NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Mencintainya

Ternyata Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: iqueena

Seorang pria tampan yang tidak sengaja bertemu dengan wanita cantik namun jutek , pertemuan pertama mereka membuat si pria sangat penasaran ,sampai pada akhirnya mereka jadi sering bertemu karna sesuatu,kira kira apa yah alasan mereka sering bertemu,dan apa yang terjadi diantara mereka?
yuk ikuti ceritanya ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqueena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Ternyata Aku Mencintainya

Lalu dokter mengulurkan tangan, "Maaf, dengan saudara siapa?"

Kelvin menyambut uluran tangan dokter itu, "Saya Kelvin dok"

Dokter mengangguk sekali, dan langsung mengambil berkas di atas meja, membuka halaman demi halaman sambil menghela nafas kecil.

"Saudara Kelvin" ucapnya pelan, menatap Kelvin yang duduk tepat di depan nya.

"Saya mohon maaf, mungkin ini tidak mudah untuk didengar, kondisi pasien sekarang ini sangat serius, kamu harus tau sejelas mungkin mengenai penyakit yang kini dideritanya, agar kamu bisa membantunya" sambungnya.

Kelvin yang duduk tegap, perlahan mulai gelisah, "Iya dok, saya siap, tolong jelaskan"

Dokter menaruh berkas itu di atas meja, dan melepaskan kaca matanya.

"Wilona didiagnosis dengan kardiomiopati hipertrofik, yaitu kondisi di mana otot jantungnya menebal secara tidak normal. Ini menyebabkan jantungnya bekerja lebih keras dari seharusnya untuk memompa darah." jelas dokter

Kelvin mengerutkan alis, "Jadi ini penyakit jantung dok?"

Dokter mengangguk pelan, "Ya, tapi bukan seperti penyakit jantung biasa. Pada kasus Wilona, bagian yang menebal ada di dinding ventrikel kiri, dan itu sangat sensitif terhadap aktivitas fisik. Dia tidak bisa terlalu lelah, bahkan stres emosional berlebihan pun bisa memicu gangguan irama jantung yang fatal."

Kelvin menyandarkan badannya ke sandaran sofa, mata nya mulai berkaca-kaca, "Sefatal apa dok?" tanyanya

"Jika ia memaksakan diri, mengerjakan sesuatu yang membuat dirinya terlalu lelah, bisa terjadi henti jantung mendadak" jawab dokter tegas

Kalimat yang barusan didengarnya, adalah kalimat yang sangat tidak ia harapkan, hatinya bagai tersayat oleh silet yang tajam.

Ia tertunduk dan memejamkan mata nya sebentar, lalu menatap dokter kembali, "Apa tidak ada jalan keluarnya dok?"

Dokter menarik nafas dalam, dan mengangguk, "Ada, tapi itu bukan hal sederhana"

"Apa maksudnya dok?" tanya Kelvin penuh harap

"Untuk saat ini, kami akan memulai terapi obat beta blocker, untuk memperlambat detak jantungnya. Kami juga akan terus memantau respons tubuhnya terhadap pengobatan. Tapi dalam jangka panjang, jika kondisinya memburuk atau terjadi gangguan irama yang berbahaya, Wilona perlu dipasang ICD alat pacu jantung khusus yang bisa mendeteksi dan mengoreksi irama jantung abnormal.” jawab dokter.

Kelvin terdiam sejenak, pikirannya penuh. Kata demi kata dari dokter menggema di kepalanya. Ia menelan ludah, berusaha menenangkan detak jantungnya sendiri yang kini malah terasa berdebar.

"Kalau itu bisa bantu dia bertahan … saya setuju, dok. Apa pun itu," ucap Kelvin dengan suara parau. "Tapi … Apakah kita harus memberitahu Wilona saat ia sadar nanti?"

Dokter menggeleng perlahan. "Tidak, Jangan langsung diberi tahu semuanya saat ia baru sadar. Kalau dia tahu bahwa sedikit kelelahan saja bisa merenggut nyawanya, itu bisa jadi tekanan mental yang besar. Kita harus jaga emosi dan pikirannya tetap stabil. Ingat, stres juga bisa memperparah keadaannya."

Kelvin memejamkan mata, mencoba mengerti, meski hatinya menolak. "Jadi apakah saya harus menutupi kebenaran ini dari dia dok?"

"Bukan menutupi," ujar dokter tenang.

 "Tapi menyaring informasi. Bilang saja kondisinya butuh istirahat lebih banyak, dan harus hindari aktivitas fisik berlebihan. Untuk penjelasan lebih lanjut, saya sendiri yang akan menyampaikannya… tapi hanya jika waktunya sudah tepat."

Kelvin mengangguk perlahan. "Baik, Dok… Saya akan jaga dia. Saya tidak akan membiarkannya terlalu kelelahan".

Sang dokter menatap Kelvin dengan raut menghargai. "Itu yang paling dia butuhkan sekarang. Dukungan dari orang-orang terdekat."

Setelah percakapan itu selesai, Kelvin berdiri, membungkukkan badan sedikit ke arah dokter.

“Terima kasih, Dok.”

“Tapi ingat Kelvin. Selain dia, kamu juga harus kuat saat dia siuman nanti, kamu bagian dari penyembuhannya.”

Kelvin mengangguk pelan, dan keluar dari ruangan itu dengan langkah berat. Di lorong yang sepi, ia berdiri beberapa detik, memandang kosong ke depan, lalu menarik napas dalam-dalam. Ia mengusap wajahnya kasar, mencoba mengusir rasa sesak di dada, sebelum akhirnya melangkah kembali menuju ruang penanganan darurat.

Setibanya di lantai dua, di ujung lorong rumah sakit yang sunyi, tampak Mira, sahabat Wilona duduk gelisah di bangku tunggu.

Ketika terdengar suara langkah kaki mendekat dari arah lain, Mira menoleh. Di sana, Kelvin berjalan perlahan dengan kepala tertunduk, langkahnya tampak berat dan penuh beban.

Mira langsung berlari menghampirinya, "Vin ... Wilona kenapa? ... Kenapa kamu gak kabarin aku ..." tanya Mira.

Kelvin hanya menggeleng pelan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lalu melangkah melewati Mira dengan tatapan kosong. Mira yang cemas segera mengikuti Kelvin dari belakang dengan langkah tergesa.

Langkah Kelvin terhenti, ia lalu menjatuhkan tubuhnya ke bangku tunggu dengan lemas. Tatapannya kosong, menembus lantai keramik rumah sakit yang dingin dan mengkilap.

"Detak jantung Wilona tadi sempat melemah, Mir... Sekarang dia masih di dalam ruang tindakan," ucap Kelvin lirih, suaranya terdengar serak dan penuh penyesalan.

"Aku lupa ngabarin kamu... Ponsel Wilona juga entah aku taruh di mana." tambahnya

"Ya ampun Vin, tapi dia sekarang baik-baik aja kan?" tanya Mira cemas

Kelvin hanya mengangguk. Mira kembali duduk di bangku seberang Kelvin, jemarinya menggenggam satu sama lain, sesekali menggerakkan kaki dengan cemas.

Tak lama kemudian, pintu ruang tindakan perlahan terbuka. Dua perawat mendorong ranjang rumah sakit dengan hati-hati. Di atasnya, Wilona terbaring lemah, wajahnya pucat dan matanya terpejam, seakan tak berdaya menghadapi apa pun yang tengah terjadi padanya.

Kelvin langsung berdiri begitu melihat Wilona dibawa keluar. Langkahnya sigap mengikuti ranjang yang terus bergerak perlahan di lorong rumah sakit. Wajah Wilona tampak pucat, masker oksigen terpasang menutupi hidung dan mulutnya. Dari belakang, Mira ikut menyusul dengan wajah cemas dan pandangan tak lepas dari sahabatnya itu.

Sesampainya di depan lift, seorang perawat menghentikan langkah Kelvin dan berkata dengan sopan.

"Maaf, Pak, mungkin Bapak bisa menggunakan lift yang ada di sebelah. Lift ini khusus untuk pasien dan petugas medis."

Kelvin mengangguk paham dan segera mundur beberapa langkah. Tak lama, pintu lift terbuka, dan dua perawat mendorong ranjang Wilona masuk ke dalamnya. Sementara itu, Kelvin dan Mira bergegas menuju lift lain yang berada tepat di sebelahnya.

Sesampainya di lantai dasar, Wilona dan kedua perawat lebih dulu keluar dari lift. Tak berselang lama, Kelvin dan Mira menyusul di belakang. Tanpa membuang waktu, Kelvin segera berlari mengikuti mereka, menuju kamar rawat inap tempat Wilona akan dipindahkan.

Setelah masuk ke kamar, kedua perawat dengan sigap menempatkan ranjang Wilona pada posisi yang tepat. Mereka memastikan selang infus terpasang dengan baik dan tidak terjepit, lalu mengunci roda ranjang agar tidak bergerak. Setelah semuanya tertata rapi, mereka berpamitan dan meninggalkan ruangan.

Kelvin mendekat ke ranjang Wilona, menatap wajahnya dengan ekspresi penuh luka. Matanya kembali berkaca-kaca. Perlahan, ia mengusap rambut wanita itu dengan lembut.

"Sayang ... Maafkan aku, untuk kedua kalinya, aku tidak ada di sampingmu saat kondisimu genting".

Mira berdiri di ujung ranjang, menutup sebagian wajahnya dengan kedua tangan. Air mata mengalir deras di pipinya, tak kuasa melihat sahabatnya yang biasanya ceria kini terbaring lemah tak berdaya di ranjang rumah sakit.

"Wilona..." lirihnya dengan suara gemetar.

....

1
Dewi Ink
enak jadi willona😅😅
sjulerjn29
kayaknya wilona masih belum move on dari gifa deh
Rezqhi Amalia
aduh, bau bau something nih
Pandandut
jahat si /Sob/
Anyelir
semangat kelvin. semoga hatimu lapang dan tidak gundah gerana
Bulanbintang
Nah kan, nyesel
iqueena: Kelvin nya kelelahan, ternyata Wilona lebih lelah lagi 🥹
total 1 replies
Dewi Payang
Lantes aja mamanya Kelvin gak suka sama Gifa....
Dewi Payang: Aku dari awal dah curiga si pavarnya Kelvin celingkuh kuh....
iqueena: Ternyata ada bakwan di balik batu
total 2 replies
Muffin
Kejar terus vin sampai dapat hihi
IG : @dadan_kusuma89
lampu hijau ini Vin...😁, pas banget
drpiupou
dinner siapa kak kok nungguin/Joyful/
iqueena: Namanya gugup kak, jadi asbun 😆
total 1 replies
Afriyeni Official
pantes mamanya Kelvin gak suka lihat gifa. Mungkin si mama udah tau y viona dan gifa selingkuh
iqueena: Selamat, Kaka benar ✨🥳
total 1 replies
Yoona
🥰🥰
Asya
Saatnya mendaftarkan diri vin buat jadi suami, jangan Cmn pacaran doang😅
iqueena: /Facepalm/
Asya: Hhee Balik Cepatt,,Nggak boleh kabur yahhh🤣
total 5 replies
Azurre
ayo vin ungkapin aja
Drezzlle
jingkrak2 tuh kelvin
iqueena: Duhhh bukan lagi🤣
total 1 replies
Dasyah🤍
cepat banget Vin kasih maaf nya
CumaHalu
bilang aja maunya tertutup Vin,😁
iqueena: Kayak di drakor2 🤣
CumaHalu: haha, greget juga ganti baju berulangkali😁
total 3 replies
bluemoon
dah lah itu kevin sama wilona satukan aja
Alyanceyoumee
ya, aku akan beli segalanya untuk mu awek awek 😅
iqueena: Orkay mah bebas yah 🤣
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut jangan sad ending y
iqueena: Akankah sad end atau happy end?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!