Ambisi tujuh Keluarga Bangsawan besar dan ternama, membuat kedamaian di Kekaisaran Liu, kini menjadi sebuah kenangan.
Rakyat pun menderita akibat ambisi ketujuh bangsawan yang bekerjasama dengan para pendekar dari dunia persilatan Aliran Hitam dan Aliran Netral.
Seorang Pemuda belasan tahun menjadi korban dari dua kelompok tersebut, membuatnya tidak bisa mengingat namanya karena dilemparkan hidup-hidup kedalam jurang yang sangat dalam.
Beruntungnya ia tercebur ke sungai di dasar jurang tersebut. Dan bertemu dengan Dua Jagoan nomor satu dari aliran hitam dan aliran putih dunia persilatan Liu yang keduanya telah lama menghilang.
Ia pun membuat kedua orang jagoan itu, terkejut saat mengetahui tubuhnya adalah Jenis Tubuh Yin Yang Sejati yang muncul seribu tahun sekali.
Mampukah pemuda tersebut mengembalikan kedamaian di kekaisaran Liu setelah ia mewarisi kekuatan kedua jagoan Nomor satu dari dua aliran yang berbeda itu? Siapakah Dia Sesungguhnya hingga dianiaya dan dilemparkan ke dalam Jurang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
034: Babak Perdelapan Final
Hari kedua turnamen beladiri yang telah memasuki babak perdelapan final akhirnya tiba. Warga Kota pun berduyun-duyun untuk menonton pertarungan di babak itu.
Turnamen hari ini akan mempertandingkan enam belas orang peserta. Mereka adalah para pemenang dari babak penyisihan hari kemarin.
Zhu San terlihat duduk lebih depan dari hari sebelumnya, Ia ingin lebih dekat melihat pertarungan gadis yang semalam telah membuatnya sulit memejamkan matanya.
Sejauh ini, Zhu San belum bisa memastikan siapa diantara para peserta yang akan menjadi juara dalam turnamen ini.
Ia hanya berharap bahwa Qin Yu mampu memenangkan setiap pertarungannya hingga babak terakhir nanti.
Biksu Fanzeng pun segera memasuki arena dan mengumumkan bahwa pertandingan akan segera dimulai.
Peserta yang akan melakukan pertarungan pertama adalah Xie Han dan Sekte Pedang Api yang memasuki arena sesaat setelah Biksu Fanzeng memanggil namanya.
Lawannya adalah Yan Lin dari Sekte Golok Hitam yang merupakan Sekte Aliran Netral di Kekaisaran Liu.
Yan Lin berusia tujuh belas tahun. Ia pun memasuki arena dengan golok besar yang telah terhunus di tangannya.
Setelah saling memberi hormat, keduanya pun mulai bergerak menyerang lawan dengan jurus andalan yang dimiliki.
Suara benturan pedang dan golok terjadi berulang kali dan semakin sering seiring pertarungan keduanya yang semakin sengit dalam beberapa jurus kemudian.
Setelah pertukaran serangan memasuki puluhan jurus, mulai terlihat siapa yang akan menjadi pemenang pertarungan tersebut.
Gerakan yang begitu cepat dan lincah, ditunjukkan oleh Xie Han dengan Pedang Apinya yang kini telah mengeluarkan api pada bilahnya.
Yan Lin pun akhirnya harus mengakui kehebatan Xie Han dengan jurus pedang Apinya itu. Ia melompat keluar arena ketika tidak bisa lagi menahan serangan Xie Han.
Penonton pun bersorak saat Biksu Fanzeng mengumumkan Xie Han sebagai pemenang dalam pertarungan pertama.
Suara penonton pun menjadi riuh ketika nama Liu Ling disebutkan sebagai peserta di pertarungan ke dua.
Lawannya adalah Hong Lai dari Sekte Tapak Naga yang merupakan Sekte Aliran Putih dan termasuk ke dalam lima besar sekte terkuat aliran putih.
Hong Lai yang berusia delapan belas tahun, segera melangkah ke arena dan berada di depan Liu Ling yang telah lebih dulu berada di dekat Biksu Fanzeng.
Setelah kembali mengingatkan peraturan turnamen, Biksu Fanzeng pun memberi tanda untuk memulai pertarungan mereka.
Suara gong yang berbunyi, membuat suara penonton menjadi hening seketika.
Di atas arena dua orang yang bertarung tengah bersiap dengan jurus tangan kosong yang mereka kuasai.
Liu Ling melesat terlebih dahulu dengan jurus Tapak Api Neraka. Sedang Hong Lai menyambut serangan itu dengan jurus Tapak Naga Bumi.
PLAAAK
Dua tapak yang mengandung tenaga dalam cukup tinggi beradu kuat, hal itu membuat udara sedikit berfluktuasi di sekitarnya.
Keduanya lalu melesat mundur menjauhi satu sama lainnya. Saling menatap untuk sesaat setelah mengetahui kekuatan lawan.
Hong Lai mengerutkan dahinya sesaat setelah tapak mereka bertemu. Dari pertemuan tapak tadi, Ia merasa tangannya seolah membentur tembok yang kuat.
Ia pun segera mengerahkan lebih besar lagi tenaga dalamnya. Keduanya pun kembali melesat dan saling menyerang satu sama lainnya.
Suara penonton menjadi hening sesaat setelah melihat kecepatan serangan ke dua pendekar muda itu.
Beberapa Ketua Sekte pun terlihat berdecak melihat kemampuan yang ditunjukkan oleh kedua peserta tersebut.
Suara penonton kembali meriuh saat Liu Ling berhasil mendesak Hong Lai. Terlihat bahwa dukungan penonton lebih banyak kepada gadis yang memiliki kecantikan nomor satu di kota Shangyu itu.
Hong Lai pun mengubah jurusnya, hingga untuk beberapa saat Ia berhasil mengimbangi jurus Tapak Neraka Liu Ling.
Namun perbedaan tenaga dalam yang cukup besar diantara keduanya, membuat Ia kembali terdesak saat Liu Ling mengganti jurus yang Ia gunakan.
Hawa Panas dari jurus kedua ini, benar-benar berbeda dari sebelumnya, jauh lebih kuat seperti gerakannya.
Hong Lai terlihat kewalahan menghadapi jurus Tapak Api Surga milik Liu Ling. Kecepatan maupun tenaga dari jurus itu sangatlah tinggi.
Saat pertarungan keduanya memasuki seratus serangan, Nafas Hong Lai terlihat telah tersengal-sengal. Berbeda dengan lawannya, Liu Ling.
BUUK
ARRRGHH
Ketua Sekte Tapak Naga segera melesat ke tepi arena tepat di samping Hong Lai jatuh terpental akibat sebuah serangan tapak yang tepat mengenai dadanya.
Suasana menjadi hening saat Ia menolong muridnya untuk duduk dan membantu menormalkan aliran darahnya yang sangat kacau akibat terkena pukulan itu.
Tubuh Liu Ling sendiri terlihat bergetar saat melihat lawannya jatuh dan terluka yang cukup parah.
“Ketua Qin Rui, mohon bantuan anda untuk menolong muridku ini.” Ketua Sekte Tapak Naga yang bernama Guo Lang berteriak kepada Qin Rui.
Nenek Qin Yu itu, segera melesat dan menggantikan Guo Lang duduk di belakang Hong Lai. Ia pun segera mengobati luka dalam Hong Lai dengan energi berhawa dingin miliknya.
“Tubuh Yang sejati? Gadis secantik ini memiliki energi besar berhawa sangat panas di tubuhnya.”
Zhu San berkata dalam benaknya saat melihat luka Hong Lai yang kini sedang diobati oleh Qin Rui.
Beberapa saat kemudian wajah Hong Lai kembali terlihat memerah, menandakan aliran darahnya telah kembali normal seperti semula.
Namun karena Ia telah keluar dari arena, maka Biksu Fanzeng segera mengumumkan bahwa Liu Ling menjadi pemenang dalam pertarungan ke dua ini.
Suara penonton meriuh saat kedua peserta terlihat saling memberi salam dan lalu meninggalkan arena turnamen.
Pertarungan ke tiga dimulai beberapa saat kemudian. Gao Shan dari Sekte Pedang Bintang akan melawan Xhu Lao dari Sekte Rajawali Merah.
Pertarungan ketiga tersebut akhirnya dimenangkan oleh Gao Shan setelah mereka berdua bertarung dengan sengit selama hampir setengah jam lamanya.
Demikian juga dengan pertarungan ke empat antara Xio Kun dari Sekte Tombak Abadi yang beraliran Netral dengan Ye Ma dari Sekte Pedang Angin yang beraliran Putih.
Keduanya menunjukkan kemampuan bertarung yang hebat dengan senjatanya masing-masing.
Xio Kun harus mengakui kehebatan lawannya saat Ia hampir terkena tusukan Pedang di tangan Ye Ma.
Ia pun terpaksa melompat menghindar dan menjejakan kakinya di tanah yang berada di luar arena, setelah mereka bertukar serangan lebih dari seratus kali.
Pertarungan babak perdelapan final pun di lanjutkan antara Liu Dong murid kedua Zheng An melawan Jiang Hu dari Sekte Pedang Baja.
Liu Dong adalah keponakan Kaisar Liu Feng. Ayah Liu Dong adalah adik sepupu dari Kaisar Liu Feng.
Namun Liu Dong tidaklah sekuat Liu Ling yang memiliki tubuh Istimewa, Tubuh Yang Sejati. Sehingga Ia dikalahkan oleh Jiang Hu setelah bertukar serangan hingga delapan puluh kali.
Pertarungan ke enam pun berlangsung cukup lama. Kedua peserta yang bertarung adalah Wen Yi dari Sekte Bulan Sabit melawan Guang Xi dari Sekte Tujuh langit.
Keduanya berasal dari sekte aliran putih yang berbeda tingkat kekuatannya. Namun pada akhirnya, Wen Yi berhasil menjadi pemenangnya setelah bertarung selama lebih dari setengah jam.
Sorak penonton terdengar riuh saat gadis yang terbilang cantik itu melambaikan tangan kepada mereka semua saat nama Wen Yi di elu-elukan oleh mereka.
Pertarungan ke tujuh berlangsung lebih cepat dari pertarungan sebelumnya. Kedua peserta yang bertarung adalah Lao Chan melawan Fung Ku.
Lao Chan berasal dari Sekte Kuil Cahaya Suci sedangkan Fung Ku adalah peserta dari Sekte Pisau Perak.
Lao Chan berhasil mengalahkan Fung Ku setelah mereka bertarung tiga puluh menit lamanya.
Suara riuh penonton, semakin menjadi saat nama Qin Yu disebut oleh Biksu Fanzeng. Pertarungan terakhir babak penyisihan pun akan segera dimulai.
Lawan Qin Yu adalah adalah Bao Han dari Sekte Roda Sakti. Senjata Bao Han adalah tiga buah cakram yang mampu Ia kendalikan dari jarak jauh.
“Pertarungan ini akan cepat jika Yu’er bisa mengetahui kelemahan senjata lawannya.” Zhu San berkata demikian dalam benaknya.
“Yu’er … Semangat!!” Zhu San berteriak kepada Qin Yu saat mata indah gadis itu menatap ke arahnya seraya tersenyum manis padanya.
*****
Gimana caranya memberikan Rate..?
Malu, saya/Slight//Slight//Slight/