Diceritakan kisah seorang gadis bernama Ellieora Sparkle, gadis muda berumur dua puluh satu tahun yang memiliki sifat bebas dan menghabiskan sebagian hidup nya untuk berpesta setiap malamnya, karena ia merasa kalau dia adalah putri satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama.
Namun kebebasan nya sangat di tentang keras oleh ayah nya yang memiliki karakter tegas.
Ibu Ellie adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang, ia selalu mendukung keputusan yang putri nya buat.
Hingga suatu hari, ayah nya yang sudah lelah dengan kelakuan putri semata wayang nya, yang selalu saja berpesta dan membuat ulah yang tidak masuk kedalam akal nya, ia menikahkan Ellie dengan seorang pria tampan dan kaya raya bernama Tuan Felix Donovan seorang CEO muda yang di rumorkan memiliki kehidupan bebas seperti Ellie.
Tanpa perlawanan Ellie pun setuju untuk menikahi Tuan Donovan, karena ia fikir hobby party nya tidak akan terganggu selama ia menikah dengan pria yang memiliki kehidupan bebas seperti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggrek Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 ANEURISMA OTAK
"Sayang sepertinya jika kondisimu terus menurun seperti ini kamu tidak akan bisa magang.." ungkap Felix tiba-tiba saja, membuat aku dan ibu terhenti seketika saat berdebat.
"Kenapa? Aku sakit apa?" tanyaku dengan tatapan mata kosong
"Iya nak Felix katakan yang sebenar nya" tuntut ibu yang ingin tahu kondisiku
"Tidak ada apa-apa Bu, bukan penyakit kronis juga, hanya saja membutuhkan untuk di lakukan nya operasi" ungkap Felix terbata-bata
"Operasi..??" sahut ibu bersamaan dengan ku
Sontak perkataan Felix membuat aku dan ibu saling menatap.
Dan rasa gugup menyelimutiku,hal yang paling aku takut kan terjadi.
"Sayang tolong..tolong kamu jelaskan penyakit apa yang aku derita?" ungkap ku memohon pada Felix.
"Tidak apa-apa sayang, kamu hanya mengalami sakit kepala yang hebat hingga membuat ku pingsan, sudah itu saja" sahut Felix
Aku langsung menutup mulut ku, menahan kesedihan dan tangis, yang rasa nya ingin meledak dari dada.
Namun aku harus kuat, ada Mama disini.
"Baiklah kalau cuma sakit kepala aku masih bisa menahan nya.." ungkap ku dengan bibir bergetar karena menahan rasa sedih. Terlihat wajah mama sudah basah oleh air mata nya.
"Maa..mama pulang saja dulu, Mama tidak boleh capek dan stress, aku cuma punya Mama, aku hanya bisa mengandalkan Mama.." pintaku meminta Mama untuk pulang ,perkataan ku membuat Felix memandang ke arah ku dengan tatapan yang dalam.
"Iya sayang,iya Mama nanti pulang setelah mama berbicara dengan dokter" ungkap Mama
"Tidak Ma..biarkan dokter berhubungan langsung dengan suamiku, Mama pulang lah nanti Papa khawatir" ucap ku sekali lagi menyuruh mama pulang.
Dengan berlinang air mata, mama berpamitan pada kami berdua.
Setelah kepergian Mama aku meminta penjelasan pada Felix, apa yang sebenar nya terjadi.
"Lebih baik kamu menjelaskan nya sekarang, lebih baik aku tahu dari pada kamu menyembunyikan nya" ungkap ku sedikit memaksa,
Tak serta Merta Felix langsung menjawab pertanyaan ku, terlihat ia menarik nafas nya dalam-dalam.
"Maaf kan aku, belum bisa menjadi istri yang sempurna, belum bisa melayani mu dengan baik, maaf kan aku.." ungkapku perlahan sembari berderai air mata dengan wajah tertunduk, sontak atas perkataan ku Felix langsung mendekap ku dalam pelukan nya.
Lalu Felix mengusap lembut kepala dan punggung ku beberapa kali.
"Jangan berkata seperti itu sayang, kamu adalah anugerah terindah yang Tuhan hadir kan dalam hidup ku, kamu akan bertahan sampai akhir, kamu tidak boleh menyerah" ungkap Felix yang masih memeluk ku erat.
"Aku akan bertahan sampai akhir kalau kamu memberi tahu aku" sahut ku menanggapi perkataan nya
"Baiklah sayang..baik akan aku ungkap" ucap Felix sembari perlahan melepaskan pelukan nya
"Kamu menderita sebuah penyakit yang bernama Aneurisma Otak" ucap Felix perlahan terlihat wajah nya menahan kesedihan yang ia tahan sedari tadi.
"Aneurisma Otak adalah pelebaran pembuluh darah yang berada di otak, sehingga harus di lakukan operasi" ungkap Felix yang akhir nya ia menderai kan air mata nya yang sedari tadi ia tahan.
Aku hanya bisa menangis saat Felix memberitahu ku fakta tentang penyakit ku, mungkin Tuhan menghukum kelakuan ku dengan penyakit ini, hanya penyesalan yang ada di dalam benak ku.
Menyesal karena tak pernah mendengar nasihat papa dan mama, menyesal karena telah menjadikan Felix sebagai pelarian tempat ku pulang agar aku tetap bisa party dan hidup sesuai keinginan ku.
Menyesal atas semua hal yang tidak berguna yang telah ku lakukan dalam hidup ku.
Dunia terasa berputar, perlahan Felix yang berada di hadapan ku terlihat samar, rasa mual menghinggapiku di tambah rasa sakit kepala yang hebat membuatku menjambak rambut ku sendiri, lalu aku kehilangan kesadaran ku.
Saat tersadar dari pingsan, ku lihat di ruangan ku ada Papa dan Mama yang sedang memegangi kedua tangan ku, lalu mataku berkeliling mencari sosok Felix.
Seolah Mama tahu akan gerak gerik ku, mama berkata
"Felix sedang berbicara dengan Dokter nak.." ucap mama dengan mata sembab.
"Pa..." sapaku pada papa yang sedari tadi hanya menangis
"Iya sayang...." sahut papa sembari sibuk dengan kedua tangan nya yang sedang mengusap air mata yang jatuh di pipi nya.
"Maafkan aku ya pah..kalau selama ini aku selalu membantah semua larangan papa, tidak mendengar nasihat papa.. terima kasih papa sudah membesarkan ku hingga saat ini, terima kasih juga sudah menikah kan ku dengan seorang pria bertanggung jawab pilihan papa, aku bersyukur pah.." ungkap ku dengan panjang dan lebar pada papa.
Papa tak menjawab perkataan ku, ia hanya menangis sambil menundukan wajah nya, ku lihat mama pun seperti itu.
Tak lama setelah aku selesai mengucap semua penyesalan ku, satu persatu teman-teman kuliah ku datang ke dalam kamar dan menghampiriku.
"Kalian kenapa disini..?" ungkapku yang tak percaya semua anggota geng ku di kampus datang ke rumah sakit.
"Kami menjenguk mu.." ungkap Rilley sembari menitikan air mata.
"Cengeng lu ah..tumbenan" ucap ku mengejek Rilley
"Maafkan kami semua ya.." sekarang giliran Jhon yang berbicara padaku
"Apa yang harus di maafkan? Kalian berbuat salah apa?" sahut ku sembari tertawa, menahan kesedihan yang tak mau aku perlihatkan di hadapan teman-teman ku.
"Pokok nya maafkan kami semua Ell..kami janji, kami akan selalu ada untuk mu selama kamu sakit" sahut Rilley menanggapi perkataan ku
"Saat sakit saja? Berarti kalau aku sehat kalian tidak akan ada lagi?" tanya ku dengan sambil bercanda, memecah kesedihan teman-teman ku.
Terlihat semua teman ku tersenyum atas perkataan ku itu.
Tak lama Felix masuk ke dalam ruangan, terlihat semua temanku memandangi nya lalu berbalik memandang ke arah ku dengan keheranan.
Perlahan Felix menghampiriku dan memegangi tangan ku.
Sontak perlakuan Felix membuat semua teman-teman ku membelalakkan mata mereka, seolah tak percaya dengan yang mereka lihat.
"Teman-teman..aku tidak akan menyembunyikan nya lagi dari kalian, fakta bahwa aku sudah menikah dengan Felix hehehe" ungkap ku dengan bangga memiliki suami seperti Felix.
Untuk saat ini tidak ada alasan bagiku untuk menyembunyikan pernikahan kami pada publik.
Pernyataan ku membuat semua teman-teman ku kembali membelalakkan mata mereka sembari menutup mulut.
"Wow..wow..sudah ku duga" ungkap Rilley
"Duga apaan lu..asal bunyi saja hahaha" sahut Jhon menanggapi perkataan Rilley
Melihat kelakuan kedua teman ku itu, aku merasa terhibur.
Ku lihat ke sekeliling, aku bersyukur masih di pertemukan dengan Papa, mama, Felix dan semua teman-teman ku.