Lariessa gadis yang putus asa setelah kehilangan saudara kembarnya, ia tidak memiliki semangat lagi. namun kedua orang tuanya berusaha membuat ia bangkit lagi, memberinya semangat dan motivasi, tapi semua itu tidak berhasih. Tapi kedatangan Sahabat lama lah yang perlahan membuat hidupnya kembali berwarna, Ethan adalah sahabatnya dari dia kuliah dulu. Tanpa Lariessa sadari Ethan menaruh hati padanya.
Namun disisi lain Keluarganya sudah menyiapkan seseorang untuknya, seorang lelaki bernama Finn Harisson seorang asisten CEO, yang di tuntut untuk menikah, namun sang kekasih yang juga wanita karier selalu menunda-nunda dengan banyak alasan agar ia bisa menunda sebuah pernikahan. Apakah pernikahan Finn dan Lariessa akan berjalan dengan semestinya? dan bagaimana dengan Ethan yang menaruh hati pada lariessa dan Kekasih Finn, Victoria yang di tinggal menikah oleh Finn karena paksaan keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24. Luka hati
Di suatu malam Finn masih sibuk dengan ponselnya meskipun sudah larut malam, melihat itu Lariessa pun pergi kedapur dan membuatkan satu gelas susu untuk suaminya itu. Lariessa kembali dengan membawa satu gelas susu hangat.
"Kak?" ujar Lariessa sambil duduk disamping tempat tidur.
Melihat itu, Finn pun menyimpan ponselnya dan membetulkan duduknya. "Kak minum susu ini. aku buat spesial hanya untuk kakak" Ujar Lariessa sambil menyodorkan satu gelas susu itu.
"Emm... aku tidak— maksudku kakak tidak minum susu, maaf." Tolak Finn "Kak, ini susu badam-"
"SUSU BADAN?" ujar Finn Syok.
"Kakak ini bicara apa? Kakak ini lucu sekali" ujar Lariessa sambil tertawa.
"Susu badam, kak. kemarin ibu membawa oleh oleh ini karena dia habis pulang dari malaysia. badam itu kacang almond. jadi ini bisa disebut susu kacang Almond, bagus untuk kesehatan kakak. kakak coba sedikit saja, ya?" Jelas Lariessa.
"No..no Please Riss! kakak bilang kakak tidak suka susu, mengerti?" Ujar Finn "Kakak! kadang-kadang hal yang kita tidak suka, adalah hal yang paling kita
perlukan. susu almond ini bagus untuk meredakan resiko serangan jantung dan darah tinggi"Ujarnya
Finn hanya menatap Lariessa dengan penuh ketegangan.
"Kakak kan selalu marah marah padaku, jadi susu ini sangat cocok untuk kakak, yang selalu~ marah marah. Jadi kakak harus meminumnya"
"Ya, tapi kakak tidak mau, Riss." ujar Finn.
"Kakak cobalah sedikit saja. Kalau kakak tidak suka, kakak bisa memuntahkannya saja." Ujar Lariessa,
"Ap-apa?" ujar finn sedikit terkejut
Lariessa pun menyesap susu itu sedikit, lalu tersenyum. Finn yang melihat itu hanya terpaku lalu menelan ludahnya.
"Kakak lihat? kenapa? Kakak takut aku menaruh racun di dalamnya?"
Tanya Lariessa
"Bukan begitu Riss... Kakak hanya tidak suka—“ ujar Finn Tapi Lariessa membungkam mulut Finn dengan susu itu, dan terpaksa Finn pun
menyesap susu itu sampai habis. Dan seketika Finn langsung terdiam dan nafasnya terlihat tersengal-sengal sambil menatap Lariessa yang tersenyum puas. melihat ada bekas susu di sudut bibir Finn, Lariessa segera menyeka bibir Finn dengan ibu jarinya lembut.
Jantung Finn seperti akan keluar, terutama melihat Lariessa yang terlihat sangat cantik malam itu.
"Kak?" tanya Lariessa
Finn hanya terdiam mematung menatap Lariessa.
"Kakak ingin aku malam ini tidak?" tanya Lariessa. Finn menelan ludahnya dan memegang kuat samping tempat tidur.
"Wajah kakak memerah, kakak Sakit?" Tanya Lariessa. seraya tersenyum "Riss, lebih baik kita cepat tidur." ujar Finn
"Oke, maafkan aku atas semua kesalahanku hari ini ya kak" ujar Lariessa "Iya, sama kakak juga" ujar Finn.
"Kalau begitu, aku akan menyimpan gelas ini dulu lalu tidur" tutur Lariessa. "B-baiklah " ujar Finn
Lariessa pun pergi sementara Finn masih duduk ditempat tidur.
Dan tak lama Lariessa pun kembali dan berbaring disamping Finn yang masih memegang ponselnya.
Finn yang merasa diperhatikan akhirnya menyimpan ponselnya dan tidur.
...○...
Sarapan pagi.
pagi itu Lariessa dan Finn sarapan bersama, dengan menu makanan yang dimasak langsung oleh Lariessa sendiri. Tapi saat mereka sedang sarapan dengan tenang, Tiba-tiba telpon masuk kedalam ponsel Finn.
Dan dengan cepat Finn pun beranjak dan mengangkat telpon itu jauh jauh dari Lariessa. "Hallo sayang, maaf aku sedang makan." Ujar Finn.
"Enak?"tanya Ria dalam telpon
"Enak, tapi tidak sebanding dengan masakan ibuku, kau tau kan?" ujar Finn sesekali melihat Lariessa yang sedang makan.
"Ohhh jadi dia tidak sehebat ibumu Finn?" ujar Ria dalam telpon.
"Tidak penting dia hebat memasak atau tidak, masakan ibuku nomor 1." Ujar Finn seraya terkekeh.
"Karena itulah aku malas belajar masak. "tutur Ria dalam telpon.
"Kau ini ada apa menelponku? bukankah kau sedang marah padaku?" tanya Finn.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin mengingatkanmu tentang tugas yang harus kau buat." ujar Ria.
"Ria, aku tau, aku mengerti. Kau jangan khawatir, oke." ujar Finn "Finn aku hanya takut kau kau gagal dan berubah, aku tidak bisa membayangkannya Finn." ujar Ria.
"Ria, hatiku ini hanya untukmu seorang, perhatianku, cintaku, semuanya hanya untukmu seorang. Tolong mengerti." Lariessa yang mendengar semua percakapan itu hanya bisa diam.
"Tidak. Tidak selagi perempuan itu masih ada di depan matamu. Aku tidak bisa percaya 100% padamu." ujar Ria dalam telpon.
"Oke, Fine. Tidak perlu percaya 100% padaku. Kau mau percaya atau tidak, yang penting aku percaya pada diriku sendiri, jika hanya kau yang aku cintai." Ujar Finn
"Oke, Jadi kau tidak percaya padaku." tanya Ria
Tuttttttttt!
Ria marah dan memutuskan telponnya. "Ha-hallo?" ujar Finn.
Setelah itu, Finn kembali duduk di meja makan.
"Yaa ampun, senangnya berbicara dengan seorang kekasih. Sampai tinggalkan istrinya makan seorang diri." Sindir Lariessa.
"Apa maksudmu" Tanya Finn.
"Kakak bisa saja bertemu dengan Ria di depanku. Lagi pula kakak tidak peduli kan jika aku dengar atau tidak." ujar Lariessa.
"Riss, Diantara kita ini tidak ada rahasia, kau tau? Jadi itu kembali pada dirimu sendiri, kalau kau mau dengar atau tidak, terserah kau." ujar Finn.
"Tega sekali..." Gumam Lariessa melanjutkan makan. "Hei, Hati Ria itu lebih penting dari pada hatimu." Cetus Finn "Woww" ujar Lariessa kagum sambil bertepuk tangan.
"Aku sangat bersyukur memiliki suami seperti kakak, setia, terima kasih." Ujar Lariessa.
"Terserahlah, kau mau bicara apa pun, bicaralah kakak tidak peduli. Tapi kakak akan tetap setia dengan Ria sampai kapan pun" ujar Finn.
Finn pun beranjak dan meninggalkan meja makan.
"Maaf Riss, kau tidak salah apa pun. Tapi keadaan yang memaksa kakak." Batin Finn.
To Be Countinue...