Perkenalan Mia dan Asril berawal dari sosmed dan tidak butuh waktu lama, mereka pun menikah tapi sayang pernikahan mereka hanya seumur jagung itu disebabkan oleh hadirnya Ida mantan istri dari Asril. yang sedang hamil dari laki laki lain namun laki laki itu tidak mau bertanggung jawab sehingga Ida menjebak Asril agar bisa menikah dengannya. apakah nantinya kebusukan Ida terbongkar? dan apakah Asril dan Mia bersatu kembali? yuk kita baca bersama sama kelanjutan cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur leli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir ketahuan
Ida mengurus Tara sangat telaten, meskipun Ida tahu kalau Tara masih belum bisa menerima dia sepenuhnya namun Ida tetap bersikap lembut pada Tara.
Sedang asyik main dengan Tara tiba tiba ida merasa mual dan pusing. Ida menutup mulutnya dan berlari ke kamar mandi. dengan segera dia memuntahkan isi perutnya.
"huek huek huek" Ida terus memuntahkan isi perutnya, mendengar ibunya muntah muntah, Tara menghampiri ibunya.
"ibu, kenapa? apa ibu sakit?" tampak Tara berada diambang pintu kamar mandi.
Dengan segera Ida membersihkan mulutnya sisa sisa muntahnya itu.
"tidak, mungkin masuk angin saja" sahut Ida.
"ibu istirahat saja di kamarku" Tara menuntun Ida masuk ke kamarnya dan mengambilkan segelas air hangat untuk ibunya.
Dari luar terdengar suara motor matic ayahnya. dengan cepat Tara menghampiri ayahnya.
"yah, ibu Ida sepertinya lagi sakit, tadi muntah muntah" tutur Tara kelihatan panik.
"sakit?" sahut Asril yang juga ikut panik dan gegas masuk ke kamar Tara.
"kamu sakit apa, sayang?" Asril mendekati Ida.
"emmm, aku tidak sakit mas, mungkin aku masuk angin saja, tadi siang lupa makan" tutur Ida berbohong.
Kalau dia jujur pada Asril bisa tamat riwayat dia. bahkan Asril tidak akan sudi menikahinya.
"kita pergi ke dokter saja ya!" ajak Asril.
"tidak usah sayang, aku cuma masuk angin saja" tolak Ida cepat.
"tapi aku khawatir dengan kondisi kamu, lihatlah wajahmu pucat sekali" ucap Asril cemas.
"aku baik baik saja mas, percayalah!, aku hanya saja telat makan nanti kalau sudah makan aku baik baik saja" ia terus menyakini Asril.
"baiklah kalau begitu kamu mau makan apa? aku pesan dari online saja ya" ucap Asril sambil merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.
"tidak perlu mas, antarkan saja aku pulang, aku mau istirahat dirumah saja."
"baiklah aku akan mengantarkan mu, kita naik taksi saja ya" ucap Asril.
Asril pun memesan taksi online, sekitar lima menit taksi itu sudah tiba di depan rumahnya.
Tara ikut serta mengantarkan ibunya pulang, Tara merasa kasihan pada ibunya.
Sesampainya dirumah, bu Emi langsung membukakan pintu untu mereka.
"eh ada Tara, cucu nenek" bu Emi sangat senang melihat Tara datang kerumahnya sangking senangnya beliau menciumi wajah Tara.
"Bu, sudah kasihan sama Tara diciumi begitu" ucap Ida.
"abis ibu rindu banget sama Tara" masih menciumi wajah Tara.
"mas masuklah, duduk dulu aku mau buatkan kamu minum" ucap Ida yang ingin berlalu ke dapur.
"tidak usah, kamu kan lagi sakit, kami sebentar lagi akan pulang" tolak Asril.
"sakit, kamu sakit apa?" tanya bu Emi heran.
"Ida tadi muntah muntah katanya masuk angin, tadi Asril mau membawa dia ke dokter tapi Ida yang tidak mau" jawab Asril.
"oh tidak usah, kan dia cuma masuk angin" sahut bu Emi.
"kalau begitu kami pulang dulu Bu, agar Ida bisa istirahat" Asril dan Tara berpamitan dengan bu Emi.
Ida mengantarkan Asril dan Tara sampai teras rumahnya.
"setelah ini kamu makan dan minum teh hangat dan ingat besok kalau belum fit jangan datang kerumah, aku saja yang urus Tara" tutur Asril.
"iya mas" sahut Ida dengan ramah.
"Tara sayang, hati hati ya, besok kalau ibu sudah enakan ibu yang jemput kamu ke sekolah ya" ucap Ida.
"iya Bu" balas Tara.
Setalah Asril dan Tara sudah masuk kedalam taksi dan taksi itu sudah mulai berjalan pelan meninggalkan halaman rumah Ida.
"kenapa kamu ceroboh?" pertanyaan bu Emi membuat Ida terkejut.
"ceroboh" sahut ida.
"iya kalau tadi Asril membawa kamu ke dokter, bisa ketahuan kebohongan kamu. bisa bisa dia menggagalkan pernikahan kalian yang tinggal hitungan hari.
"tadi aku itu merasa mual sekali dan akhirnya aku muntah muntah di sana" tutur Ida.
"lain kali kamu harus hati hati jangan seperti itu lagi, itu pasti kamu lupa minum obat dan vitamin yang diberikan oleh dokter itu" ucap bu Siti.
"iya, maaf ya Bu" balas Ida sambil mendekat dan memeluk ibunya.
"Tara kamu udah makan malam?" tanya Asril memecahkan keheningan di dalam mobil taksi.
"belum yah" sahut Tara.
"kita pesan makanan saja ya."
Tara hanya menganggukkan kepalanya dan kembali menatap ke arah jendela mobil.
Sesampainya dirumah Asril gegas membersihkan dirinya dan menghampiri Tara yang sudah duduk di ruang makan.
"kita makan sekarang yuk!" ajak Asril.
Mereka makan bersama tanpa adanya senda gurau seperti biasanya, Tara merasa sangat hampa tanpa adanya Mia dan Andi. selesai makan Tara ingin masuk ke kamarnya, namun Asril menahannya.
"Tara, ayah mau bicara sebentar."
"iya, ayah mau cerita apa?" tanya Tara yang kembali duduk di kursi makan.
"tadi kamu ketemu sama ibu Mia di sekolah?"
"iya, Tara ingin ikut dengan ibu Mia, tapi ibu Mia belum bicara dengan ayah dan kata ibu Mia, Tara di izinkan untuk main kerumahnya."
"ibu Mia pasti balik lagi ke rumah ini, nanti ayah bicara lagi sama ibu Mia. sekarang sudah malam lebih baik kamu tidur" ucap Asril.
Setelah Tara masuk ke dalam kamar, Asril merenungi perkataan Tara tadi, Mia mengizinkan Tara kalau ingin main kerumah nya. "itu berarti Mia tidak ingin kembali lagi kerumah ini, tapi aku akan membujuk Mia untuk kembali lagi kerumah ini" gumamnya.
Lain halnya dengan Mia, Mia sudah tidak ingin memikirkan Asril lagi. Mia sekarang mau fokus ke Andi dan usahanya saja. mulai besok Mia sudah ingin membuka usahanya lagi.
"apa rencana kamu untuk kedepannya?" tanya bu Siti yang menghampiri Mia di ruang tv.
"rencanaku, aku tetap ingin berjualan kue secara online dan tetap ingin berpisah dari mas Asril, jika dia tidak mau mengurus surat cerainya, aku yang akan mengurusnya" tutur Mia.
"apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu itu?" tanya bu Siti
"sudah Bu, aku tidak ingin berlarut larut dalam kesedihan" balas Mia.
"ibu hanya ingin yang terbaik untuk mu, jika berpisah dengan Asril membuat kamu lebih baik ya sudah ibu mendukung kamu. sudah malam, ibu istirahat duluan ya, dan kamu jangan terlalu malam tidur" tampak bu Siti beranjak dari tempat duduknya dan berlalu ke kamarnya.
Begitu juga Mia beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar Andi. Mia melihat andi sudah terlelap, Mia memberikan satu kecupan di dahi Andi dan mengelus pucuk kepalanya serta membenarkan selimutnya, lalu pergi ke kamarnya.
Baru saja masuk kedalam kamarnya, ponsel yang di genggam Mia bergetar ternyata ada panggilan masuk dengan cepat Mia melihatnya ternyata yang menghubunginya itu Asril.
Mia hanya melihat layar ponsel itu hingga panggilan itu berhenti, tidak lama masuk satu pesan dari Asril juga
{aku tahu kamu belum tidur, aku hanya ingin bicara dengan kamu, aku merindukanmu.}
Mia hanya membaca pesan dari Asril namun Mia enggan sekali membalasnya dan Mia langsung memblokir nomor ponsel Asril.
Mia tidak ingin di ganggu oleh Asril lagi. baginya Asril itu luka yang paling dalam baginya. cinta yang ada di hati Mia kini berubah menjadi kebencian saja. Mia meyakini bahwa tidak ada laki laki yang setia di hidupnya.
"mulai sekarang aku tidak ingin membuka pintu hatiku untuk siapa pun" sumpah Mia dalam hatinya. dia ingin benar benar menata kehidupannya tanpa adanya pasangan di hidupnya.