NovelToon NovelToon
Misteri Jodoh (Janda Tapi Perawan )

Misteri Jodoh (Janda Tapi Perawan )

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:4.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Febriliani

Jodoh, rezeki dan kematian adalah hal yang memang penuh dengan misteri. Sebabnya kita memang tidak tahu siapa yang akan jadi jodoh kita kelak.


Rili Askana menjadi galau tingkat dewa, diumur yang hampir genap 30 tahun. Dia tidak kunjung menikah'. Angin segarpun datang, disaat teman kerjanya menawarkan diri untuk menikahi nya. Tapi, disaat cinta-cintanya kekasihnya itu hilang tanpa bekas.


Kesedihannya bertambah parah, disaat Dia masih galau dipaksa nikah oleh orang tuanya dengan pria yang tidak dikenalnya.



Bagaimana kisah Rili? akankah Dia bahagia dengan pernikahannya.

Temukan jawaban misterinya di Novel ini.

Ini bukan cerita horor. Ini cerita yang bisa menguras emosi dan gelak tawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apakah ini suatu petunjuk?

"Siaran langsung apa?" Tanya Rili dengan menghentikan langkah Windi.

"Aku kurang tahu apa yang mau disiaran langsungkan, tapi Abang Hendrik tadi bilang dia akan sibuk, karena pimpinan mereka, meminta Hendrik menampilkan disetiap ruangan acara yang akan berlangsung sekitar pukul 14.00 Wib." Ucap Windi.

"Ini kan masih setengah dua." ucap Rili.

" Iya, Abang Hendrik mau siapkan segala keperluannya disetiap ruangan yang ada monitornya. Jadi dia tidak punya banyak waktu untuk kita." Ucap Windi dengan mempercepat gerak langkahnya menuju lobby hotel.

Kini Rili dan Windi mempercepat langkahnya. Setelah sampai di loby hotel. Windi menelpon sepupunya Hendrik.

"Abang dimana? kami udah ada di loby." ucap Windi.

"Kalian naik aja ke lantai dua. Abang ada di meeting room, kalau kurang tahu tempatnya. Tanyakan saja pada pelayan yang ada di lantai dua nanti." Ucap Hendrik dari sambungan telpon.

"Ok bang." Kami kesana. Jawab Windi lalu mematikan ponselnya.

Sepanjang perjalanan ke lantai dua, Rili diam saja. Pikirkannya dipenuhi praduga-praduga negatif. "Apakah acara yang akan disiarkan itu adalah acara pernikahan Abang Yasir? Kalau bener, mimpi itu. Aduuhhhhhh..... tidak....!" Rili berteriak keras, saat pintu lift terbuka.

"Kamu kenapa? Bikin kaget aja." Ucap Windi kesal, karena memang jantungnya mau copot mendengar teriakan Rili yang tiba-tiba dan kuat itu.

"Syukur hanya kita berdua di lift, coba kalau ada orang lain kamu pasti dibilang tidak waras." Ucap Windi

"Iya, aku memang tidak waras lagi." Ucap Rili dengan sedih.

"Maaf, aku hanya bercanda." Ucap Windi sambil menghentikan langkah nya dan memegang kedua tangan sahabatnya itu.

"Kamu harus kuat ya. Berani jatuh cinta, harus siap rasakan patah hati." Ucap Windi sambil menarik tangan Rili agar lebih cepat lagi berjalan, karena memang mereka sudah melihat room meeting tersebut.

Saat hendak memasuki ruangan tersebut Rili menarik tangan Windi dan Windi menoleh ke arah Rili.

"Ada apa lagi?"

"Aku takut Windi. Aku takut menemukan jawaban yang akan membuatku makin terluka." Jawab Rili dengan sedikit isakan.

"Ini harus kamu jalanin. Kamu harus dapat jawaban yang jelas, agar kamu tidak menduga-duga." Ucap Windi dengan sedikit lembut. Dia memahami perasaan sahabatnya itu.

Windi membuka pintu ruangan meeting, nampaklah Hendrik yang sedang sibuk memantau pegawainya yang sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk acara siaran langsung dari Jakarta tersebut.

"Bang Hendrik...!" ucap Windi.

Hendrik yang mendengar namanya dipanggil langsung memutar tubuhnya, karena memang tadi posisi Hendrik membelakangi pintu masuk.

"Kemarilah!" Ucap Hendrik senantiasa memberi kode dengan tangannya.

Kini kedua wanita itu menghampiri Hendrik.

"Kita duduk di sana saja." Ucap Hendrik dengan menunjuk ke arah sudut ruangan room meeting tersebut. Kini mereka sudah duduk dikursi. Rili dan Windi bersebelahan dan Hendrik di depan mereka.

"Mau tanya apa? Cepatlah katakan?" Ucap Hendrik sembari tersenyum melihat Rili.

"Hai Rili, pa kabar?" Ucap Hendrik basa-basi.

"Kabarnya sedang tidak baik." Ucap Windi.

"Kenapa malah kamu yang jawab?" Tanya Hendrik dengan bingung.

Windi tidak menjawab pertanyaan Hendrik

"Bang Hendrik? Apa benar hotel ini pemiliknya Kurnia Group?" Tanya Windi.

"Iya. Kurnia Group membeli Hotel ini kembali 7 bulan lalu." Ucap Hendrik.

"Membeli kembali?" Ucap Rili dan Windi bersamaan.

"Iya, dari kabar yang pernah Abang dengar hotel ini katanya pernah dikelolah oleh Kurnia Group dan kemudian dijual dan sekarang mereka membeli kembali." Ucap Hendrik sambil tetap memantau karyawannya yang bekerja.

"Tahun berapa Hotel ini pernah dikelolah Kurnia Group?" Tanya Rili dengan penuh selidik dan sedikit bingung.

"Abang tidak tahu persis, Abang hanya pernah dengar ceritanya Seperi itu." Jawab Hendrik dengan tersenyum kepada Rili. Sepertinya Hendrik menyukai Rili.

"Ada perlu apa kalian ke sini? Kalau tidak penting, Abang lanjutin kerja dulu. kalian boleh tunggu abang di sini. Selesai acara kita ngobrol-ngobrol nanti." Ucap Hendrik dan hendak berdiri dari posisi duduknya.

"Bang, tunggu dulu. Ada hal yang ingin saya tanyakan sebentar saja." Ucap Rili dengan ekspresi tidak tenang.

"Mau menanyakan apa?" Ucap Hendrik dengan tersenyum, sembari mendudukkan bokongnya kembali dikursi tersebut.

"A...apa....pakah Abang Yasir Kurnia, pemilik hotel ini pernah datang tiga bulan terakhir ke sini?" Tanya Rili dengan sedikit ketakutan. Hatinya sudah menduga-duga bahwa Yasir memang datang ke kota ini, tapi tidak menemuinya.

"Kenapa kamu menanyakan bos Abang? apa hubunganmu dengannya?" Tanya Hendrik balik.

"Aduuhh, tinggal jawab aja apa susahnya sih bang? ini malah balik nanya?" Ucap Windi.

"Abang, Heran aja. koq kalian bisa akrab dengan bos Abang." Tanya Hendrik.

Ternyata Hendrik tidak tahu bahwa Yasir pernah satu tempat kerja bersama Rili dan sepupunya itu.

"Jawab dulu kapan terakhir Abang Yasir datang ke sini? Tanya Windi.

"Bos Abang setiap bulan datang kemari untuk memantau hotel ini." Ucap Hendrik.

Disaat Hendrik mau melanjutkan penjelasannya. Anggotanya memanggil karena kode dari Jakarta sudah datang dan acara sebenarnya sudah berlangsung di sana. Hanya point penting mengenai perkembangan hotel saja yang harus disiarkan langsung agar pegawai bisa menonton acara tersebut.

"Nanti kita lanjut obrolannya, kalian tunggu aja disini." Ucap Hendrik dan berlalu pergi meninggalkan kedua wanita tersebut.

Rili yang mendengar penjelasan singkat dari Hendrik bahwa Yasir setiap bulan datang ke kota ini mendadak menjadi lemas. Badannya ambruk di atas meja. Wanita itu menangis dalam diam. Wanita itu menempel wajahnya di meja menghadap dinding ruangan. Hanya air mata yang bercucuran tanpa ada suara tangisan. Hatinya bagai diiris sembilu. Sakit, perih dan dada rasanya begitu sesak. Ingin rasanya Wanita itu berteriak, tapi saat ini dia lagi ditempat ramai.

Windi sudah mengerti perubahan sikap temannya. Wanita itu mengusap punggung temannya yang lagi patah hati tersebut.

"Sudah, jangan menangis disini." Ucap Windi berbisik kepada Rili

Rili berdiri hendak meninggalkan tempat itu, tapi tangannya ditahan oleh Windi.

"Kamu jangan pergi dulu, kita lihat dulu acaranya. Siapa tahu ada Yasir disana." Ucap Windi sembari menuntun kawannya duduk kembali.

"Untuk apa aku melihat wajah pria tak punya perasaan itu." Ucap Rili dengan menyeka air matanya.

"Iya, iya.. sudah ya. Tenangkan pikiranmu dulu. Itu acaranya sudah dimulai, ayo putar posisi mu hadap monitor. Kita disini dulu ikut melihat acaranya. Ucap Windi dengan lembut, agar temannya itu bisa tenang.

Kini nampaklah di monitor sebuah ruangan yang megah. Yang dihiasi oleh bunga-bunga indah dan lampu hias yang mewah. Para tamu undangan sudah duduk dikursi yang dihias indah.

"Tempatnya memang indah, tapi sepertinya bukan acara pesta pernikahan. Rili, lihatlah ke arah monitor. Ucap Windi.

Rili memutar tubuhnya dan wanita itu berdiri dengan degupan jantung yang tak berirama, dia belum siap melihat kejadian yang akan memporak porandakan hatinya yang sudah sakit karena merasa dibohongi dan dipermainkan oleh pria yang sangat dicintainya tersebut.

Rili melihat Ayah Yasir sedang berdiri di atas panggung. Pria tua itu sepertinya akan berpidato, tapi tiba-tiba kamera berpindah ke sosok pria yang sangat dirindukan Rili yang tak lain adalah Yasir.

DEG...

Melihat Yasir ada dilayar, jantung Rili seolah berhenti berdetak untuk detakan berikutnya. Keningnya mendadak berkeringat. Tubuhnya

menjadi lemas, tubuhnya panas terutama daerah pundak, kakinya tidak bertenaga. Wajahnya pucat. Rili ambruk dan disusul oleh Windi yang menahan tangannya. Rili ambruk di kaki Windi. Windi menjadi panik dan mencoba menopang tubuh kawannya tersebut.

Dilayar tampak Yasir sedang duduk di sofa panjang menghadap podium. Yasir sangat tampan dengan kemeja warna hitam dengan jas warna senada. Disebelah kanan Yasir ada seorang wanita cantik memakai dress ketat Hitam yang sangat mewah sedang merangkul tangan Yasir dengan manjanya dan menyandarkan kepalanya di bahu Yasir.

Bersambung...

Mohon beri like, coment dan vote serta jadikan novel ini sebagai favorit.

Terimakasih

1
Muhammad Habibi
Luar biasa
Susi Andriani
ya bagus itu
Susi Andriani
jadi ingat Drakor cras landing on you😀😀
Susi Andriani
cerita awal bagus
NBF
,
NBF
bknkah td nama si penjahat itu lamhot???
Chairani Pane Ira
hahaha...sungguh sedih cerita ny .
awal ny aq da gk mau melanjut kn bc..krn kesan ny terllu bertele2..lambat ..tp nth kenapa aq penasarn..
tp makin ke sini ..aq mkin mewek...😭😭😭
lanjut min...
Arissufian Mihsyani
smga rili balik sma yasir.ksi yasir sma rili.y wlaupn ribal jga baik.toi dia bsa cei yg lain.mga jodohx rili yasir y thor
Nia Nara
Fix, rival gak cinta sama mely.. ini lah pentingnya bagi perempuan untuk TIDAK mengejar laki2.. jadi serasa tidak ada harganya ya. Coba sama rili, apa rival tega suruh rili panjat pohon kelapa ?
Nia Nara
Perempuan keliru jika berpikir bisa “menaklukan” lelaki dengan membawa ke ranjang. Itu hanya berlaku untuk lelaki ke perempuan saja. Karena hormon di otak lelaki & perempuan berbeda
Nia Nara
Bedakan sama yasir ke rili sama rival ke mely.. so para perempuan, jangan mau yg lebih bucin ke cowok yaa
Nia Nara
Mely benar2 kekanak2an
Nia Nara
Ini resikonya kalau cewek yg lebih mencintai. Jangan harap dibujuk rayu kalau ngambek
Nia Nara
Apa manfaatnya yg dikakukan mely ? Lelaki bisa have sex tanpa cinta. Tidak jaminan lelaki akan mencintaimu setelah having sex. Cari lelaki yang lebih mencintaimu drpd cintamu kepadanya
Nia Nara
Rili sensitif ya 😅
Nia Nara
Mirip pengalaman ku dulu, selalu gagal krn paksu gak tega lihat muka kesakitan istrinya
Nia Nara
Ini baru lelaki yang menyayangi wanitanya.. biar kata napsu uda di ubun2, tetap gak memaksakan kehendaknya sendiri
Nia Nara
Kayaknya yasir ini banyak teka-teki dalam hidupnya ya
Nia Nara
Kok malah ngeri ya sama si yasir ini. Aku dulu pacaran hampir 4 tahun, pacar yg skrg jadi suami selalu menjaga dan menghormati. Kita tau batasan, gak pernah sampe kayak yasir gini, padahal jelas2 dulu mantan masih menunggu dan pasangan ku jg tau tapi dia tetep stay cool & menghormati gak macam yasir gini
febriliani
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!