Bayangkan, kedamaian dalam desa ternyata hanya di muka saja,
puluhan makhluk menyeramkan ternyata sedang menghantui mu.
itulah yang Danu rasakan, seorang laki-laki berusia 12 tahun bersama teman kecilnya yang lembut, Klara.
Dari manakah mereka?
kenapa ada di desa ini?
siapakah yang dapat memberi tahuku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mengare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Babak Baru
Dark Knight dan Thomas saling berhadapan, mereka berdua berusaha melepaskan diri dari tekanan sang serigala mata enam. Pandangan mata Thomas tajam pada merah padam, ia terbakar oleh amarah. Keinginan balas dendamnya yang kuat memaksanya untuk tetap fokus pada Dark Knight, meski pandangan matanya kabur, meski pendengarnya terganggu oleh suara yang memenuhi kepalanya, tekanan serigala mata enam tidak dapat menurunkan keinginannya untuk membalas perbuatan keji Dark Knight.
Dia memaksa setiap jengkal tubuhnya untuk bergerak meski itu hanya ujung jari. Tekat yang bulat dan rasa tanggung jawab yang besar menyertai setiap hembusan nafasnya.
"Aku pasti akan mengalahkan mu,
meski aku tak memegang pedang,
Meski harus berlumuran darah,
Bahkan bila harus mengorbankan nyawa."
Tekannya dalam hati.
Keringat mengguyur tubuh tuanya, matanya tak lepas dari pergerakan Dark Knight. Dark Knight mengerang, dia tahu kalau tekat musuhnya telah bulat.
Tak ada yang mau mengalah ataupun menyerah di antara mereka, mereka akan menggerakkan apapun dari anggota tubuh yang mereka gerakkan. Meski itu hanya jari tangan atau sekedar mengangkat sedikit kakinya.
Erangan keduanya semakin keras, perlahan bayangan serigala mata enam hilang dari hadapan mereka. Mereka bukan hanya bertarung dengan fisik tapi mereka juga mengadu tekat mereka untuk bertahan hingga akhir.
Sementara itu, di sisi barat hutan,
Amel dan seluruh pasukannya terdiam dan beberapa ada yang hampir menunduk karena tekanan mental tiba-tiba yang menyerang psikologis mereka secara langsung. Untungnya hal ini tidak hanya berlaku pada mereka saja tapi juga berlaku pada Dark Golem dan hewan-hewan yang terpengaruh energi hitam. Pertarungan terhenti sesaat.
Amel ingin memanfaatkan momen ini untuk menyerang, dia membulatkan tekatnya untuk maju melalui ingatan yang membawanya pada peperangan ini. Bagaimana mana Amel Ambler yang anggun menjadi Amel Ambler sang komandan pasukan khusus kota.
Di mulai dari keinginan tidak masuk akalnya untuk masuk militer, pelatihan berat yang memaksanya untuk berhenti, dan senyuman istri dan anak-anak prajurit miskin yang menerima bantuan sederhananya, benar-benar sederhana, hanya memberikan sepotong roti isi pada tiap orang, hanya itu, tapi mereka semua terharu hingga menetes air mata.
Amel mengangkat kakinya, perlahan tapi pasti, dia mulai lepas dari tekanan mental sang serigala mata enam yang membutakan indra pengelihatan dan pendengarannya. Semakin Amel lepas dari tekanan mental maka semakin jelas pandangan dan pendengaran yang terganggu itu.
Begitu pula pasukannya, mereka adalah pasukan yang telah melewati pahitnya kehidupan, mental mereka tak goyah meski tekanan itu membuat mereka tidak bisa bergerak.
Mereka memang tidak bergerak tapi mereka tidak tunduk pada tekanan itu, mereka melawannya layaknya prajurit. Meski rasah lemah menjalar hingga urat syaraf dan tubuh mereka tidak mendengarkan keinginan mereka, tapi mental mereka tetap berdiri tanpa gentar, mengabaikan rasa nyeri yang muncul entah dari mana.
Mereka semua mengerang karena karena perlawanan berat dalam diri mereka yang kontras dengan keadaan luar mereka.
#####
Semuanya ingin lepas dari tekanan itu, tapi tidak semuanya memiliki tekat yang kuat. Banyak orang di benteng pertahanan pertama yang tumbang dan pingsan. Mereka berjatuhan satu persatu, beberapa ada yang masih bisa berdiri tapi sedikit yang sanggup bertahan untuk beberapa menit.
Hayako berdiri dengan sisa tenaganya yang tersisa, dia mengarahkan ujung senapannya pada monster mengerikan yang menunjukkan kekuasaannya. Hayako berusaha untuk membidik lurus tapi tangganya terlalu tegang untuk mengangkatnya dengan benar.
Rambutnya yang telah basah oleh keringat. Keringat itu menetes dan mengalir pada lehernya. Hayako mengerutkan kening, situasi saat ini sangat tidak menguntungkan pihak mereka.
Setiap orang fokus pada diri mereka sendiri, mereka tidak menyadari seorang kakek tua yang berjalan dengan santai masuk ke dalam benteng melalui jalan belakang.
Kekek itu menyentuh tembok karung yang dia lalui, matanya tampak kosong layaknya orang buta, tapi berjalan dengan tenang seolah tahu di mana dia harus menginjakkan kaki.
Kakek itu tersenyum dan duduk dengan santai di samping Hayako yang membuat Hayako terkejut sampai melupakan tekanan itu sesaat. Kakek itu adalah seng tetua pertama, orang paling tua di desa ini, Jaka namanya.
Jaka menghela nafas sesaat sebelum membantu Hayako berdiri. Entah mengapa sentuhan sederhana dari Jaka membuatnya merasa tenang dan tanpa sadar lepas dari pengaruh kekuatan serigala mata enam.
Banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikiran Hayako, tapi satu yang paling jelas, "siapa kakek ini sebenarnya?"
Jaka menghadap ke arah serigala itu berdiri dia membuka pembicaraan, "aura adalah kekuatan yang berasal dari energi kehidupan setiap makhluk hidup tapi hanya itu yang kita ketahui dengan jelas."
Hayako terdiam dan menyimak perkataan kakek tua itu. "Aura adalah energi yang paling sulit untuk dilatih karena sifatnya yang unik, yang bisa semakin kuat seiring berkembangnya mental seseorang atau fisiknya. Meski sihir juga bisa meningkatkan kekuatan fisik tapi ada perbedaan kehalusan pemakaiannya, bukan?"
Hayako tidak menjawab pertanyaan itu, dia masih tidak mengerti bagaimana Jaka dapat berdiri dengan bebas di bawah tekanan ini, padahal dia sendiri kesulitan untuk bergerak dengan tubuhnya yang jauh lebih muda.
Jaka tersenyum ramah seolah mengerti apa yang Hayako bingungkan tanpa harus menatapnya.
"Tekanan ini hanya menyerang makhluk hidup melalui indra pengelihatan dan pendengaran," ujarnya singkat.
Hayako sempat berfikir sejenak tapi saat dia mencoba menurunkan sensitivitas indra pengelihatan dan pendengarannya, tekanan itu benar-benar tidak terasa.
Sebuah penyelesaian sederhana yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Hayako benar-benar di buat kagum oleh Tetua Jaka yang baru iya kenal.
Tetua Jaka melanjutkan pembicaraannya, "Ada tiga tahapan seseorang dalam mengintimidasi dengan aura, pertama adalah menyebarkan aura secara sembarangan ke area sekitar sehingga benda mati pun akan ikut bergetar. Yang ke dua, dengan memfokuskan pada tekanan yang hanya menyerang mental melalui panca indra tanpa pandang bulu. Ke dua tahap ini memakan banyak tenaga sehingga orang menggunakan tahapan ke tiga, fokus pada satu target, pasti akan mengalahkan mereka dengan sedikit tenaga."
Tetua Jaka mengeluarkan aura yang dapat di rasakan dengan lembut oleh Hayako, tapi perlahan aura itu semakin kuat hingga membuat Hayako merasa kecil di sampingnya. Meski begitu, aura itu menyelimutinya dan memberikan ketenangan yang tidak dapat ia ungkapkan, seolah Jaka adalah Kekek kandungnya -meski bukan.
Aura itu bergerak dengan cepat ke arah serigala mata enam yang sedang berdiri dengan gagah sambil terus mengeluarkan energi yang besar. Aura Tetua Jaka menyerangnya secara langsung dan membuatnya tersentak.
Tekanan hilang seketika, orang-orang yang tertekan secara refleks berteriak dengan keras. Mereka mengira bahwa mereka lepas atas usaha mereka sendiri tanpa tahu adanya pihak lain yang berperan besar.
Serigala mata enam berteriak keras, dengan suara raungan kesakitan yang menjadi-jadi. Bahkan hingga mengeluarkan darah dari mulutnya.
Tetua Jaka menepuk pundak Hayako, beranjak pergi untuk melihat dari samping setelah meninggalkan pesan pada Hayako, "Sisanya tergantung pada mu."
Hayako segera bereaksi tanpa basa basi dan menarik kembali tuas pelatuk. revolver berputar dan mengganti silinder peluru sihir dengan peluru hulu ledak. Dia mengarahkan peluru itu pada mata sang serigala dan menarik pelatuknya tanpa membuang kesempatan yang diberikan oleh Tetua Jaka.
Tembakan itu mengeluarkan sebutir peluru yang meluncur dengan cepat dan menghantam mata sang serigala. Memecah matanya dengan ledakan kuat yang keluar saat peluru itu mengenainya.
Serigala mata enam kembali mengerang kesakitan dia menatap lekat Hayako yang tersenyum dengan puas.
#####
Tekanan yang kuat telah menghilang, menandakan babak baru pertarungan yang sesungguhnya, Thomas yang segera beradu tebasan dengan Dark Knight di sisi timur hutan sementara Amel bersama Great Knight dan pasukannya kembali menunjukkan taring mereka tanpa menyadari adanya keberadaan yang samar sedang memperhatikan mereka dengan tenang.