Gagalnya Sebuah Pernikahan

Maharani pulang bersama Gea karena hari ini keduanya akan membeli buku untuk mencari materi untuk bahan skripsi .keduanya pergi menggunakan mobil Gea menuju toko buku ternama di kota .

Sampai di toko buku keduanya turun dan masuk , Maharani dan Gea berpencar mencari buku yang di maksud. Brukk ....Maharani bertabrakan dengan seorang pria menoleh keduanya saling pandang kemudian memutuskan mengalihkan pandangan.

"Kamu cari buku buat skripsi juga ?" tanya Willy . "Iya , Will ," jawab Maharani keduanya berjalan bersama mencari buku setelah menemukan mereka duduk di sebuah ruangan khusus baca . Sementara Gea masih mencari buku sampai akhirnya melihat Maharani dan Willy sedang berada di ruang baca .

"Selamat ya Han , atas pernikahan kalian maaf aku tidak bisa memberimu apa-apa ," kata Willy merasa bersalah . " Santai saja lagi pula aku tidak ngundang siapa-siapa kok ,“ Maharani santai menanggapi perkataan Willy .

"Apakah kamu bahagia bersama Deni ?" tanya Willy , ia tahu seperti apa Deni terhadap cewek karena dari kecil mereka sering bermain bersama sampai sekarang .

Maharani menarik napas lalu menghembuskan ke udara dengan berat . "Jika kamu tahu Deni seperti apa tidak perlu bertanya padaku bahagia atau tidak itu aku yang menjalani , paham kan !" Maharani menatap Willy .

Willy melihat ada airmata di sudut kelopak mata Maharani seperti ada yang disembunyikan darinya , "Baiklah aku tidak akan bertanya lagi , semoga kalian bahagia selalu ," kata Willy kemudian beranjak pergi .

Maharani mencari Gea berjalan ke luar ruangan , Gea yang masih di samping pintu ruangan terkejut kemudian tersenyum karena ketahuan mengintip . “Kebiasaan ,“ kata Maharani berjalan menuju kasir dan membayar begitu juga dengan Gea .

“Han , tahu gak kalau Willy itu suka sama kamu ?" Gea mencoba memancing omongan Maharani . Dalam hati Maharani membenarkan perkataan Gea tapi dia tidak yakin seratus persen karena hanya dugaan saja . "Mana aku tahu perasaan orang , Gea ,“ jawab Maharani melihat ke luar jendela mobil .

"Setelah aku amati nih ya kalian itu cocok loh hanya saja sama-sama gengsi alias menjaga image , aku tuh sudah tahu dari dulu kalau kalian sering ngobrol bareng makan bareng tapi sejak naik kelas kalian seperti asing memangnya ada apa sih ?" Gea merasa kasihan pada Maharani tentang perasaannya .

"Kami sudah sama-sama dewasa dan cara berpikir juga beda apalagi jurusan dia jauh beda denganku mana mungkin kami diskusi bareng yang ada saling berpencar ,“ sahut Maharani dengan tenang . Perasaan Maharani belum merasakan yang namanya jatuh cinta ,karena waktunya hanya untuk belajar dan belajar dan sebentar lagi dia akan lulus ,

Mobil sudah sampai di rumah Keluarga Edi , Maharani turun melambaikan tangan pada Gea . "Terimakasih, Gea , hati-hati di jalan ,“ kata Maharani tersenyum pada Gea . Gea membalas dengan mengacungkan jempolnya kemudian melaju di jalan pulang ke rumah .

Maharani masuk ke dalam rumah langsung menuju kamar dan meletakkan tas dan buku bawaannya di meja ,kemudian ia berjalan ke kamar mandi , sebelum masuk ia mendengar suara Deni sedang melakukan panggilan telepon di balkon kamar namun ia cuek dan masuk ke kamar mandi .

"Baiklah sayang aku nanti malam akan datang ke sana tunggu aku ya , sekarang aku mau mandi dulu ," Deni memutuskan panggilan teleponnya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengetuk pintu dulu .