Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang ke rumah ibu
Hari libur saat ini di manfaatkan Sonev untuk pulang ke rumah bu Maria yang sudah sangat lama tidak di kunjunginya. Semalam sudah ijin pamit pada pak Gunawan dan juga Vano. Awalnya mereka tidak memberikan ijin, namun karena alasan yang masuk akal, akhirnya mereka mengijinkan Sonev untuk pulang ke rumah ibunya. Hanya bu Kania yang tampaknya bahagia karena Sonev tidak akan ada di rumah.
Dengan menggunakan ojek online, Sonev sampai di depan rumah bu Maria.
Rumah tampak sepi. Mungkin ibunya sedang
pergi ataupun sedang lembur kerja, karena memang biasanya bu Maria jarang libur andaipun ada hari libur pasti akan di gunakan untuk bekerja karena menurutnya tinggal di rumah juga hanya akan membuatnya kesal dan juga bosan.
Sonev berjalan masuk.ke dalam halaman rumahnya, kemudian mencoba membuka pintu namun ternyata di kunci. Sonev mencarinya di dalam pot bunga atau di bawah keset. Dan ternyata ada di dalam pot bunga.
Cklekk
Suara anak kunci yang membuka pintu. Sonev masuk ke dalam rumah, suasananya tidak berubah. Sonev mencari makanan berharap ada sesuatu yang bisa di makan, hanya roti dan mie instant. Karena lapar tadi pagi belum sempat sarapan.
Mengacak acak isi kulkas ternyata ada telur dan juga beberapa sayuran. Dengan cepat Sonev memasak mie, sambil menunggu mie matang. Sonev menelpon Ibunya, namun tidak ada jawaban.
"Kirim pesan aja ya, biar ibu nanti bisa baca pesannya." Sonev bicara sendiri.
Mie sudah matang, air liurnya sudah hampir menetes.
Mie masih panas, namun Sonev tidak mempedulikannya.
Sonev menyantap mie dengan lahap hingga habis tidak tersisa.
Eeuuuggghhhj
"Ah kenyang sekali perutku, tapi malah jadi mengantuk ya, tidur dulu ah. Sambil nunggu ibu pulang kerja, nanti pas bangun kan ibu sudah datang."
Sonev memejamkan matanya dan akhirnya terlelap masuk ke dalam alam mimpi. Seperti dalam mimpi, Sonev mendengar seseorang memanggilnya, sayup sayup.
Sonev merasakan pipinya di tepuk tepuk, seperti ada suara ibunya yang memanggil, dan matanya mengerjap melihat bu Maria duduk di samping tempat tidurnya sedang tersenyum, ada kerinduan di.matanya. Sonev menghambur ke dalam pelukan sang ibu.
"Sonev, kamu pulang nak?"
Suara bu Maria bergetar menahan haru, putrinya yang sudah lama pergi karena mengikuti suaminya secara terpaksa.
"Iya bu Sonev kangen sama ibu."
"Apa kamu betah tinggal dengan suami dan juga mertua kamu?"
Tidak ada jawaban dari mulut Sonev, hanya air mata yang menjawabnya, tanpa harus bertanya lagi.bu Maria sudah tahu jawabannya.
"Ibu tahu, pasti ibu mertua mu selalu berkata ketus terhadap kamu dan berbeda dengan bapak mertua kamu, Ibu tahu dari awal nikah mereka seperti itu. Kalau kamu sudah tidak betah berada di rumah itu, lebih baik kamu tinggal sana sama ibu lagi di sini. Ibu kesepian tinggal sendiri di rumah ini."
"Sonev tahu ibu pasti kesepian di rumah, Sonev juga ingin tinggal lagi sama ibu, tapi....."
"Tapi kenapa?"
"Papah sama Vano pasti tidak akan ngasih.ijin Sonev tinggal sama ibu."
"Ibu ngerti bagaimana pun juga Vano adalah suami kamu sekarang terlepas bagaimana kalian menikah. Ibu tidak bisa melarang kami, tapi sering seringlah kamu main ke rumah ibu."
"Iya bu, Sonev akan sering main ke.rumah ibu"
"Kamu sudah makan?"
"Tadi pagi Sonev makan mie, kalau sekarang belum." Sonev dengan cengengesan.
"Ayo kita makan, tadi ibu beli lauk kesukaan kamu, setelah ibu membaca pesan dari kamu, ibu langsung pulang, kemudian mampir ke warung nasi."
Keduanya keluar dari kamar, kemudian makan. Dan kini keduanya sedang menyantap makan siang. walaupun dengan menu sederhana namun terasa sangat nikmat, Sonev sudah sangat lama tidak merasakan makan siang bersama ibunya.
"Kamu makan yang banyak, biar genuk, ibu lihat kanu kurusan sekarang, apa di sana kamu tidak makan?"
"Sonev di sana makan kok bu."
"Ibu tidak percaya dengan jawaban kamu, karena ibu lebih percaya dengan tubuh kamu yang kurus."
"Mungkin karena Sonev lelah sepulang sekolah lanjut kerja." Sonev keceplosan.
"Apa kamu masih kerja, apa suami dan mertua kamu tidak meminta kamu untuk tidak bekerja?"
"Sonev kalau tidak kerja di rumah juga ngapain bu, Sonev pasti akan merasa bosan."
"Apa.Vano memberikan uang bulanan sam kamu."
"Vano masih sekolah dan masih di kasih sama orang tuanya, jadi Sonev juga di kasih uang jajan sama papah."
"Syukurlah, setidaknya mertua kamu masih ada perhatian."
"Ibu yakin kalau bapak mertua kamu orang baik, berbeda jauh dengan ibu Kania, walaupun seorang guru, namun ibu lihat tabiatnya sangat jauh dari profesinya sebagai guru."
"Bukankah bu Kania mengajar di tempat kamu sekolah, apa dia baik sama kamu?"
Sonev tidak menjawab pertanyaan dari ibunya, sehingga tanpa Sonev menjawab, bu Maria sudah tahu jawabannya.
"Kalau kamu sudah tidak kuat dengan rumah tangga kamu, lebih baik kamu minta agar Vano melepaskan kamu saja agar kamu tidak terikat. Dan hidup kanu bahagia. Sungguh ibu sangat menyesal sudah membuat kamu harus menikah di usia muda. "
"Kenapa ibu berkata seperti itu, bukanya ibu yang tetap berkeras hati agar Sonev menikah."
"Karena saat itu ibu sangat kecewa, putri ibu sudah di kotori."
"Ibu terlalu takut kalau kanu tidak akan perbah mendapatkan suami karena sudah tidur bersama seorang laki laki, harga diri kamu pasti akan hilang. Makanya ibu ingin agar kamu segera menikah."
"Tapi kenyataannya Sonev tidak pernah melakukan apapun yang ibu tuduhkan terhadap aku." Sonev menundukkan kepalanya karena tidak ingin jika ibunya melihat dirinya bersedih.
"Apa sahabat kamu masih sering bertemu?" Bu Maria mengubah pembicaraan agar Sonev tidak sedih.
"Masih bu, bahkan mereka semakin dekat dengan Sonev."
"Apa mertua dan suami kamu membatasi persahabatan kamu?" Bu Maria khawatir jika.anaknya tidak boleh bertemu dengan kedua sahabatnya.
"Untungnya bu Kania dan.Vano tidak membatasi Sonev dalam berteman dengan siapapun.juga, terutama papah, beliau sangat mendukung Sonev untuk berteman dengan sahabat Sonev, selama masih melakukan hal.positif."
"Syukurlah kalau pertemanan kamu tidak di batasi oleh mereka. Mengapa sahabat kamu tidak kamu ajak ke rumah ibu?"
"Nanti Sonev telpon mereka, agar David dan Sonia datang ke rumah ibu, pasti mereka akan senang bertemu dengan ibu."
Sonev membersihkan piring bekas mereka makan, kemudian mencucinya agar ibunya tidak lelah harus mengerjakan pekerjaan rumah. Walaupun piring kotornya hanya sedikit.
Selesai mencuci piring, kemudian Sonev segera menelpon kedua sahabatnya serta memberi tahukan kalau dirinya saat ini berada di rumah ibunya, dan mereka pun menyambut baik ajakan Sonev.
...****************...
Hai reader, semoga kalian bahagia selalu. Jangan lupa like dan juga komennya yang positif. Happy Reading.