<<<Sinopsis
Bagaimana jika seorang model yang di idolakan semua orang tiba tiba kehilangan jiwa nya Dan di gantikan oleh jiwa yang berbeda ?
Akan kah jiwa sang model itu kembali atau malah sebaliknya?
Yuk baca selengkapnya 💐❤️
cerita ini berdasarkan halu dan imajinasi author semata tidak menyinggung pihak mana pun dan maaf kalo ada salah kata 💋💐
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FiaNur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 4
...• HAPPY READING •...
...💐💐💐...
---
"Gue bukan Haechan. Lagian, gue tahu, walau Bianca sombong dan sedikit nggak tahu diri, dia tetap punya sisi baik tersendiri," tutur Jaemin.
"Lo kalau mau ke rumah sakit, pergi aja. Biar gue bantu izin," ucap Jaemin memberi saran supaya Jeno tidak terlalu khawatir memikirkan sang istri.
"Nggak usah. Besok pagi kita juga ada acara buat fans," ucap Jeno sambil mulai bangun dari tidurnya.
"Lo pergi aja. Besok pagi kita mulai jam delapan. Lo bisa balik ke sini sebelum itu," ujar Jaemin lagi, memberi solusi lain. Saran itu hanya direspons Jeno dengan satu kata.
---
Di sisi lain, di kota yang berbeda...
"Tuan, saya dengar Nona Muda Kedua masuk rumah sakit. Apa Anda tidak berniat menjenguknya?" ucap seorang asisten kepada tuannya yang tengah duduk di depan jendela, menatap langit malam.
"Masuk rumah sakit?" tanya pria yang dipanggil Tuan itu.
"Iya, Tuan. Nona Muda kecelakaan saat pemotretan dan mengalami amnesia," tutur sang asisten. Ucapannya membuat pria itu membeku sejenak, memikirkan putri bungsunya yang selalu ia manja kini mengalami kecelakaan dan kehilangan ingatan. Melihat tuannya terdiam beberapa saat, sang asisten pun khawatir.
"Tuan, Anda jangan terlalu memikirkannya. Ingat, tekanan darah Anda bisa naik. Jangan sampai penyakit Anda kambuh," ucap sang asisten mengingatkan.
"Roy, apa aku keterlaluan pada Bianca? Bahkan saat dia menikah pun, aku tidak datang..." ucap pria itu — ayah dari Bianca.
"Tuan sama sekali tidak salah. Tuan melakukan semua ini demi Nona Muda dan Tuan Muda. Anda nggak ingin mereka khawatir, makanya bersikap seperti ini. Lagian, waktu Nona Bianca menikah, Tuan juga sedang menjalani operasi di China," sang asisten memberi semangat.
"Tapi tetap saja, aku bukan ayah yang becus untuk mereka... Pasti is—" Tuan Besar Grizella belum sempat menyelesaikan ucapannya. Batuk hebat menghentikannya. Bukan batuk biasa, melainkan batuk darah yang sering terjadi ketika ia sedang tertekan secara fisik maupun batin.
---
Pagi hari yang sedikit mendung...
Banyak fans Bianca datang membawa bunga, camilan, surat, dan hadiah sebagai buah tangan untuk menjenguk sang model. Sayangnya, mereka tidak bisa bertemu langsung karena kamar Bianca dijaga ketat. Para fans hanya bisa menitipkan barang dan pulang dengan kecewa.
"Di luar ada apa?" tanya Bianca yang terbangun karena suara-suara riuh.
Seorang wanita paruh baya bergegas ke sisinya.
"Udah bangun, Nak?"
"Anda siapa, Nyonya?" tanya Bianca pelan.
"Kamu jangan takut. Saya mama mertuamu," jawab wanita itu lembut.
"Mama mertua?" tanya Bianca lagi, ingin memastikan.
"Iya, Sayang."
"Mama... di luar ada apa?"
"Banyak fans kamu yang datang mau ketemu."
"Lalu, kenapa nggak dibiarin masuk aja?" tanya Bianca polos.
"Nggak boleh. Takutnya ada haters yang menyamar dan mencelakai kamu," ucap Irene, asisten pribadi yang baru saja masuk ruangan.
"Irene benar, Sayang," ucap sang mama mertua membenarkan.
"Tapi mereka pasti kecewa. Udah pagi-pagi datang, malah disuruh pulang," ujar Bianca dengan wajah kasihan.
"Nggak usah dipikirkan. Mereka udah tahu resikonya, tapi tetap datang, kok," jawab sang mama.
Beberapa detik hening...
"Kak Irene, suamiku nggak pernah datang ya?" tanya Bianca tiba-tiba, membuat dua orang di ruangan itu kaget. Pasalnya, biasanya Bianca terang-terangan menolak kehadiran sang suami. Tapi kini?
"Kenapa? Bianca salah ngomong ya?" tanyanya polos.
"Nggak, Sayang. Semua istri pasti nanyain suaminya, kok," jawab mama mertua menenangkan.
"Jeno tadi malam ke sini, pas kamu tidur. Terus dia pergi pagi-pagi banget. Dia juga yang jemput Mama dari mansion," lanjutnya. Bianca hanya mengangguk pelan.
Tak lama kemudian, seorang bodyguard masuk, membawa banyak hadiah dari para fans.
"Maaf mengganggu. Ini semua dari fans Nona Bianca. Apa sebaiknya saya buang atau disimpan?" tanyanya sopan.
"Buang aja," ucap sang mama mertua spontan.
"Jangan! Mereka pasti belinya susah payah. Jangan dibuang," ucap Bianca dengan nada tegas, tak tega melihat pemberian tulus fansnya berakhir di tempat sampah.
"Kamu mau? Biar Mama beliin. Jangan sentuh itu, bahaya," sang mama mencoba melindungi.
Ah, aku baru ingat... Tahun lalu ada kasus haters menyamar jadi fans. Mereka kasih bunga yang diolesi obat gatal ke Jeno, batin Bianca, mulai paham alasan sang mama melarang.
"Bianca ngerti, Ma. Tapi Bianca percaya fans Bianca nggak kayak gitu. Kalau Mama masih ragu, biar bodyguard aja yang periksa," bujuk Bianca.
Akhirnya, setelah pemeriksaan ketat, sang mama mertua mengizinkan hadiah-hadiah itu disimpan. Bianca kemudian turun dari ranjang. Lagi-lagi ia harus membujuk sang mama untuk mendapat izin. Setelah diizinkan, Bianca mulai mendekati hadiah-hadiah yang sudah dipisah sesuai jenisnya.
Melihat jumlahnya sangat banyak, hatinya kembali tergerak.
"Mama, aku boleh keluar sama Kak Irene nggak?" tanya Bianca pelan.
"Kamu mau jalan-jalan? Biar sama Mama aja," jawab sang mama.
"Bukan, Ma. Bianca mau bagiin semua ini. Kalau bunganya terlalu banyak, nanti malah layu di sini. Sekalian sama barang-barang lainnya," ucapnya pelan.
Sejak kapan seorang Kim Bianca Grizella yang selalu sombong dan cuek sama sekitar bisa berpikiran seperti ini? Apa ini beneran Bianca? Kata dokter, cuma ingatannya yang hilang, bukan kepribadiannya... Tapi ini sungguh jauh berbeda dari Bianca yang biasanya, pikir Irene, terheran-heran melihat perubahan drastis sahabatnya.
"Kak Irene!" panggil Bianca.
"Hah?" akhirnya Irene menjawab.
"Kak Irene mau, kan, nemenin aku keluar?"
"Kamu kalau mau bagi-bagi ini, tinggal suruh bodyguard aja. Nggak usah keluar," jawab Irene cepat, disambut jempol dari sang mama mertua.
"Tapi, Kak... Bianca m—" ucap Bianca, berusaha mencari alasan agar Irene mau menemaninya.
---
Perkenalan time
NCT DREAM
Na Jaemin
Lee Haechan
Zhong Chenle
Huang Renjun
Park Jisung
Mark Lee (Leader)
Melinda Sang Mama Mertua Kesayangan Bianca
---
• TBC •
~ Waiting for next chapter ~
🌸 Jangan lupa Like, Comment, Vote, dan Subscribe! 💐💐💞❣️