NovelToon NovelToon
DUNIA KITA BERBEDA: ADHISTI DAN KENZO

DUNIA KITA BERBEDA: ADHISTI DAN KENZO

Status: tamat
Genre:Misteri / Matabatin / Cinta Beda Dunia / Dunia Lain / Pendamping Sakti / Tamat
Popularitas:137.3k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Harap membaca Novel JERAT CINTA DEWI ULAR biar gak bingung sebelum membaca novel ini.

Dua cinta yang terpisah karena beda dunia. akan kekuatan cinta mampu mempersatukan mereka kembali?

Akankah ada jalan bagi mereka untuk menemukan cinta yang hilang..

Ikuti kisah perjalanan cinta anata Kenzo dan Adhisti yang harus terpisah karena dunia mereka yang tidak sama..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Empat

Kedua pemuda itu membeliakkan matanya. Mereka terus berlari untuk menghindari kejaran ular tersebut. Wajah penuh ketakutan terlihat terbias dimata mereka.

Dengan tubuh luka lebam akibat dihajar oleh Dewi Pandita mengurangi tenaga mereka yang semakin memperlambat langkahnya.

Ular raksasa itu semakin bergerak cepat, lalu membelit salah satunya, dan mengangkatnya tinggi, dan memberika gigitan yang cukup mematikan dan dengan bisa neurotoksin-nya.

Seketika pemuda itu mengejang,.lalu dalam hitungan menit ia tak lagi bergerak, dan akhirnya tewas mengenaskan.

Rekannya yang melihat hal itu ketakutan. Ia mempercepat larinya meski harus terpincang dan sesekali melihat kearah belakang untuk memastikan jika ular itu masih jauh dari jaraknya.

Sesaat ia tercengang. Ular raksasa itu tidak terlihat, hanya ada tubuh rekannya yang sudah tergeletak tak bergerak diatas tanah yang banyak dedaunan kering diatasnya.

Ia menyapu pandangannya kesegala arah namun tidak menemukan sosok ular tersebut. Dadanya terdengar bergemuruh, dan ia merasakan jika sesuatu yang sedang tidak baik-baik saja.

Ssssssttttsss

Suara desisan yang cukup mengerikan dan terdengar begitu sangat dekat dengannya, tepatnya diarah belakang. Pemuda itu menoleh dengan lambat dan wajahnya cukup pucat.

Saat ia hampir memutar seratus delapan puluh derajat, ia melihat kepala Ular Raksasa itu sudah berada berdiri tegak dan menatapnya dengan senyum seringai yang begitu menakutkan.

Detik berikutnya, Ular Kobra Raksasa itu mematuk kepala lawannya, dan kembali menyuntikkan bisa neurotoksinnya dengan cepat.

Seketika pria itu terbeliak, lalu mengejang, dan ambruk ke atas tanah setelah menggerakkan kaki kirinya, dan setelahnya tidak ada lagi pergerakan yang terlihat.

Melihat semua korbannya sudah tewas, sosok Ular raksasa itu merayap meninggalkan hutan, perlahan lalu menghilang.

*****

"Ibu....," teriak bocah cantik itu saat setelah menyandarkan sepedanya. Ia menempuh perjalanan sejauh tiga puluh enam kilometer setiap harinya untuk dapat bersekolah ke kota dan semua itu demi meraih cita-citanya.

Ia harus berangkat sangat pagi sekali agar tidak tertinggal dan terlambat.

Ia membawa karung beras berisi berbagai kebutuhan pokok mereka, dan tak lupa ia membawa sedikit makanan yang enak hasil dari dagangan kerupuk yang ia jual disekolahnya, dan nantinya akan diberikan kepada ibunya.

Adhisti bisa saja menciptakan makanan enak, atau juga mengambilnya dari pasar hanya dengan jentikkan jemarinya.

Akan tetapi anaknya adalah manusia, tidak mungkin ia memberikan sesuatu yang haram masuk ke dalam tubuh puterinya.

Ia mengajarkan puterinya untuk bekerja keras dan mengenal bisnis sejak dini, agar kelak menjadi wanita yang mandiri dan tidak lemah.

Mendengar puterinya sudah pulang, Adhisti bergegas menyambutnya, lalu membantu membawakan barang-barang yang akan dibawa puterinya.

Ia mengecup ujung kepala puterinya. Dan Dewi Pandita sepertinya terbiasa dengan wujud ibundanya yang dipenuhi oleh sisik ular, dan ia tidak begitu mempermasalahkannya, sebab wanita itu mengatakan padanya jika ia dahulunya pernah memakan telur ular dihutan, dan dikutuk.

Meskipun terkesan berbohong, tetapi itu sudah cukup membuat sang anak mengerti.

"Nenek kemana, Bu?" tanyanya saat tak melihat sosok sang nenek yang mana wajahnya tak pernah berubah meskipun usianya sudah sangat tua. Ia masih terlihat cantik dan juga sehat bugar layaknya wanita berusia empat puluh tahunan.

"Mungkin sedang mencari rusa, untuk makan malam," sahut Adhisti, lalu menaiki anak tangga dengan karung goni didalamnya.

"Aku membawakan seblak untuk ibu, tetapi sudah dingin. Ibu mau coba?" ucapnya dengan antusias, sembari mengikuti langkah sang ibu yang sudah memasuki ruang tengah dan menuju dapur.

Gadis kecil itu mencari piring dan sendok, lalu membuka bungkus seblak dan menuangkannya.

Ia membagi sepertiga bagian, dan menyisihkannya untuk sang nenek.

"Bu, coba deh. Kata temen-temen aku ini enak banget," ia menyendokkan makanan itu dan ingin menyuapkannya pada sang ibu.

Adhisti meletakkan karung beras diatas lantai papan, lalu mencoba membuka mulutnya, ia tak ingin mengecewakan ke effort-an sang anak yang hari ini sudah menyisihkan hasil dagangannya untuk membeli semangkuk seblak.

"Emm, enak." jawab Adhisti, dan mencoba tersenyum dengan miris.

Sungguh ini bukanlah sesuatu yang ia inginkan, namun ia berharap jika Dewi Pandita akan tumbuh menjadi seseorang yang bermental baja.

Gadis kecil itu tampak girang, lalu ia menyuapkan untuk dirinya. Ia terlihat begitu sangat menyukai rasanya. Maklum saja, ia terlalu sering makan daging binatang, dan jarang menemukan jajanan, sebab harus menabung, karena ia akan melanjutkan studynya.

"Ibu mau lagi?" ia kembali menyendokkan makananya. "Makanlah, ibu sudah makan." tolaknya dengan halus, lalu membuka karung beras, dan membongkar isinya.

Dewi Pandita terlihat sangat lahap sekali, dan ini untuk pertama kalinya ia mencicipi seblak, dan menghabiskannya dalam sekejap.

Sementara Adhisti menghidupkan kayu bakar untuk menciptakan api dan mulai menggoreng kerupuk untuk nantinya dibawa sang puteri kesekolah, dan sebagai jalan ia mencari nafkah.

****

Angkasa tiba dirumahnya. Ia melihat sang ibu yang sedang memasak didapur. Tercium aroma ayam goreng kalasan yang menjadi kesukaan sang ayah dan itu membuat perutnya sangat lapar.

Aroma kelapa dan lengkuas parut yang bercampur bumbu tercium sangat gurih.

Ia ingin menghampirinya, namun Samudera terlebih dahulu tiba didapur dan menyelonong, lalu memberikan kecupan pada pipi sang ibu.

Meskipun pemuda itu hanyalah anak sambung dari Mirna sang ibu, namun wanita itu tidak pernah membedakan kasih sayangnya, sebab Mirna memberikan ASI yang sama padanya saat pertama kali pemuda itu dilahirkan kedunia saat ibunya meninggal ketika kelahirannya.

"Bu, aku lapar," rengek pemuda itu bagaikan seorang anak kecil.

"Ganti dulu pakaianmu, dan ibu akan menyiapkannya." sahut Mirna dengan begitu sangat lembut.

Samudera menganggukkan kepalanya, lalu beranjak dari dapur.

Angkasa yang tadinya akan ke dapur, terpaksa berbalik arah dan menuju kamar, karena hasilnya akan sama, mereka tidak mendapatkan makan malam jika tidak mengganti pakaiannya.

Pemuda itu memasuki kamarnya. Ia berdiri menatap cermin, lalu mematut dirinya dengan cermat. Ia sudah berusia dua puluh delapan tahun. Tetapi belum juga menemukan tambatan hati. Sedangkan Samudera sebentar lagi akan menikah dengan Aira dan lamaran sudah dilayangkan ke keluarga sang kekasih.

Ia memegang pipinya, dan melihat betapa tampannya ia, sepertinya wajahnya mewarisi sang ibunda yang terlihat awet muda, mungkin tidak pernah tua.

Tiba-tiba saja ia melihat siluet bayangan gadis kecil berseregam Sekolah Dasar itu sedang mengayuh sepedanya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

"Hah!" ia tersentak kaget. Lalu memegang dadanya yang bergemuruh. "Mengapa ia selalu hadir diingatanku? Sadarlah, ia masih terlalu sangat kecil," Angkasa membenci fikirannya yang selalu teringat akan manik biru dari sang gadis.

Ia menghela nafasnya dengan berat, dan memilih untuk membersihkan dirinya dikamar mandi.

1
ren rene
keren
nyerihati26
keren alurnya,,ku sangat menikmati
Siti H: makasih Akak😘
total 1 replies
Fitriputri123
kasian si Dita,mamanya egois gak sih,kan bisa di coba ya ketemu si kenzo,.
pasti si kenzo bisa Nerima dia apa adanya .kasian anaknya 🥺
Al Fatih
Bagus ceritanya Kaka....,, Alhamdulillah....,, happy ending utk Adhisti dan Kenzo.
Penasaran dgn kisah cinta anak mereka...,, Dewi Pandita dan Angkasa....
Siti H: Makasih... kalau suka fantasi, nanti singgah di Buhul Ghaib
total 1 replies
Al Fatih
yeeeee ketemu lagi sama mas satria dan Mirna. Dulu penasaran bngt dgn kisahnya angkasa dan samudra....,, eeh sudah ketemu nih d sini
Al Fatih
Kenzo....,,, kau jadi kebal karna ad batu zamrud milik Adhisti yang ada d dalam tubuhmu
Al Fatih
Langsung lanjut k sini,, penasaran kira2 nanti Adhisti sama Kenzo bisa bersama lagi ga ya?
Ali B.U
end
Ali B.U
next 55
Ali B.U
next 54
Ali B.U
next 53
Ali B.U
next 52
Ali B.U
next 51
Ali B.U
next 50
Ali B.U
next 49
Ali B.U
next 48
Ali B.U
next 47
Ali B.U
next 46
Ali B.U
next 45
Ali B.U
next 44
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!