Pintu Rahasia Dua Dunia

"Ini tempat duduk ku." ucap putri amber dengan tatapan tajamnya. Karena memang itu tempat duduk nya, tapi lady Diana bertindak merasa tersakiti.

"aku dulu yang datang putri, dan ini tempat ku." ucap lady Diana yang merasa dia benar.

 "Cih... Dasar tak punya etika, apa begini ibu mu mengajarkan mu untuk merebut tempat orang lain?" desis putri amber yang udah terlanjur emosi.

"Jangan menghina ibu ku!" bentak lady Diana yang tak terima akan hal tersebut.

Perselisihan menang sering terjadi diantara keduanya. mereka berdua tak pernah akur sama sekali.

 Ketegangan terus dirasakan para pelayan setia mereka masing masing. hingga suara dari prajurit yang mengumumkan kedatangan raja dan ratu datang membuat kedua nya menoleh ke arah pintu tersebut.

 "Yang mulai raja dan yang mulai ratu memasuki ruangan jamuan." teriak prajurit yang siaga berdiri di depan pintu.

 "Selir Anabel memasuki ruangan."

 Putri amber yang melihat kedatangan ibu nya langsung mengadu kepada nya tentang lady Diana.

 "Salam Ibunda ratu, aku ingin mengatakan sesuatu kepada mu."

"Ada apa putri amber?"

 "aku ingin protes, ini adalah tempat duduk ku kan. Tapi kenapa lady Diana duduk dan menempati milik ku!" ucap nya dengan wajah sedih mengadu kepada ibunya itu.

 raja dan juga selir yang mendengar pun menoleh ke arah putri amber.

"Apa yang diributkan putri, hanya tempat duduk saja kau mengadu kepada ratu Amora." ucap selir Anabel dengan tatapan sinis nya.

 "Karena itu milik ku. Aku lebih berhak duduk disitu dibandingkan dengan lady Diana. karena aku putri sah raja."

"Bener yang dikatakan oleh putri ku, itu milik nya. Tak seharusnya dia mengambil milik seorang putri. Apa begini sifat asli nya. Suka mengambil hak orang lain?" sindir ratu Amora yang memang tak suka dengan sifat ibu dan anak itu.

 "yang mulia.... bagaimana pun lady Diana juga putri mu kan, seharusnya dia boleh boleh saja duduk di kursi itu. karena bagian dari istana. kecuali kalo dia orang asing. Baru bisa mengusir nya." ucap selir yang mengadu dengan suara manja ke arah raja yang berdiri tegak disana.

"Bener apa yang di katakan selir ratu, putri. Lady Diana juga anggota kerajaan. Biarlah dia duduk di sana dan kamu bisa cari tempat duduk yang lainnya." ucap raja yang akhirnya buka suara.

 Mendengar ucapan yang mulia raja membuat ratu menatap nanar ke arah nya. Begitu juga dengan putri amber. Dia tak habis pikir dengan ayah nya itu. Seharusnya tak berkata seperti itu, karena dari dulu putri amber memang duduk di Sana. Yaitu disebelah nya.

 "Kurasa sudah jelas kan, sebaiknya kita makan sekarang." ucap selir Anabel dengan penuh kemenangan.

 "Tidak... Kalian saja yang makan, ayok putri kita pergi dari sini."

 "iya ibunda ucap putri amber yang kecewa dengan keputusan sang raja

"Ratu.... Tunggu!"

tapi tak digubris oleh ratu Amora, dan terus berjalan meninggalkan ruangan makan. Entah mengapa raja merasa bersalah atas tindakan nya.

"Yang mulia...mungkin ratu hanya butuh waktu, sebaiknya kita makan saja."

"Tidak... Kau saja yang makan, aku sudah tak berselera lagi."

Raja juga meninggalkan tempat itu. Dan ingin menyusul ratu Amora dan putri amber.

 Melihat kepergian raja, membuta selir Anabel mengepalkan tangannya. Ini ga bisa dibiarkan. Dia harus membuat raja bertekuk lutut kepadanya.

 "Seharusnya aku membuat nya tergila gila dengan ku dengan menggunakan ramuan dari negeri sebrang itu." ucap selir dalam hatinya.