganmu dengannya semakin retak." Manajer Park memejamkan matanya.
"Apa maksudmu?"
"Orang yang menyuruh pecandu obat terlarang itu adalah orang kepercayaan Tuan Shin Jun-ha."
"Appanya Hanna?" Manajer Park mengangguk pelan, membenarkan tebakan Kairos.
Seketika tubuh tegap yang tadinya mengintimidasi lawan itu, seolah kehilangan tulang-tulangnya. Andai tidak bertumpu pada meja, mungkin tubuh Kairos sudah terjatuh ke lantai.
Fakta apa lagi yang ia temukan kali ini?