NovelToon NovelToon
Terima Kasih "Teman"?

Terima Kasih "Teman"?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa
Popularitas:902
Nilai: 5
Nama Author: Bintang Arsyila

Shafa dan Juna. Dua manusia yang menamai hubungan mereka sebatas kata "teman".
Namun jauh di lubuk hati terdalam mereka, ada rasa lain yang tumbuh seiring berjalannya waktu dan segala macam ujian kehidupan.
cerita pertama aku..semoga kalian suka yah. see yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bintang Arsyila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 20

"bagus gak beb?" Maya memamerkan gaun hitam selutut yang dipakainya, terkesan santai namun masih terlihat sisi glamor pada aksen Payet yang terdapat pada bawah gaunnya tersebut.

"cantik...cantik banget malah" David melayangkan pujian dengan senyum yang tak henti dia perlihatkan pada kekasihnya itu.

"menurut Lo Shaf?"

"setuju sama David...cantik. Cocok di elo,!!" jempolnya ia acungkan ke hadapan Maya yang tersenyum malu mendengar pendapat dua orang di depannya.

"beneran gak mau nyoba gaun disini?" tanya David pada Shafa

"gak deh, gue cari di toko sebelah aja." tolak Shafa

"disini harganya gak ngotak di dompet gue" lanjutnya mendekat ke telinga david dengan suara sepelan mungkin.

"gue yang bayarin elah..." David masih mencoba membujuk temannya itu, namun Shafa masih keukeuh menolak dengan menggelengkan kepalanya.

"nggak. Bayarin gue makan aja deh, laper nih gue"

"yaudah..tunggu bentar. Gue sama Maya ke kasir dulu. Yuk beb..."

"abis ini mau nonton?"

Mereka bertiga saat ini sedang berada di food store mall, sehabis mengambil gaun Maya, mereka memutuskan untuk makan.

"ada film apa aja emang yang tayang sekarang?" tanya Shafa di sela suapannya

"gue cek dulu" David membuka aplikasi di ponselnya untuk melihat jadwal film yang tayang hari ini.

"animasi ada, horor juga ada. Mau yang mana kalian?" David menatap satu persatu cewek yang ada dihadapannya

"animasi ajalah.." jawab Shafa

"bocah Lo.." ejek David

"aku juga mau animasi" Maya menimpali

"pacar anda juga bocah tuh,!!" Shafa memeletkan lidahnya pada David

"bocah tercinta kalau ini mah..." seperti tidak mau kalah, David memegang tangan Maya dan mengusapnya dengan tatapan mengejek yang dia tunjukan pada Shafa.

"gue lagi makan ya, jangan sampe ni garpu terbang ke muka Lo,!!" ancam Shafa menunjuk David menggunakan garpu yang ia pegang

"ahhh takut...!! Hahahaha..."

"dah gue pesenin nih 3 kursi" lanjut David setelah menghentikan tawanya, menunjukan layar ponselnya yang sudah memesan 3 tiket bioskop untuk mereka.

Setelah seharian menghabiskan waktu bersama David dan Maya hingga menjelang larut, shafa akhirnya sampai juga di rumahnya. Membuka pintu kamar dan langsung merebahkan diri di kasurnya, ia mencoba membuka riwayat chat terakhirnya dengan Faiz yang ternyata sudah lama, saat itu Faiz hanya mengirimkan alamat cafe nya ketika Shafa akan melamar kerja.

"ini beneran nih gue di anggurin?" gumamnya

"setelah bibir gue di acak acak?" ia menenggelamkan kepalanya di bawah bantal. Rasanya sedikit kecewa, ciuman pertama nya diambil Faiz namun tak ada kabar sedikitpun dari dia setelah kejadian itu. wajar kan Shafa sedikit berharap diperhatikan, walaupun hanya dengan sebuah chat?

"telpon Juna deh.." lanjutnya kemudian mendial nomor ponsel Juna. Satu panggilan tidak di jawab, kembali ia menekan panggilan lainnya namun masih tidak ada jawaban.

"hmmm..tumben? Lagi sibuk apa ya? Atau udah tidur si Juna??" tanya nya ke diri sendiri.

sedangkan di sisi lain

"gapapa kan sekali kali gak bareng sama temen kamu dulu. Kasian lho Nadia kalau harus sendirian kesananya." ucap ibu Juna yang sengaja datang ke tempat kosan anaknya.

Ibu dan ayah Juna datang kesana bersama dengan orang tua Nadia guna menengok keadaan anak anak mereka. Mereka juga sengaja meminta Juna agar bisa menghadiri pertunangan kakak Maya bersama dengan Nadia karena orang tua Nadia tidak bisa hadir dikarenakan ada pekerjaan keluar kota. Ya, orang tua Maya merupakan teman bisnis dari orang tua Nadia, masih satu lingkup pekerjaan dengan orang tua Juna juga.

"aku udah ada janji sama Shafa dan David" Juna berusaha menolak permintaan ibunya

"lain kali kan bisa..lagian, ibu yakin kok kalau Shafa dan David bakalan ngerti." dengan tangan mengusap ngusap bahu Juna, ibunya memberi tatapan memohon pada anaknya tersebut.

"yaudah. Oke"

Ibu Juna tersenyum mendengar jawaban putranya, mendekap hangat tubuh Juna, ibu berbisik lirih namun hangat

"makasih ya nak...maaf kalau ibu sedikit maksa kamu. semoga kamu mengerti ya" terdapat sedikit getaran dari suara ibunya, Juna membalas dengan erat pelukan ibunya.

"aku ngerti Bu." Juna perlahan melepas pelukan ibunya dan memberikan senyum tipis dan tangan menggenggam ibunya.

Dahulu, ayah Juna pernah bepergian bersama keluarga Nadia. Saat itu, Nadia masih berusia 3 tahun dan kakaknya, Rendra berusia 10 tahun. Ayah Juna yang mengendarai mobil tersebut, mengalami rem blong dan mengakibatkan kecelakaan tunggal. Rendra yang pada waktu itu duduk di depan di samping pengemudi, mengalami luka serius sampai akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Keluarga Nadia terpukul atas kematian putranya, tak terkecuali ayah Juna yang secara tidak langsung menjadi penyebab kecelakaan tersebut. Sempat akan di proses secara hukum, namun keluarga Nadia memilih jalan damai. Sebagai balasan untuk kebaikan keluarga Nadia itulah, awal mula perjodohan itu terucap.

Orang tua Nadia menginginkan sosok putra yang kelak akan menggantikan posisi mereka di perusahaan, yang secara kebetulan, akademik Juna memenuhi ambisi keluarga Nadia. Mau tidak mau, orang tua Juna menerima permintaan tersebut, walaupun sebenarnya dalam hati mereka, tidak ingin mengekang Juna, namun hanya itu cara untuk membalas kebaikan mereka dan sedikit menghapus rasa bersalah atas kejadian naas waktu dulu. Dan Juna tahu itu, orang tuanya menjelaskan secara rinci tanpa ada yang ditutup tutupi. mengerti akan sikap orang tua nya yang mencoba mendekatkan dirinya dengan Nadia.

"udah waktunya Bu.." ucapan ayahnya menginterupsi keduanya. mengingatkan kalau sudah waktunya mereka berangkat makan malam dengan Nadia dan orang tuanya.

Mereka melangkah keluar dari kosan Juna menuju restoran. sebelum masuk ke dalam mobil, ayah Juna menghentikan langkahnya dan menatap Juna dengan serius.

"maaf kalau ayah egois, tapi cuma kamu harapan ayah." dengan suara dalam namun tersirat penyesalan, ayah Juna menepuk pelan bahu Juna.

Hembusan nafas yang terlampau dalam Juna hembuskan, kemudian hanya anggukan yang bisa Juna perlihatkan sebagai jawaban.

Makan malam itu sengaja di rancang bukan hanya sebatas menengok anak anak mereka, melainkan ada niatan lain yakni membicarakan rencana perjodohan Juna dan Nadia. Orang tua Juna tahu bahwa itu berat untuk anaknya, namun tidak ada jalan lain selain menuruti keinginan orang tua Nadia.

Di sisi lain, Juna merasa berat dengan perjodohan yang akhirnya harus dia terima. Ada satu nama yang sudah sangat dalam terukir di hatinya. Dia ingin memilikinya, ingin terus memeluknya. Berharap masa depan nya bisa dia lalui dengan wanita yang dia inginkan, namun takdir mungkin masih belum berpihak padanya kali ini. Mencoba ikhlas dan menuruti kehendak orang tuanya, hanya cara ini yang sekarang bisa Juna lakukan.

1
partini
ga usah nangis be strong move on jangan pernah terlihat menyedihkan di depan orang yg ada di hatimu kalau bisa pergi jauh dulu
satu lagi bertarung dengan masa lalu tuh berat karena hampir semua masa lalu pemenang nya
CantStopWontstop
Terhibur banget!
Rukawasfound
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Anthea
Meleleh sudah air mata menunggu update terbaru, thor~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!