Perjodohan

Setibanya di rumah Violet segera duduk bersandar di sofa ruang tengah. mami yang baru muncul dari kamarnya segera menghampiri Violet.

"Ada apa ini? kenapa kepalamu di perban begitu Violet?"

Frans menatap maminya,

"Violet terluka sedikit saat melakukan liputan mi, ia sudah di periksa dokter" kata Frans.

"Apa mami bilang, kau di rumah saja Violet tidak perlu bekerja! kau cukup hamil dan melahirkan cucu buat mami"

"Mi cukup!" Frans selalu kesal ketika maminya menyebut soal cucu. karena sampai kapanpun Frans tidak akan bisa memberikan cucu untuk maminya.

Violet menatap wajah tampan suaminya, Frans selalu saja gelisah jika ada yang membahas soal anak.

"Ayo kita ke kamar dan istirahatlah" kata Frans yang di sambut anggukan samar oleh Violet.

Setibanya di kamar Violet langsung berganti pakaian dan berbaring di ranjang yang nyaman. Frans melepas jasnya ia duduk di sofa sibuk dengan ponselnya. video saat Violet terkena lemparan batu beredar di media sosial dan platform berita online. tidak di pungkiri ada rasa khawatir di hati Frans untuk istri kecilnya saat ia melihat video itu.

"Mas.." Violet memanggil Frans.

"Mulai besok jangan berangkat bekerja lagi" kata Frans tegas.ia berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah ranjang.

"Tidak mau! mas jangan begitu, susah payah aku mengikuti tes dan interview kerja sebagai reporter seperti impianku, tolong mas jangan melarangku aku berjanji akan berhati-hati"

Violet memohon ia bangkit dari tidurnya dan berjalan menghampiri Frans dengan mata berkaca-kaca. Violet memberanikan diri menyentuh tangan Frans dan menggenggamnya.

Jantung Frans berdebar cepat saat Violet menggenggam tangannya dengan lembut. telapak tangan gadis itu terasa halus dan hangat. Frans menunduk menatap sepasang bola mata polos yang sedang memohon padanya. untuk sesaat Frans seperti terbius oleh kecantikan Violet dari jarak dekat. ia hampir tidak bisa mengendalikan perasaannya. Frans segera melepas genggaman tangan Violet dan memberi jarak antara dirinya dengan gadis itu.

"Jangan sembarangan menyentuhku! aku tidak suka!" kata Frans sembari memalingkan wajahnya dari Violet.

"Maaf mas..." kata Violet menyesal.

Frans menghirup udara perlahan, memberi ruang pada jantungnya yang hampir lepas dari posisinya. debaran itu kembali muncul setelah sekian lama Frans tidak merasakannya. dulu ia berdebar saat pertama kali jatuh cinta pada Catherine dan debaran itu hancur begitu ia melihat Catherine mengkhianati cintanya.

Frans masih trauma, ia takut jika masalalu nya terulang kembali. ia tidak ingin jatuh cinta pada Violet. ia hanya memanfaatkan gadis itu untuk membalas Catherine.

"Mas, kenapa wajah mu pucat kau baik-baik saja?" Violet nampak cemas memperhatikan suaminya tanpa berani mendekat karena Frans seperti alergi padanya jika ia dekati apalagi saat di sentuh Frans pasti menolak.

"Aku akan kembali ke kantor, kau beristirahatlah" kata Frans terlihat menghindar dari Violet. ia bergegas pergi dari kamarnya dan berjalan cepat menuju halaman rumah.

Mami yang memanggilnya tak ia hiraukan, Frans ingin segera menjauh dari Violet ia takut pada gadis itu. takut jika dirinya akan jatuh cinta pada Violet.

Violet masih sangat muda berusia baru dua puluh dua tahun, ia begitu cantik dan manis. senyumnya sangat menawan. perilakunya yang terkadang kekanakan membuat Frans gemas. saat menatap mata Violet Frans serasa luluh pada gadis itu. ia seperti orang kehilangan akal.

Misi Frans menikahi Violet karena ia ingin balas dendam pada mantan istrinya. ia ingin membuktikan jika dirinya bisa mendapat wanita yang lebih baik dari Catherine dan lebih tulus dari Catherine meski dirinya tidak bisa memiliki keturunan.