NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Pangeran Yang Sakit

Transmigrasi Ke Tubuh Pangeran Yang Sakit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Akademi Sihir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Murid Genius / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: NoxVerse

Sejak kecil, Adrian Pratama Putra hidup di lingkungan keluarga yang menuntut kesempurnaan. Orang tuanya selalu menetapkan standar yang sangat tinggi. Karena itulah Adrian setiap hari bekerja mati-matian demi bisa menjadi sosok anak yang mereka inginkan.

Hingga akhirnya, Adrian telah berada di titik keputusasaan total. Ia menyerah dan tidak lagi mengejar apa yang namanya keluarga.

Di saat itulah, ia mulai mengenal novel. Hatinya yang dulu retak, kini perlahan pulih berkat hobi barunya itu.

Namun, mungkin akibat terlalu banyak membaca sebuah novel, Adrian tiba-tiba masuk ke dalam salah satu novel yang pernah ia baca. Masalahnya, novel yang dia masuki itu ... dark fantasy! Sebuah webnovel yang terakhir kali dia baca.

Terlebih lagi, ia masuk ke dalam tokoh Pangeran Kedua bertubuh lemah, yang sebentar lagi akan menjemput ajalnya!

Halo para pembaca. Ini karya pertamaku, jadi mohon maaf bila banyak kesalahan dan typo yang bersebaran😓

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NoxVerse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Keraguan Elias

Flashback

Kelompok Elias juga ikut memisahkan diri bersama kelompok lainnya. Mereka memasuki rute dan berpencar dengan kelompok yang lain.

Di dalam hutan, deretan pepohonan lebat tumbuh memenuhi seluruh hutan. Bau semerbak udara segar masuk ke dalam hidung mereka, membuat mereka bisa menghirup oksigen dengan perasaan yang nyaman.

Karena pohon-pohon terlalu banyak, perjalanan mereka sedikit terhambat, karena harus berurusan dengan lebatnya pohon yang menutupi pemandangan mereka.

Selama perjalanan, Elias, selaku ketua kelompok tenggelam pada pikirannya sendiri. Dia merasakan suatu kejanggalan setelah memasuki hutan ini, seperti sebuah kebenaran yang sengaja ditutup-tutupi.

Elias menatap kedua temannya yang mengekorinya dari belakang, dan membuka pertanyaan. "Sekarang, apa yang kita selanjutnya?" tanya Elias.

"Tentu saja, bertarung dan membunuh para iblis agar kita tidak ketinggalan poin," jawab Alec dengan percaya diri.

Elias sedikit skeptis. Apa memang cuma itu saja yang ada di ujian ini? Ia Merasakan ada yang terselubung di dalamnya, tapi ia kurang yakin dengan pikirannya.

Apa ini cuma perasaanku? batin Elias.

Batinnya seakan berteriak memberi tahu sesuatu, tapi dia tidak tau apa itu.

Setelah ragu sejenak, Elias pun hanya bisa mempercayai perkataan Alec. "Baiklah, kalau begitu, ayo kita melangkah ke dalam dan memburu banyak iblis agar kita bisa meraih poin tertinggi di antara yang lain," ucap Elias.

Masa bodoh dengan pikirannya. Lagian, Elias juga sangat tidak sabar. Dia dulu hanya bisa melakukan sparing, kini akan menikmati pertarungan asli dengan para iblis, membuat jiwa semangatnya terbakar membara.

Elias tidak sadar jika pilihan untuk mengabaikan instingnya itu adalah sebuah kesalahan besar yang pernah dia buat.

Alec juga tidak sabar seperti Elias. Setelah melewati ujian pertama, ia akhirnya bisa mencoba menggerakkan tulang ototnya untuk menghajar cecunguk iblis itu.

"Akhirnya, aku bisa menggerakkan tanganku yang gatal ini, aku sungguh tidak sabar!" seru Alec. Dia melipat kedua tangannya, membunyikan suara kretek tulang di jari jemarinya.

Seraphine menatap datar tingkah laku kekanak-kanakan Alec. Soro matanya berkilau yang berwarna biru es, seolah sedang dihujani ratusan jarum es. Tatapannya kembali beralih ke Elias dan membuka suara. "Memangnya apa yang ada di dalam pikiran?" tanyanya penasaran pada Elias.

Elias mengangkat bahunya. "Tidak perlu di khawatirkan. Itu cuma pikiran liar ku saja, tidak ada hal lain."

Seraphine hanya diam dan tidak kembali berkomentar. Dia tidak memiliki hak memaksa seseorang untuk membuka mulutnya. Baginya, menjunjung tinggi privasi orang lain adalah salah satu bentuk tata krama yang selalu dia jaga.

Melihat Seraphine yang tidak bertanya lebih lanjut, Elias tidak perlu menjelaskan panjang lebar.

Selama perjalanan, mereka sudah sangat dalam menyusuri hutan kematian, tapi mereka masih belum menemukan satu pun iblis, membuat Elias dan Alec sedikit frustasi tidak mendapatkan satu pun material hingga saat ini.

"Kemana perginya semua iblis ini? Kita sudah berkeliling di dalam hutan, tapi tetap saja kita belum menemukan satu pun," keluh Alec. Dia sedikit frustasi dan sangat ingin melampiaskan rasa frustasinya segera.

Elias juga merasakan hal yang sama. Tangannya sudah sangat gatal dan ingin segera menggerakkan nya. "Benar-benar menyebalkan," gerutunya.

Di antara ketiganya, Seraphine yang memasang ekspresi tenang, dia tidak memiliki ketertarikan dengan semacam perkelahian, seperti kedua kedua teman laki-lakinya yang berada di depannya.

Rambut biru panjang nya berkibar mengikuti arah angin. Pakaian academy berwarna hitam, putih serta biru tercampur di dalamnya, membuatnya terlihat sebagai wanita dewasa. Kulitnya yang juga seputih salju dan sorot Matanya yang tenang, menambah nilai plus di dirinya.

"Tunggu saja, pasti iblis itu akan muncul dengan sendirinya untuk memangsa kita. Tinggal masalah waktu saja," ucap Seraphine.

"GROARR!"

Suara auman iblis terdengar memekik di gendang telinga mereka.

Sesuai yang di katakan Seraphine, iblis akan menampakkan diri mereka di depan dengan sendirinya, dan sekarang sudah terbukti dengan adanya kemunculan sosok iblis.

Dari suaranya yang tumpang tindih, kemungkinan mereka membentuk suatu kelompok.

Mereka bertiga melihat lebih dari selusin iblis yang berlari gila ke arah mereka. Mulut yang terbuka lebar dan air liur menjijikkan yang terus merembes keluar, membuat ketiganya ingin muntah, saking tidak sedap di pandang.

Seraphine kini memasang sikap waspada. Dia memegang erat kristal mana dengan erat. Siap bertarung kapan saja.

Sementara Elias dan Alec malah kegirangan. Setelah memutari hutan ini, akhirnya, mereka akan bertarung dengan iblis pertama kali.

Tanpa pikir panjang, Elias berlari ke arah para iblis itu, sambil memegang erat kristal mana nya, bersiap melancarkan sihir kapan saja.

"Hati-hati, jumlah mereka sangat banyak. Akan sulit melawannya jika kau bertindak gegabah!" teriak Seraphine memperingatkan Elias.

Tapi sayangnya, Elias tidak memperdulikan teriakan Seraphine. Dia sudah menunggu dan sekarang, inilah saatnya dia memuaskan keinginan bertarungnya.

"Shadow Mist Blade!" teriak Elias mengeluarkan sihirnya, yaitu sihir kegelapan, menggunakan kristal mana yang dia genggam.

Kristal mana. Sesuai namanya, itu adalah sebuah kristal yang bisa di isi oleh kandungan mana di dalamnya. Kristal yang di pakai bukan sembarang kristal pada umumnya. Itu hanya bisa di dapatkan di Tambang prisma putih. Kristal di tambang itu memiliki tingkat memurnikan 100% hingga kita bisa memasukkan mana didalamnya.

Tapi, bukan berarti kristal ini langsung bisa di pakai. Masih ada tahapan prosesnya. Pertama, kristal prisma putih terlebih dahulu akan dipoles dengan kehati-hatian tingkat tinggi, hingga mencapai bentuk tertentu agar transfer mananya berhasil masuk. Jika kristal prisma putih salah bentuk sedikit saja, maka akan membuatnya meledak ditengah-tengah saat pengisian mana di dalamnya.

Jadi, bisa dibilang, kristal mana merupakan senjata utama untuk anak-anak yang belum membangkitkan mana mereka, agar mereka bisa menggunakan sihir tanpa perlu membangkitkan mana terlebih dahulu.

Itulah kenapa Elias jadi bisa menggunakan sihir kegelapan, berkat kristal yang sudah di berikan mana berwarna hitam di dalamnya.

Elias berkonsultasi penuh untuk mengumpulkan energi negatif di sekitarnya. Rasa takut ... Amarah ... Nafsu .. Kesombongan, semuanya menjadi satu membentuk pori-pori partikel asap hitam. Kebanyakan rasa negatif di keluarkan oleh iblis.

Kemudian, partikel-partikel kecil itu dengan cepat mengumpul menjadi gumpalan yang berputar-putar di telapak tangannya, lalu perlahan memanjang membentuk siluet pedang yang kasar.

Meskipun bentuknya tidak konsisten, pinggirannya tampak bergoyang seperti api lilin yang tertiup angin dan tidak terlihat tajam secara fisik, jangan meremehkannya.

Nyatanya, ketajaman pedang ini bisa berkali-kali lebih tajam daripada pedang logam yang biasa di pakai oleh ksatria kerajaan.

"Terimalah ini para iblis!" teriak Elias. Dia menggenggam erat pedang di tangan kanannya lalu menghunuskan secara diagonal.

"GYAAAAKH!"

Iblis itu mencicit, suaranya memekakkan di telinga akibat rasa sakit dari dada hingga perut terkena tebasan brutal Elias. Tubuh iblis itu terkoyak dan mengeluarkan darah merah tua yang terus merembes keluar.

Elias dengan kasar menarik kembali pedangnya, hingga luka terkoyak iblis itu semakin besar, tulang-tulangnya juga ikut hancur.

"GYAAAAKH!" Sekali lagi teriakan rasa pilu memekik di gendang telinga.

Melihat rekan mereka di bunuh membuat para iblis yang ada menjadi murka. Amarah dan rasa membunuh Elias begitu tinggi. Salah satu memegang senjata seperti tongkat bisbol berlari ke arah Elias, iblis itu mengayunkan tongkatnya ke atas dan ingin meremukkan badannya.

Untungnya, Elias dengan cekatan kembali mundur menghindari serangan Iblis

"Maaaanuuuusiiiiaaaa ... Kaaaauuu ... Aaaakaaan ... Maaaatiiiii ....!" Suaranya yang seperti batu-batu yang saling di gesekkan. Iblis itu menatap ketiganya dengan niat membunuh dan juga rasa lapar.

1
Carolline2011
Ayo Thor, lanjut
ARFIAN
wah,seru juga ceritanya aku tunggu kelanjutannya ya...
NoxVerse: hehe, makasih kak. insyaallah aku akan terus updatenya
total 1 replies
Không có tên
Terperangkap dalam cerita 😱
NoxVerse: hehe, makasih sudah mampir kak/Determined/
total 1 replies
Hoa xương rồng
Aku udah baca beberapa cerita disini, tapi ini yang paling bikin saya excited!
NoxVerse: makasih banget kak😍 aku jadi semangat buat lanjutin ceritanya/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!