Melati

Melati yang sudah selesai mandi dan memakai piyama tidurnya segera membereskan tas yang di bawanya kekantor tadi.Hari ini sungguh sangat lelah apalagi diakhir bulan mesti membuat laporan keuangan.Ia sangat menyukai pekerjaan ini sesuai dengan bidang yang diambil pada saat kuliah dulu.

Melati segera merebahkan badannya menunggu azan isya yang tidak lama lagi.

" Mudah-mudahan aku masuk daftar mutasi ya allah" doa Melati dalam hati.Tadi ia mendengar percakapan atasannya bahwa dalam tiga hari kedepan akan diumumkan nama yang akan di mutasi.

Melati berharap betul dirinya yang akan dimutasi kalau namanya masuk sungguh ia akan sangat senang sekali ada tiga kota besar tempat mutasi nya. Harapan Melati di tempat yang baru akan lebih baik lagi bertemu dengan orang-orang yang akan menjadi temannya dan juga suasana baru.Melati ingin jauh dari keluarga nya dan berharap di tempat yang baru nanti mungkin akan bertemu dengan jodoh nya.

Setelah dua hari percakapan nya dengan sang mama tentang rencana perjodohan dengan kenalan orang tuanya.Saat pulang dari kantor tanpa sengaja ia mendengar percakapan kedua orang tuanya.

" Mas keluarga Ajeng mengalami musibah kecelakaan bersama suaminya saat ini kondisi nya lagi kritis,padahal aku sudah buat janji akan memperkenalkan melati dengan anak laki-laki nya akhirnya batal " suara mama terdengar dalam kamar saat melati akan memasuki kamarnya ia pun berhenti sejenak mendengar percakapan orang tua nya.

" Ajeng teman SMA mu dulu ma ?" tanya papa.

" Iya pa suaminya kritis sedangkan Ajeng luka parah,besok kita kerumah sakit mas jenguk Ajeng sama suaminya " suara mama terdengar lagi.

Melati pun segera berlalu ada rasa lega dan kasihan.Lega nya ia tidak jadi dipertemukan dengan pria yang akan dijodohkan kan dengan nya kasihan nya melihat keluarga tersebut kecelakaan.Melati tidak mengenal teman mama nya yang bernama Ajeng karena kalau setiap ada acara kumpul dengan teman mama, Melati tidak pernah diajak selalu kedua adik nya.

Sementara itu di tempat yang berbeda seorang pria baru saja menyelesaikan pekerjaan kantornya hari ini cukup melelahkan karena banyaknya pekerjaan terutama kerjasama dengan beberapa perusahaan.Salah sedikit dalam membaca kontrak kerjasama bisa berakibat fatal dengan perusahaan.

Pria tersebut adalah Allan baru saja merenggang kan badannya yang terasa sangat pegal dengan tumpukan dokumen didepannya.

" Ga semua berkas sudah disusun rapi besok kita akan meeting " tanya Allan sambil menarik lengan baju nya.

" Sudah pak semua beres " jawab Yoga asisten pribadi nya.

" Kalau mau pulang silahkan ga, sudah jam tujuh istrimu pasti menunggu dirumah " sahut Allan lagi sambil menatap asisten nya.

" Ngak apa-apa pak tadi juga sudah mengabari istri kalau pulang nya agak telat " sambil Yoga merapikan berkas untuk meeting besok.

Allan diam sambil sesekali melihat Yoga yang terlihat tenang dan fokus dengan pekerjaan nya.Allan merasa beruntung memiliki asisten yang cekatan seperti Yoga.Anaknya sangat baik dan taat akan agama nya tidak pernah sekalipun ia meninggalkan sholat.Tadi pun disempatkan nya untuk beribadah sholat magrib.

Allan sangat salut dengan ketaatan Yoga ia sendiri yang memang tidak begitu mempercayai akan tuhan dan menganut salah satu agama tapi hanya sekedar KTP saja untuk beribadah pun tidak pernah.Karena lama diluar negeri jadi menganggap agama tidak penting.Lagi pun orang tuanya juga bukan yang religius.

Diam-diam Allan sering memperhatikan cara Yoga sholat ditiap jam tertentu bahkan dari Yoga ia tahu jam waktu sholat.Ada ketertarikan Allan untuk mempelajari bahkan juga sudah membaca buku tentang agama yang dianut Yoga tapi itu hanya sekedar ingin tahu belum terlalu ingin mengenal lebih jauh lagi.

Kedua orang tuanya juga tidak terlalu ambil pusing tentang kepercayaan anak-anak mereka bahkan membebaskan salah satu adik kembarnya yang ikut agama suami nya saat menikah tidak di tentang oleh kedua orang tuanya karena mereka bukan orang tua yang terlalu kolot dalam hal agama.

" Gimana kabar anak mu ga udah bisa apa?" tanya Allan saat Yoga sudah selesai dengan pekerjaan nya.

" Alhamdulilah pak udah mulai tengkurap lagi lucu-lucu nya " ada binar bahagia dimata Yoga saat menceritakan tentang putri kecilnya.

" Berapa lama kalian pacaran sampai menikah " tanya Allan lagi karena ia penasaran dengan kisah cinta Yoga dengan istrinya.

" Kami dikenalkan teman pak kebetulan umur saya sudah dua puluh enam ngak mau pacaran takut dosa lebih baik menikah terhindar dari maksiat" jelas Yoga lagi.

Allan terdiam mendengar penjelasan Yoga.Sedangkan ia saat ini masih sibuk dengan pacarnya bahkan tidak tahu kapan target menikah.Pacarnya Stella sibuk dengan dunia model ia sendiri sibuk dengan perusahaan nya.Kalau mereka menikah sama-sama sibuk kapan untuk kumpul bersama.Allan ingin mempunyai istri yang fokus mengurus dirinya dan keluarga tidak perlu bekerja karena harta nya sudah banyak.

Makanya saat ini Allan tidak bisa kalau menikah dengan Stella lagi pun Stella juga masih ingin berkarir.Allan pun belum terpikir untuk menikah di tambah hubungan dengan Stella juga sedang tidak baik-baik saja.Allan sudah merasa bosan dengan hubungan nya ini.

Kadang Allan melihat Yoga yang terlihat bahagia sangat menyayangi istri dan anaknya sempat terpikir apakah kelak ia menikah akan seperti Yoga juga.Apalagi istri Yoga sangat keibuan dan lemah lembut rasanya adem melihatnya.Kebetulan Allan pernah beberapa kali bertemu dengan istri Yoga yang menggunakan jilbab terlihat teduh.Pantas Yoga begitu mencintai istrinya.

Maaf aku up nya kadang ngak tentu karena juga sibuk didunia nyata 🙏