Sungguh perjalanan yang penuh liku dan misteri! Dari seorang penyendiri dengan masa lalu kelam, Sean menjelma menjadi sosok yang ditakuti sekaligus dihormati, bahkan kekuatannya mampu mengguncang sebuah kerajaan. Keputusannya untuk "pensiun" dan menyerahkan tanggung jawabnya kepada Sang Pencipta membuka lembaran baru bagi alam semesta.
Kelahiran Ling di tengah hutan belantara, jauh dari hiruk pikuk dunia luar, seolah menjadi jawaban atas permintaan Sean. Kehidupan damai Ling di hutan, pertemuannya yang tak terduga dengan dunia luar, dan bakatnya yang luar biasa membawanya ke Akademi Peacock, tempat di mana potensi tersembunyinya mulai terungkap.
Pertemuannya dengan Dekan Fu Dai menjadi titik balik penting dalam hidup Ling. Bimbingan khusus dari sang Dekan membuka jalannya untuk memahami dan mengendalikan 'Napas Pembekuan Roh', sebuah kekuatan unik yang misterius. Latihan yang keras dan pengetahuan yang ia dapatkan di akademi perlahan mengikis kebingungannya dan mengasah kemampuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.Xg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ujian pertama setelah penerimaan
Hari-hari pertama di Akademi Peacock berlalu dengan rutinitas perkenalan, orientasi, dan pelajaran dasar. Namun, ketenangan itu segera terusik dengan pengumuman tentang ujian pertama yang akan menentukan pemahaman para siswa baru terhadap materi awal dan kemampuan dasar mereka.
Pengumuman itu disampaikan oleh Profesor Jian Hui di aula utama. "Para siswa baru sekalian, untuk mengukur pemahaman kalian terhadap materi yang telah diajarkan dan menguji kemampuan dasar kalian, besok pagi akan diadakan ujian pertama. Materi ujian akan mencakup teori kultivasi dasar dan demonstrasi kemampuan atribut atau fisik yang telah kalian kuasai."
Suasana di antara para siswa baru langsung berubah. Beberapa tampak gugup, sementara yang lain terlihat lebih percaya diri. Ling, seperti biasa, menerima informasi itu dengan tenang tanpa menunjukkan emosi. Ia lebih fokus pada mengingat kembali materi yang telah diajarkan Profesor Anya.
Keesokan paginya, para siswa baru berkumpul di arena pelatihan yang luas. Berbagai macam peralatan ujian telah disiapkan, mulai dari target untuk menguji akurasi serangan atribut hingga boneka latihan yang kuat. Profesor Jian Hui dan beberapa profesor lainnya tampak mengawasi dengan seksama.
"Ujian akan dibagi menjadi dua bagian," jelas Profesor Jian Hui. "Bagian pertama adalah ujian teori tertulis. Bagian kedua adalah ujian praktik di mana kalian akan mendemonstrasikan kemampuan kalian."
Setelah ujian teori selesai, para siswa dipanggil satu per satu untuk ujian praktik. Masing-masing siswa diminta untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Beberapa siswa Kelas A menunjukkan penguasaan atribut yang cukup baik, meluncurkan serangan api, air, atau angin dengan terarah. Para siswa dengan kemampuan fisik menunjukkan kekuatan dan kecepatan mereka dalam menyerang boneka latihan.
Tiba giliran Ling. Saat namanya dipanggil, beberapa tatapan penasaran tertuju padanya, terutama dari mereka yang menyaksikan penampilannya yang aneh saat ujian masuk. Ling melangkah maju dengan tenang menuju area yang ditentukan.
"Ling, tunjukkan kemampuan atribut atau fisik yang kamu kuasai," instruksi Profesor Jian Hui.
Ling berdiri sejenak, berpikir. Ia belum sepenuhnya memahami atribut apa yang mungkin ada di dalam dirinya. Mengingat kembali kejadian saat ujian masuk dan kilatan-kilatan samar tentang pria berpakaian putih, ia mencoba meniru gerakan-gerakan yang ia lihat.
Tanpa mengeluarkan aura atribut yang jelas, Ling bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan, tubuhnya terasa ringan dan luwes. Ia mendekati salah satu boneka latihan dan menyentuhnya sekilas. Tiba-tiba, boneka itu bergetar hebat dan kemudian hancur menjadi debu tanpa ada bekas serangan fisik yang terlihat.
Profesor Jian Hui dan para profesor lainnya yang mengawasi tampak terkejut. Mereka tidak melihat adanya atribut yang digunakan, namun boneka latihan itu hancur dengan cara yang aneh. Para siswa lain juga terkejut dan saling berbisik-bisik.
"Apa yang... apa yang dia lakukan?" bisik salah satu siswa Kelas B.
"Aku tidak melihat atribut apa pun," timpal siswa Kelas A lainnya dengan bingung.
Ling sendiri hanya menatap tangannya dengan tatapan kosong, sama bingungnya dengan yang lain. Ia tidak mengerti bagaimana ia bisa melakukan itu.
Profesor Jian Hui mendekati Ling dengan ekspresi serius. "Ling, apa yang baru saja kamu lakukan? Atribut apa yang kamu gunakan?"
Ling menggelengkan kepalanya pelan. "Saya tidak tahu, Profesor. Saya hanya... bergerak."
Jawaban Ling semakin membingungkan para penguji.Keheningan menyelimuti arena pelatihan setelah penampilan aneh Ling. Para profesor saling bertukar pandang dengan dahi berkerut.
Profesor Jian Hui, yang dikenal dengan ketegasannya, menatap Ling dengan intens.
"Ling, coba ulangi," perintah Profesor Jian Hui dengan nada serius. "Tunjukkan lagi bagaimana kamu menghancurkan boneka itu."
Ling menurut tanpa membantah. Ia kembali berdiri di hadapan boneka latihan yang baru. Ia mencoba mengingat sensasi saat menyentuh boneka sebelumnya, mencoba meniru gerakan yang sama. Namun, kali ini, tidak terjadi apa-apa. Boneka itu tetap utuh.
Ling mengerutkan kening, merasa bingung. Ia mencoba lagi, bergerak dengan kecepatan yang sama, menyentuh boneka itu sekilas. Tetap tidak ada efek.
"Saya tidak tahu mengapa tidak berhasil lagi, Profesor," kata Ling dengan nada polos, menunjukkan kebingungannya yang tulus.
Profesor Elara, yang juga mengawasi ujian, mendekat. Ia mengamati Ling dengan seksama, tatapannya penuh dengan analisis. "Ada sesuatu yang unik tentang dirimu, Nak. Energi yang terpancar saat ujian masuk dan barusan... itu berbeda dari atribut elemen atau fisik yang biasa kita lihat."
"Apakah itu berbahaya, Profesor?" tanya salah satu siswa Kelas B dengan nada khawatir.
Profesor Elara menggelengkan kepalanya perlahan. "Saya belum bisa memastikan. Tapi jelas ada potensi yang belum kita pahami." Ia kembali menatap Ling. "Saat kamu menyentuh boneka itu, rasakan apa yang terjadi di dalam dirimu. Apakah ada sensasi khusus?"
Ling mencoba memejamkan mata, berkonsentrasi pada sensasi di tubuhnya. Ia merasakan sedikit kehangatan di telapak tangannya sesaat sebelum boneka itu hancur sebelumnya, namun itu terjadi begitu cepat dan samar.
"Sedikit... hangat," jawab Ling ragu-ragu. "Tapi hanya sebentar."
Profesor Jian Hui menghela napas. "Ujian praktikmu selesai, Ling. Kami akan mencatat hasilmu. Sementara itu, tetaplah berlatih dan coba pahami kemampuanmu. Jika ada sesuatu
yang kamu rasakan, segera laporkan pada kami."
Ling mengangguk dan mundur dari area ujian, masih diliputi kebingungan. Tatapan penasaran dan bisikan-bisikan dari siswa lain mengikutinya. Ia merasa semakin berbeda, semakin tidak mengerti dirinya sendiri.
Hari-hari berikutnya, Ling berusaha keras untuk memahami 'atribut' misteriusnya. Ia mencoba berbagai gerakan, memfokuskan pikirannya, mencoba merasakan kembali kehangatan di tangannya. Namun, kekuatannya itu muncul dan menghilang tanpa pola yang jelas.
Fang Yin dan teman-temannya memperhatikan kebingungan Ling. Mereka mencoba memberikan dukungan dan saran, meskipun mereka sendiri tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
"Mungkin itu atribut yang langka, Ling," kata Han Lili suatu sore saat mereka sedang bersantai di taman akademi. "Seperti atribut ruang atau waktu yang hanya muncul pada orang-orang tertentu."
"Tapi aku tidak merasakan apa-apa seperti itu," jawab Ling frustrasi. "Hanya sedikit hangat, itu saja."
Pangeran Song Kang, yang juga sering menghabiskan waktu bersama mereka, mencoba memberikan pandangan lain. "Mungkin itu bukan atribut yang sudah dikenal, Ling. Dunia ini luas dan penuh dengan hal-hal yang belum kita pahami. Jangan berkecil hati, mungkin dengan latihan dan waktu, kamu akan bisa mengendalikannya."
Ling menghargai dukungan teman-temannya, namun ia tetap merasa frustrasi. Ia ingin memahami dirinya, ingin bisa mengendalikan kekuatannya seperti siswa lain mengendalikan atribut elemen mereka.
Suatu malam, saat Ling sedang bermeditasi di kamarnya, mencoba menghubungkan diri dengan sensasi aneh itu, kilatan ingatan tentang pria berpakaian putih kembali muncul. Kali ini lebih jelas, ia melihat pria itu mengalirkan semacam energi keperakan melalui tangannya, dan benda yang disentuhnya hancur tanpa bekas. Ada rasa dingin yang samar menyertai energi itu dalam ingatan Ling.
"Dingin... bukan hanya hangat," gumam Ling pada dirinya sendiri.
Ia mencoba memfokuskan diri pada sensasi dingin itu. Perlahan, ia merasakan hawa dingin yang sangat samar di telapak tangannya. Ia mengulurkan tangannya ke arah meja belajarnya, mencoba menyalurkan sensasi itu. Tidak terjadi apa-apa.
Ling menghela napas. Kekuatan ini terasa begitu dekat namun sulit digapai. Ia merasa seperti memegang ilusi, sesuatu yang ada namun tidak bisa disentuh dengan pasti. Misteri atributnya yang tak terlihat terus menghantuinya, menjadi teka-teki yang harus ia pecahkan di tengah kerasnya kehidupan di akademi peacock.