Lahirnya Sang Legenda

Beberapa orang datang ke paviliun itu saat mendengar teriakan dari keduanya.

"Siapa dia,,? Kenapa dia bisa ada di sini,,,? Apa yang terjadi dengan lehernya,,,?" tanyanya sambil melihat Shanum terluka di bagian lehernya.

"Ini seperti bekas gigitan, sepertinya tuan muda telah meminum darahnya. Lihatlah keduanya memiliki tanda kutukan seperti di tubuh tuan muda,," jawab yang lainnya sambil menunjuk ke arah mereka berdua.

"Lalu bagaimana sekarang,,, haruskah kita juga mengikatkan tali padanya seperti tuan muda,,?"

"Lakukan saja, dari pada nanti dia juga mengamuk dan meminum darah seperti tuan muda dulu,,," jawab yang lain sambil membawa tali lain agar di ikat ke tubuh Shanum.

°°°°°°°

Shanum terbangun di sebuah gua yang gelap, dia mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu dia mendengar langkah kaki beberapa orang seperti menuju ke arahnya. Tubuhnya tak bisa bergerak sama sekali saat Shanum berusaha untuk bersembunyi.

Ketika langkah kaki itu semakin dekat, ternyata mereka hanya melewati Shanum seolah-olah dia tidak terlihat. Setelah mereka melewati Shanum barulah tubuhnya bisa bergerak. Tapi, bukannya bersembunyi, dia malah mengikuti mereka dari belakang.

Ternyata mereka adalah orang-orang yang membantu persalinan seorang wanita di dalam gua itu. Wanita itu memakai pakaian yang terbuat dari sutra yang sangat indah dan menawan. Dia bagaikan seorang bangsawan. Shanum terus menunggu disana, hingga akhirnya lahirlah seorang bayi laki-laki.

"Ada apa ini,,,? Kenapa tiba-tiba berpindah tempat,,,?" batin Shanum saat tubuhnya yang diam saja tiba-tiba berpindah ke sebuah istana yang merayakan dengan pesta besar-besaran kelahiran anak laki-laki itu.

Shanum terus melihat ke arah bayi laki-laki itu yang di gendong dengan bahagia oleh laki-laki yang sepertinya itu adalah ayahnya.

Lalu, peristiwa berubah lagi ke situasi dimana seseorang menuangkan racun ke minuman yang akan diminum oleh ibu bayi itu yang bayinya masih menyusui. Setiap hari setiap waktu dia diberi racun hingga tubuhnya perlahan-lahan menjadi kurus. Dan bayinya perlahan-lahan uratnya berubah menjadi hitam. Hingga ibu bayi itu dinyatakan telah meninggal ketika anak laki-laki itu berumur dua tahun.

Semua orang menghinanya dan menuduhnya, bahwa dialah penyebab ibunya tiada. Dia menangis di dalam kamarnya, tak satu orangpun mau menemaninya. Hingga dia berumur tepat lima tahun gigi taring telah tumbuh di antara giginya. Membuat dia terus-menerus menginginkan darah.

Dua tahun kemudian dia di ikat dan di kurung di paviliun yang baru saja di datangi oleh Shanum. Dia telah di ikat disana selama tiga tahun tanpa diberi sedikitpun darah setiap kali dia berteriak ingin meminumnya. Makanan hanya di dorong ke arahnya menggunakan nampan untuk para pelayan. Mereka menarik nampan itu dengan menggunakan kayu.

Hingga terakhir peristiwa yang dilihat oleh Shanum adalah saat anak itu meminta pada Tuhan agar mengizinkan dia bertemu dengan ibunya di hari ini yang bertepatan dengan ulang tahunnya. Namun, yang datang bukanlah ibunya melainkan Shanum.

"Jadi, hari kedatanganku adalah hari ulang tahunnya yang kesepuluh,,".

"Kumohon padamu tolong temani putraku, dan maaf karena kalian telah terikat saat dia menghisap darahmu,,," ucap suara yang entah dari mana mengagetkan Shanum.

"Aduh,,, siapa lagi ini,,,"

"Aku adalah wanita yang tadi kau lihat di gua, aku adalah ibu dari anak laki-laki yang telah menggigit mu. Bisakah kau menolongnya, dia belum pernah melihat dunia luar karena ayahnya telah mengurung dia disini agar tak melukai banyak orang dengan gigi taringnya itu. Ini hanyalah permintaan seorang ibu yang tidak berdaya yang tak bisa tiada dengan tenang hingga Tuhan mengubah ku menjadi kupu-kupu,,,"

"Apakah kupu-kupu tadi adalah kau bibi,,,?" tanya Shanum.

"Benar kupu-kupu itu adalah aku, aku melihatmu sedang kebingungan di hutan labirin yang dibuat oleh ayahnya agar tak satupun orang bisa masuk ke paviliun ini. Saat aku melihatmu, aku hanya ingin agar ada seseorang yang menemaninya di ulang tahunnya. Namun, kau malah mengambil setengah racun yang dimiliki putraku,, bahkan kini kau juga memiliki taring,,,".

"Taring ini sudah kumiliki sejak aku lahir. Namun, aku berhasil menyamarkannya dengan menggunakan kekuatanku, jadi ini bukan karena putramu. Soal racun yang telah masuk ke tubuhku itu mungkin benar ulah putramu,," jawab santai Shanum.

"Kau tidak marah,,,?"

"Untuk apa marah,,,soal anakmu mau keluar atau tidak, itu semua tergantung padanya. Jadi, aku akan kembali ,, da da,,,," jawab Shanum lalu dia terbangun dari tidurnya.

"Aduh,,,,,,kenapa pula tubuhku di ikat sekencang ini,,,?" tanya Shanum di dalam ruangan yang sepi dan gelap. Orang-orang itu telah pergi, mereka hanya meninggalkan nampan makanan satu di depan Shanum satunya di depan anak laki-laki itu.

"Ck,,, merepotkan sekali, lalu makanan apa ini,,?" tanya Shanum setelah berhasil melepaskan ikatan dari tubuhnya dengan mudahnya.

"Aku harus kembali ke istana,,sebelum itu aku akan melepaskan ikatan mu. Jika kau masih belum bisa mengendalikan dirimu maka itu pasti buruk bagi mereka yang telah mengikatku. Jadi, urus saja urusanmu sendiri dan aku akan urus urusanku,,," ucap Shanum sambil berlalu pergi setelah dia melepaskan ikatan anak tersebut.

"Aku akan men,,,ca,,,ri,,,mu,, dan mene,,,mukan,,mu,,," ucapnya saat melihat bayangan tubuh Shanum yang mulai menjauh.