Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.
Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.
Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?
Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 24
Suara teriakan keras memecah
kesunyian, membuat rekan-rekan polisi yang sedang membongol Durio menoleh ke belakang dengan ekspresi bingung. Mereka jelas tidak mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi, namun mengingat sifat Alyssa
yang terkenal keras terhadap laki-laki,
mereka hanya bisa menduga-duga.
Namun, tidak ada satupun dari
mereka yang berani menanyakan
kejadian yang haru saja terjadi. Setelah berhasil memborgol Durto dengan rapat, Lena memberikan instruksi pada rekan-rekannya untuk segera mengambil mobil dan mengevakuasi
Lokasi.
Sementara itu, di sekitar tempat kejadian, banyak warga yang terkumpul dan menyaksikan aksi tersebut dengan penuh perhatian. Namun, karena mereka menyadari bahwa pihak berwenang yang
sedang melaksanakan tipu, tak
seorang pun berani mengajukan
pertanyaan atau mencampuri urusan
tersebut
Alyssa, dengan wajah marah dan
tatapan tajam, berjalan kembali ke arah rekan-rekannya, seolah menantang siapa pun yang berani menanyakan apa yang baru saja terjadi. Dia menarik Jansen seolah adalah tawanan.
Lena menatap Alysa dengan tatapan bingung, kemudian berkata "Bukankah dia yang membantu untuk menangkap Darto?"
"Memang," jawab Alyssa singkat,
wajahnya tampak tegang.
Lantas, mengapa kamu
menahannya?" tanya Lena, menunjuk
ke arah Jansen yang terborgol.
"Dia melakukan sesuatu yang tidak
seharusnyal Sudahlah, jangan tanya
aku lebih banyak. Anggaplah ini urusan
pribadiku," kata Alyana, suaranys
meninggi.
Lena hanya memutar matanya, is
tak paham dengan sifat Alyssa yang
terkadang sulit untuk ditebak, la ingin
membantu Jansen, namun Alyssa
terlihat sangat yakin dengan
keputusannya.
Sementara itu, Jansen berkata
dengan nada memelas, "Nona cantik,
tolonglah aku. Aku tidak bersalah.
Mengapa dia memborgolku. Ujarnya
sambil menatap Lena dengan mata
berkaca-kaca.
Dis hanya tidak suka melihat
lelaki tampan. Hati-hati saja," sahut
Lena sambil terkirim, berusaha
membuat candaan agar suasana
menjadi lebih ringan.
Jansen baru saja tiba di Jakarta
dan merasa cukup terintimidasi
dengan suasana kota besar yang baru la
datangi. Namun, malang bagi Jansen,
pada buri pertamanya di kota ini, ia
malah terjebak dalam situasi yang
tidak mengenakkan.
"Aku tidak tahu apa yang salah,"
keluh Jansen dengan wajah bingung
dan kesal. Baru saja tiba di Jakarta dan
sekarang malah diborgol oleh polisi,
padahal aku tidak tahu apa
kesalahanku."
Alyssa, seorang polisi wanita yang
menjaga Jansen, memberikan tatapan
tajam ke arahnya. "Sudahlah, kamu
diam saja. Kalau tidak, aku akan benar
benar memasukkanmu ke dalam
penjara. Kamu jangan berpura lupa.
sebelumnya tanganmu hendak
memegang punyaku, kan bisik Alyssa
dengan suara pelan agar tidak
terdengar oleh Lena, rekan polisi yang
ada disana
Jansen mengangkat bahu dengan
wajah tak bersalah, "Bah, itu hanya
kecurigaan yang berlebihan saja."
Wajah Alyasa semakin kesal
mendengar kelakar Jansen yang tidak
merasa bersalah sama sekali. ta
berusaha untuk tetap tenang dan
menjaga emosinya agar tidak
terpancing oleh ucapan laki-laki
tersebut
"Lantas bagaimana caranya agar
aku bisa lepas? Haruskah aku meminta
maaf pada kesalahan yang tidak ako
lakukan?" tanya Jansen dengan suara
keras, ingin agar Lena dan orang-orang
di sekitar mereka mendengarnya.
Alyssa menatap Jansen dengan
bingung, tak tahu harus menjawab apa.
Lena, yang sedang berdiri di samping
mereka, menyahut, "Saranku, kamu
harus melepaskannya. Alyssa, tidak
semua lelaki tampan memiliki sifat
yang sama seperti mantanmu itu. Dia
mengambil kunci borgol dari sakunya.
hendak melepaskan borgol yang
mengikat tangan Jansen.
Namun saat Lena hendak
membuka borgol tersebut, ia terkejut
melihat tangan Jansen sudah terlepas
dari borgol tanpa sepengetahuannya.
"Kapan kamu berhasil melepaskan.
borgol ini?" tanya Lena dengan made
bingung, sambil menatap Jansen yang
tersenyum simpul.
Jansen mengangkat bahu, Aku
memiliki trik tersendiri untuk
melepaskan diri dari borgol, tetapi itu
bukanlah inti permasalahan di sini.
Dia menatap Alyssa dengan lembut,
"Yang penting adalah kita harus belajar
untuk saling memaafkan dan
melupakan masa lalu yang kelam, agar
kita bisa melangkah bersama ke depan.
dengan lebih baik."
Jansen melangkah pergi tanpa
sadar sedang tidak menjadi perhatian
utama Alyssa yang terbenam dalam
lamunan. Di sisi lain, Lena berusaha
menyemangati sahabatnya dengan
memepuk pundak Alyssa ringan,
mendorongnya untuk bangkit dari
keterpurukan.
Tak lama kemudian, Jansen
berjalan menapaki trotoar dan
menjumpai sebuah kursi, la kemudian
menghela napas dan membuka Kotak
Hadiah yang baru saja diterimanya
sebelumnya ia tidak sempat
membukanya karena aksinya hampir
dipelintir oleh Alyssa,
Jansen mengernyitkan dahi,
teringat insiden tersebut dan merasa
jengkel. Sementara itu, Kotak Hadiah
yang ia buka tidak seperti Kotak
Misteri yang sebelumnya ia terima dan
menghadiahkan Kartu Hitam senilai
satu miliar.
DING
"Selamat, Anda mendapatkan
Pesona 50 Poin
"Hah? Apa ini? Jansen
bergumam, rasa bingung mendera
pikirannya.
Namun, yang muncul hanyalah
sebuah status:
Lv1
Nama: Jansen Gillard
Poin Utama: 100
Pesona: 50
Kekuatan: 70
Kelincahan: 70
Semangat: 70
Keterampilan: Teknik Tapak Naga
Inventory: Tidak Ada..
Dana: 1.002.405.000,
"Sistem, ubah Puin Utama menjadi
Poin Kekuatan serta kelincahan,
jadikan 100," ujar Jansen tegas,
Ding...
Pemotongan Poin utama akan
dilakukan. Harap Anda duduk dengan
tenang. pesan sistem bergema di
telinganya.
Jansen pun mengatur posisi
duduknya, bersila dengan penuh
konsentrasi. Saat proses pengubahan
poin dilakukan oleh Sistem, ia
merasakan energi tak terduga menjalar
dalam tubuhnya, seakan mengisi setiap
urut dan ototnya dengan kekuatan
baru.
Ding...
Proses telah diselesaikan.)
Status ditampilkan secara
otomatis
Lv1
Nama: Jansen Gillard
Poin Utama: 40
Pesona: 50
Kekuatan: 100
Kelincahan: 100
Semangat: TO
Keterampilan: Teknik Tapak Naga
Inventory: Tidak Ada.
Dana: 1.002.405.000.
Senyum puas terlukis di wajah
Jansen saat ia merasakan vitalitas luar
biasa dan tubuhnya dipenuhi energi tak
kenal lelah
"Aku harus mencari tempat tinggal
sekarang, gumamnya sambil segera
mengakses informasi melalui Ponsel
Setelah beberapa lama browsing, la
menemukan sebuah rumah yang
cukup besar dan nyaman untuk
dijadikan tempat tinggal. Tanpa ragu,
Jansen segera melangkah memaju
alamat yang tertera.
Saat tiba di depan rumah
kontrakan, Hansen
menghubungi nomor yang tertera dan
melakukan panggilan. Tak berapa
lama, sosok wanita paruh baya yang
berkisar usia 40 tahun terlibat
mendekat ke arah Jansen.
Jansen yakin bahwa wanita ini
adalah pemilik dari rumah kontrakan
yang ingin la sewa, "Apakah Thu
Widya tanyanya dengan nada ramah.
Benar, jawab wanita itu, "Kamu
yang mau menyewa rumah?"
"Iya, ltu Widya," sahat Jansen
singkat.
"Apakah kamu hanya sendiri?"
Tanya Ba Widya, matanya mengerling
tajam.
Benar Bu, saya hanya sendiri saja."
jawab Jansen dengan tegas
"Baiklah. Bayar di muka saja untuk
tiga bulan pertama," kata Bu Widya
sambil menyodorkan kertas berisi
nomor rekeningnya. Harga yang
disepakati adalah 3 juta rupiah untuk
tigs bulan.
Jansen segera melakukan transfer
melalui ponselnya. Setelah melihat
notifikasi dari bank, Bu Widya
tersenyum dan mengucapkan, "Semoga
kamu betak sambil menyerahkan
kunci rumah kuntrakan kepada
Jansen.