NovelToon NovelToon
Harapan Baru

Harapan Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:743
Nilai: 5
Nama Author: Big.Flowers99

Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.

Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.


Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.

Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.

Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menuju Sky City

"Dimana tempat tinggalnya??" Tanya Kylo di tengah-tengah perjalanan.

"Di sana," jawab Nathalia sembari menunjuk rumahnya.

Kylo terdiam sejenak. Bahkan, ia menghentikan kendaraannya. Dipikirnya, Nathalia sedikit bergurau dengan mengatakan itu adalah rumahnya.

"Mana mungkin itu rumahmu," kata Kylo mengomentari.

"Ceritanya panjang. Intinya aku diberi tumpangan tempat tinggal oleh pemilik rumah itu," kata Nathalia berusaha meyakinkan Kylo bahwa rumah itu adalah tempat tinggalnya.

"Baiklah, jika itu benar."

Kylo menurunkan Nathalia di depan rumahnya. Nathalia mengembalikan helm kepada Kylo yang sedang asyik-asyiknya mengamati rumah Nathalia.

"Hei, Kylo." Nathalia melambaikan tangannya di depan wajahnya untuk menyadarkan lamunan Kylo.

"Oh, iya. Sama-sama," kata Kylo yang sudah tersadar dari lamunannya.

"Hmm, terimakasih." Kylo mengangguk lalu pulang ke rumahnya.

Nathalia mengamati Kylo pergi. Sebenarnya, ia ingin ikut bersamanya ke Sky City. Namun karena Nathalia belum tinggal selama 10 tahun di Jalundra, hal itu tidak bisa terlaksana. Nathalia memutuskan untuk masuk saja ke dalam rumahnya. Mandi dan makan siang lalu ke kamarnya.

Di dalam kamar, Nathalia terpikirkan sesuatu.

Apa aku bisa memakai kemampuan teleportasiku di lift itu?? Kemungkinan aku dapat menghindari penjagaan di sana. Ah... Boleh dicoba.

Kemudian, Nathalia bersiap-siap untuk pergi ke Sky City. Lalu Nathalia berpamitan kepada pembantunya dengan alasan ingin berkeliling di Jalundra. Pembantunya menyetujui saja.

Nathalia pergi ke Jalundra Bridge. Beruntung, ia masih ingat dengan jalannya menuju ke sana. Seperti biasa, Nathalia melakukan aksi parkour dan berayun-ayun supaya mempersingkat waktu.

Sampai di Jalundra Bridge, Nathalia memperhatikan sejenak situasi di sana dari atas atap suatu toko. Nathalia mempelajari kinerja lift tersebut.

Hmm, sepertinya aku akan dapat celah saat pintu itu hampir tertutup. Aku harus mencari ruang kosong untuk teleport ke sana. Hmm... Kira-kira, aku bisa berdiri di atapnya tidak ya??

Nathalia terpikirkan sesuatu. Ia mencoba berdiri saja di atas atap lift tersebut. Tidak akan ada yang menyadari keberadaannya di sana. Setelah merencanakan sesuatu, Nathalia bersiap-siap. Ia memutuskan untuk berpindah ke atas atap lift saja.

Nathalia dengan sabar menunggu lift tersebut tertutup rapat lalu petugas di sana pergi menjauh. Kesempatan itu akhirnya datang. Nathalia dengan cepat menempatkan titik perpindahan ke atas atap lift.

Sepersekian detik saja, Nathalia sudah berada di sana. Keadaan aman dan terkendali. Lift mulai naik menuju ke Sky City. Lima menit kemudian, lift berhenti. Nathalia dapat melihat kota Sky City secara langsung. Memang benar apa yang dikatakan Caroline, Sky City tidak jauh berbeda dengan Jalundra. Hanya saja, lokasinya yang berada di atas permukaan tanah, tepatnya di langit.

Pintu lift terbuka. Ada beberapa petugas yang memeriksa identitas diri para penumpang. Nathalia bergegas mencari-cari tempat untuk berpindah.

Nah, itu dia. Lebih aman jika aku berpindah ke tempat itu.

Saat ini, Nathalia sudah berada di atas gedung kantor. Dengan pistol katrolnya, ia turun di depan pintu lalu berjalan dan berbaur dengan orang sekitarnya supaya tidak ketahuan.

Dalam perjalanannya, ia melihat banyak sekali gedung-gedung pencakar langit, sama seperti Jalundra. Bedanya, di Sky City tidak ada taman kota dan air mancur. Berbeda dengan Jalundra, walaupun banyak gedung pencakar langit, tetapi diimbangi dengan adanya penghijauan. Nathalia mewajarkan hal itu. Mengingat, kondisi kotanya yang berada di langit, pasti sangat susah membangun taman di sana.

Ohh... Jadi, ini Rott Restaurant cabang Sky City?? Apa ada Ibu Arumi di dalam sana??

Nathalia mencoba masuk ke dalam restoran tersebut, berharap dapat berjumpa dengan Arumi.

Saat di dalam, Nathalia mencari-cari keberadaan Arumi. Sedemikian fokusnya, Nathalia tidak memperhatikan jalan, sampai akhirnya ia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Oh, maaf. Aku tidak sengaja," kata Nathalia sembari membungkukkan badannya.

"Iya, tidak apa-apa." Nathalia melanjutkan pencariannya.

Sementara itu, orang yang ditabrak oleh Nathalia memutar tubuhnya, mengamati Nathalia berjalan.

"Apa yang dilakukan gadis itu di sini?? Dan bagaimana caranya ia bisa ke sini??" Batinnya.

Nathalia memutuskan untuk bertanya saja kepada salah satu karyawan di sana.

"Maaf, apa saya boleh bertemu dengan ibu Arumi?? Saya adalah karyawan sini juga, dari Jalundra," tanya Nathalia.

"Jalundra, ya?? Beliau ada di ruangannya. Di lantai tiga," jawab karyawan itu. Nathalia mengangguk sembari tersenyum lalu pergi ke lantai tiga, tempat ruangan Arumi.

"X, bagaimana cara gadis itu ke sini??" Tanya orang yang ditabrak oleh Nathalia, yang rupanya ia adalah H, murid Arumi.

"Entah. Dia belum 10 tahun di sini, tetapi bisa ke sini. Apa dia memalsukan datanya??" Tanya balik X.

"Bisa jadi. Tetapi, kalau itu benar, sebuah kejahatan namanya," kata H sambil berkacak pinggang.

"Sudahlah. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Nanti kita tanyakan saja pada Master. Mungkin dia menceritakan kepadanya," kata X meluruskan. H mengangguk saja.

Sampai di lantai tiga, Nathalia kebingungan karena ada tiga ruangan di sana. Tidak seperti di Jalundra yang hanya satu ruangan saja. Nathalia celingukan, bergantian memandang ruangan yang ada di kiri dan kanannya. Bingung harus memulai dari yang mana terlebih dahulu. Kiri atau kanan? Atau depan saja terlebih dahulu?

"Apa yang kamu lakukan di sini, Nathalia??"

Nathalia terpekik terkejut. Ia langsung memutar tubuhnya ke belakang sambil berancang-ancang siap menyerang atau menerima serangan.

"Ibu Arumi. Aku terkejut ibu ada di belakangku," kata Nathalia sambil mengelus-elus dadanya. Ia merasa lega ternyata itu adalah Arumi, bukan petugas keamanan. Mengingat, ia datang ke Sky City tidak membawa identitas diri, alias ia adalah pengunjung gelap.

"Nathalia, bagaimana caranya kamu ke sini??" Tanya Arumi dengan keheranan.

"Ak..."

"Ayo, masuk ke ruangan ibu dulu," kata Arumi memotong perkataan Nathalia. Nathalia mengikutinya sekaligus mengetahui ruangannya ada di depan, bukan yang kiri apalagi yang kanan.

"Jadi, bagaimana caranya??" Tanya Arumi ketika mereka sudah berada di ruangannya. Ia duduk tegap di mejanya.

"Aku ke sini, dengan.... Eeee..... Mengendap-endap, hehe," jawab Nathalia.

"Mengendap??? Jadi, kamu tidak mengikuti pemeriksaan??" Tanya Arumi dan dijawab oleh Nathalia dengan menggelengkan kepalanya. Arumi menepuk dahinya. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Nathalia. Bisa-bisanya ia mendapat ide menyelusup ke sini tanpa ketahuan oleh petugas sama sekali.

"Ya... Aku hanya ingin bertemu dengan ibu saja dan penasaran dengan keadaan Sky City," kata Nathalia.

"Dan demi mewujudkan hal itu, kamu menyusup ke sini??" Tanya Arumi menatap Nathalia sembari menopang dagu menggunakan tangannya.

"Hehe, eeee.... Iya," jawab Nathalia. Arumi menatapnya sejenak. Tingkahnya yang bisa dibilang sedikit nakal, mengingatkannya kepada Mirage muda.

"Yah... Baiklah. Karena kamu sudah di sini, mari kita jalan-jalan," ajak Arumi sembari tersenyum. Nathalia dengan senang hati menyetujuinya.

Selama perjalanan, Nathalia mengamati beberapa gedung di sana. Walau tidak ada yang menarik baginya, tetap saja Nathalia berdecak kagum dengan keadaan kota Sky City. Sangat aman dan tenteram, pikirnya. Tidak ada kejahatan seperti di Jalundra.

Arumi mengajak Nathalia ke gedung pameran teknologi di sana. Ia juga menjelaskan bahwa semua teknologi itu berasal dari Parvita Company. Saat masuk, Nathalia sudah di sambut oleh robot besar. Menurut penuturan Arumi, robot itu digadang-gadang sebagai pelindung kota Sky City.

Nathalia mengerinyitkan dahinya. Bagaimana bisa robot tersebut menjadi pelindung kota Sky City.

"Apa para penduduk tidak khawatir kotanya akan rubuh jika robot itu bergerak??" Tanya Nathalia dengan polosnya. Arumi menahan tawanya sejenak mendengar pertanyaan Nathalia.

"Sky City dapat melayang karena sebuah teknologi mutakhirnya. Robot sebesar ini tidak akan mampu meruntuhkan kota ini, selama daya inti Sky City tidak rusak," jelas Arumi.

"Begitu, Bu."

Arumi menjelaskan beberapa persenjataan canggih di sana. Ada juga yang ingin dikirim ke Jalundra untuk memperkuat pertahanan di sana. Walaupun kata Arumi sendiri, banyak dari persenjataan itu memiliki kelemahan. Para ilmuwan di sana berteori bahwa ada suatu batu dari pecahan meteor beberapa tahun yang lalu, diperkirakan berasal dari planet lain dan memiliki kekuatan besar.

Arumi sendiri sempat menduga, batu yang dimaksud adalah batu permata yang menghiasi kalung Nathalia. Oleh karena itu, Nathalia dapat kekuatan besar karena tidak sengaja menyerap kekuatan dari batu tersebut.

"Apa ini, Bu??" Tanya Nathalia sembari menunjuk sebuah kacamata dibalik wadah kaca bening.

"Itu untuk mempermudah pasukan militer melihat targetnya dari kejauhan. Walaupun di depannya ada tembok atau bangunan, mereka masih dapat melihatnya menggunakan kacamata ini," jelas Arumi.

Nathalia mengangguk.

Kegunaannya sama seperti penglihatannya, yang dapat melihat suatu objek walau ada yang menghalangi di depannya.

"Kalau ini adalah senapan yang dapat menembus armor lawan dengan kekuatan 75%," kata Arumi sembari menunjuk sebuah beberapa senapan di dinding.

"Kalau 100%??" Tanya Nathalia.

"Tidak akan bisa ditembus, kecuali ditembak beberapa kali dulu. Yah, kalau cukup pelurunya, kalau tidak, menjadi sia-sia. Sejauh ini, belum ada armor yang diciptakan hingga 100% kekuatannya, setahuku," jelas Arumi.

Mereka berdua kembali berkeliling. Nathalia sempat berhenti di depan armor berwarna biru. Armor yang dipakai oleh pria misterius.

"Ibu Arumi, apa semua teknologi ini dari Parvita Company??" Tanya Nathalia.

"Ya, benar."

Nathalia menarik kesimpulan bahwa pria misterius itu kemungkinan karyawan Parvita Company.

Yang aku tau, saat ini Robert, pengawal Caroline sudah dipindahtugaskan ke Parvita Company cabang sini. Ada kemungkinan besar, dia adalah pelakunya. Mempunyai luka goresan di pipi kirinya dan memegang perusahaan Parvita Company.

"Hmm, Bu. Apa peralatan di sini bisa dibeli oleh khalayak umum??" Tanya Nathalia.

Arumi menatapnya sejenak. Sedari tadi, Nathalia mengajukan pertanyaan tentang Parvita Company. Ia mencoba membaca pikirannya.

Hmm, ada seseorang yang menyerangnya saat ia berada di rumah gadis pewaris tunggal itu. Dan pria itu memakai armor seperti ini. Sepertinya ia anak yang cerdas, walau sedikit polos, terkadang.

"Ada beberapa yang bisa dibeli oleh masyarakat umum. Pastinya, harga yang harus dibayar sangat mahal sekali. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa membeli teknologi di sini," jawab Arumi.

"Baiklah, Bu."

Dalam hatinya, Nathalia menempatkan pelaku sementara pada Robert. Kemungkinan, Robert adalah pelakunya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga, Brandon adalah pelaku yang sesungguhnya.

"Baiklah. Lebih baik kamu pulang dan istirahat. Besok kamu akan bekerja pagi hari," kata Arumi. Nathalia mengangguk.

Di luar, Arumi memanggil supirnya dan meminta mengantarkan Nathalia sampai di rumahnya. Nathalia berpamitan dengannya lalu pulang.

Sementara itu, Arumi kembali ke Rott Restaurant.

"Jadi, bagaimana gadis itu bisa sampai ke sini, Sensei??" Tanya H kepada Arumi saat sudah berada di ruangannya.

"Ada kemungkinan dia memakai kemampuan teleportasinya. Dari penjelasannya, dia sama sekali tidak terdeteksi oleh petugas di sana. Walaupun dari ceritanya dia bilang menyusup secara diam-diam, aku rasa kejadian sesungguhnya tidak seperti itu," kata Arumi menjelaskan.

"Ditambah dengan ketatnya petugas di sana. Dia tidak akan bisa lolos walaupun menyusup dengan ahli," sambung X yang berada di sana.

"Ya, benar. Gadis itu cerdas bukan??" Tanya Arumi sembari duduk dan tersenyum.

"Ya, sangat cerdas. Mengingat kejadian yang dialami oleh H, haha," kata X sembari tertawa terbahak-bahak.

"Kau!" H yang merasa diledek oleh X, hendak memukul kepalanya menggunakan tongkat.

"Sudah, H. Itu memang kejadian memalukan. Lagipula, salah dirimu kenapa burungmu berkicau," kata Arumi melerai keduanya sembari tersenyum geli.

"Burung itu selalu mengeluarkan suara saat keadaan gelap, Sensei. Yang seharusnya dipertanyakan adalah kenapa gadis itu bisa-bisanya terpikirkan untuk menjahiliku??" Tanya H dengan kesalnya.

"Aku tak tau. Coba tanyakan kepada orangnya," jawab Arumi diselingi dengan suara tertawaan dari X. H meliriknya kesal.

"Hahaha. Maaf, H. Aku tidak bisa menahan ketawaku. Sungguh kasihannya dirimu, dijahili oleh gadis berumur 19 tahun, hahaha," ledek X.

Arumi tertawa geli saja.

Hmm, Nathalia. Kamu sedikit melampaui Mirage dalam hal kecerdasan. Tingkahmu yang sedikit nakal, tidak menuruti aturan dan pemberani sangat mirip dengannya. Aku jadi bernostalgia lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!