NovelToon NovelToon
Prahara Rumah Tangga Pelakor

Prahara Rumah Tangga Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Mengubah Takdir
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

Sania pernah dihancurkan sampai titik terendah hidupnya oleh Irfan dan kekasihnya, Nadine. Bahkan ia harus merangkak dari kelamnya perceraian menuju titik cahaya selama 10 tahun lamanya. Sania tidak pernah berniat mengusik kehidupan mantan suaminya tersebut sampai suatu saat dia mendapat surat dari pengadilan yang menyatakan bahwa hak asuh putri semata wayangnya akan dialihkan ke pihak ayah.

Sania yang sudah tenang dengan kehidupannya kini, merasa geram dan berniat mengacaukan kehidupan keluarga mantan suaminya. Selama ini dia sudah cukup sabar dengan beberapa tindakan merugikan yang tidak bisa Sania tuntut karena Sania tidak punya uang. Kini, Sania sudah berbeda, dia sudah memiliki segalanya bahkan membeli hidup mantan suaminya sekalipun ia mampu.
Dibantu oleh kenalan, Sania menyusun rencana untuk mengacaukan balik rumah tangga suaminya, setidaknya Nadine bisa merasakan bagaimana rasanya hidup penuh teror.
Ketika pelaku berlagak jadi korban, cerita kehidupan ini semakin menarik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Ditariknya iklan Brooch memang tidak membuat Brooch hancur, namun, seperti sebuah susunan puzzle yang sempurna, kini satu keping berhasil dicuri dan dihancurkan oleh seseorang yang sama sekali tidak terduga.

Brooch sementara tidak menaruh Sania lagi dalam targetnya meski ia sangat penasaran untuk menaklukkan Sania.

Tidak ada permintaan maaf, klarifikasi, atau ganti rugi, namun publik kini mulai memiliki penilaian berbeda pada Brick yang maha kuasa. Banyak produk dan karya Brick dinilai ulang, banyak yang mulai jujur akan kualitas dan banyak yang beralih ke produk lain yang tidak terlalu berisik brandingnya, tapi memiliki kualitas yang sempurna.

Brick tidak terpengaruh, tapi mulai tergelitik risih. Rapat demi rapat diadakan secara internal, memutuskan bagaimana baiknya menghadapi situasi ini. Sementara itu, Nadine jumpalitan memutar otak memikirkan konsep iklan yang baik untuk ayahnya.

Sudah terlanjur ia mendiamkan Irfan yang sampai sekarang tidak lagi serumah dengannya meski masih berkantor.

Nadine berada di posisi tertinggi, sementara Irfan berada di bawahnya dan lebih banyak berada di luar kantor. Irfan seperti sedang mengejar target dengan menyelesaikan banyak proyek yang selama ini dibiarkan berlama-lama mangkrak.

Nadine hari ini mengadakan rapat untuk membahas perintah ayahnya. Dimana Nadine mau tak mau menerimanya demi membuat ayahnya senang.

Semua karyawan yang bersangkutan telah hadir, bahkan Irfan juga disana. Menatap datar meja dan mengabaikan Nadine yang sejak tadi berulang kali memandangnya.

Entah apa yang Irfan pikirkan sejak rapat dimulai hingga rapat berakhir, yang jelas itu membuat Nadine semakin kesal.

Ketika rapat berakhir dengan keputusan melakukan survey pasar lebih dulu, Nadine mendekati Irfan, tetapi pria itu justru pergi dan menghilang di balik pintu ruangannya.

Irfan duduk termenung ketika ia telah tiba di ruangannya yang baru. Ia sampai sekarang masih mencari cara untuk mendekati Sania. Wanita itu benar-benar susah ditemui bahkan rumahnya juga tidak berhasil ia temukan.

Kini ia hanya bisa menatap Sania di layar kaca saat konferensi berlangsung. Wanita yang benar-benar berbeda dengan wanita yang ia buang dulu. Irfan masih begitu penasaran dengan apa yang terjadi pada Sania selama sepuluh tahun ini.

"Dia tidak seperti dulu,” gunam Irfan seraya meraup mukanya kasar.

“Siapa?” Nadine memandang sinis Irfan. Berpura-pura tak tahu siapa yang Irfan maksud.

“Sania," ceplos Irfan seolah yang bertanya adalah batinnya sendiri.

Nadine membeku sejenak, lalu melanjutkan langkah hingga duduk di kursi seberang meja kerja Irfan. “Lalu kenapa kalau dia tidak seperti dulu? Kau menyesal menceraikannya?”

Irfan tak menjawab, setengah kaget atas refleks mulutnya tadi. Tapi dia tidak menyesal juga menjawabnya jujur pada Nadine.

Nadine menatap lurus Irfan yang benar-benar menolak memandangnya. Perlahan, ia mulai sadar—yang selama ini ia rebut bukanlah cinta Irfan, melainkan hanya kebosanannya dalam berumah tangga. Dan kebosanan bisa berpindah arah juga. Kini saat Irfan bosan padanya, Irfan kembali memandang Sania.

"Dasar plin-plan!" cibir Nadine ketus. Ia mengusap belakang telinganya lalu dengan penuh gaya berdiri. "Sekalipun kau menyesal, kau tidak akan bisa bersama dia lagi, Irfan!"

Kini Irfan mendongak, tidak paham kenapa Nadine bisa berkata seperti itu.

Senyum asimetris muncul di bibirnya. Memandang Irfan lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. "Kau bukan lagi pria yang Sania butuhkan!"

Kata-kata itu sungguh mencabik hati Irfan yang sedang suntuk. "Kau bicara apa barusan?"

Nadine menjentikkan kuku jari-jarinya yang kemarin sempat patah karena berkelahi dengan Talia. "Itu benar, Irfan, aku jamin 100% kau akan dibuang, sama seperti kau membuangnya dulu."

"Itu juga karena kau!"

"Tapi kau adalah orang yang paling salah di mata Sania!" Nadine sedikit tertawa mencemooh. "Sania pikir kau juga yang menginginkan anakmu mati, apa kau lupa?"

"Aku tidak pernah melakukan apapun untuk mencelakai Mutiara, Nadine ... semua itu idemu sendiri, semua itu ulahmu tanpa aku tahu satu hal pun!"

"Bicara saja semaumu, tapi aku juga bisa mengatakan apapun untuk membuat Sania makin jauh darimu!"

Irfan terhenyak dalam kemarahan yang hebat. "Nadine—kau!"

"Tapi semua bisa saja berubah jika kau mau bekerja sama dengan ku selagi kau mengejar Sania!" Nadine bergerak cepat menusuk Irfan di tempat yang paling lemah. "Sania tidak akan kemana-mana, jadi kerjakan saja apa yang sudah aku mulai disini."

Nadine mengeluarkan ponsel dan mengirimkan file berisi ringkasan rapat. "Pikirkan saja yang paling menarik perhatian pasar! Tidak usah yang terlalu berlebihan, yang penting iklan itu sudah dibuat."

Irfan memandang Nadine penuh tanya.

"Kau ingin aku terlihat bodoh didepan ayahmu?"

Nadine menghela napas. "Atur saja sesukamu jika kau ingin mendapatkan perhatian dari Ayah! Toh aku sudah memberimu muka ribuan kali, tapi tidak pernah berhasil satupun!"

Nadine segera pergi, membiarkan Irfan tercenung di mejanya. Terserahlah, Nadine pusing. Ayahnya pasti tidak lagi menaruh perhatian pada produk itu setelah mencoreng mukanya begitu hebat.

Setelahnya, Nadine menuju kantornya sendiri, merombak lagi iklan yang semula dibuat berdasarkan konsep Sania. Nadine tentu tidak mau terang-terangan memakai karya rivalnya.

...

Tentu saja, iklan yang baik tidak dibuat sebentar. Irfan bahkan harus kerja ekstra demi memenuhi keinginan Nadine dan mendapat perhatian dari ayah mertuanya.

Ketika pulang ke kantor, Irfan menerima sebuah surat dari sekolah Mutiara. Hari itu acara perpisahan sekolah dan kedua orang tua wajib hadir.

Irfan yang semula layu kini seperti disiram air segar. Ia segera pergi lagi untuk membeli setelan yang paling baik untuk menghadiri acara Mutiara yang sangat bermakna.

Sania pun demikian, ia pergi ke sebuah toko khusus pakaian formal bagi pria dan wanita. Ketika ia selesai fitting baju, tanpa sengaja ia berpapasan dengan Irfan yang sudah selesai membeli.

"Ah, Sania ... kau beli baju juga?"

Irfan menelisik ke tangan Sania. "Biar aku saja yang bayar, ini untuk Mutiara—sungguh aku tidak bermaksud apa-apa."

Ditodong demikian, Sania hanya bisa pasrah melihat Irfan mengeluarkan kartu dan membayar semua yang Sania bawa.

Setelah selesai, Irfan membawakan barang-barang itu ke mobil Sania yang sudah begitu ia hapal.

"Sania, aku sungguh tidak memiliki niat lain, tolong jangan pandang aku seperti aku ini sedang berniat jahat padamu."

Sania menghela napas. Tapi tidak mengatakan apapun saat menuju kursi kemudi. Baru ketika duduk, Sania menatap Irfan.

"Aku tidak memaksamu datang, karena aku tahu kau masih suami wanita lain! Ingat, Irfan, aku tidak mau Mutiara mendapatkan masalah di acara pentingnya nanti!"

Sania tidak menunggu jawaban Irfan juga tidak berterimakasih, namun segera melaju menuju rumah design Savero.

Sementara di rumah, Nadine seperti biasa, memeriksa lalu lintas keuangan Irfan.

"Astaga, siapa lagi yang ia belikan baju?" Nadine menghempaskan ponsel ke kasur, lalu berdiri dengan tangan berkacak pinggang.

"Sudah ku diamkan, sudah kupersempit ruang geraknya masih saja meleng matanya! Dasar laki-laki buaya!"

1
🅡🅞🅢🅔
Nadine, kamu pikir Sania masih sania yg dulu apa gimana?
🅡🅞🅢🅔
bilang aja elu gak ada apa2nya Nadine, hadeh🤣
🅡🅞🅢🅔
iyuuuuw🤣
🅡🅞🅢🅔
bjir, drama banget😀🤣
🅡🅞🅢🅔
sampe ke ginjal kali kak🤣🤣🤣
🅡🅞🅢🅔
lawaknyeee🤣🤣
🅡🅞🅢🅔
Ya ampun, ada gitu orang udah ditolak mentah2 masih aja ngeyel? mau jadi laki2 baik, tapi dia ayah yg gak punya pendirian. plin-plan

tp gk apa2 sih kl mau cerai juga, Nadine pasti nyesek🤣
🅡🅞🅢🅔
Aku rasa, Irfan udah muak sama bapaknya Nadine, kek apaan gitu, udah puluhan tahun gak dianggap,, br dianggap setelah mereka kena kasus, kan asem😌
Ratu Tety Haryati
Nah kan beneeer??? Hobi banget nih perempuan menghancurkan sesuatu...
Ratu Tety Haryati
Bukannya dihadapan Rob kemarin , Irfan beserta kopinya sudah ditolak, Sania mentah2 ya???
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
akal bulus Nadine berhasil gak yaa? 😁
🅡🅞🅢🅔: eaaaa, penasaran kek apa Sania akan menjatuhkan Nadine kali ini, Thor 🤣
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: oh, kasian... 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 3 replies
YPermana
Irfan kamu terlalu haluuuu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
penyesalanmu percuma Irfan. Nadine, jangan salahkan sania jika Irfan kembali mencintainya
Ratu Tety Haryati
Terima kasih Upnya, Akak Othor🥰🥰🙏
Sifat dasar Nadine suka menghancurkan. Bukan hanya benda, pernikahan orang lainpun dihancurkan.
Dan sekarang rumahtangganya mengalami prahara akibat ulahnya yang memuakkan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
panik nadia panik.
Ratu Tety Haryati
Selamat Rob.... Anda pria beruntung.
Ratu Tety Haryati
Tapi obsesi memiliki seseorang, dengan cara tak patut. Dan mempetahankan sampai harus seperti orang tak war*s
☠ᵏᵋᶜᶟ⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
yeeess akhirnya Sania milih rob,aku suka aku suka😀karna aku kurang suka sama max
YPermana
gercep rob.... sebelum sania berubah fikri 😁😁😁
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Sania sudah memilih. pilihannya rob. disampaikan secara lugas, benar-benar wanita berkelas, tak perlu menunggu lelaki untuk mengungkapkan rasanya dulu..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!