Sang Penakluk Wanita (System Playboy)

"Ahhh..." Luna mend-esah kala titik puncak buah dadanya yang sudah menegang itu dimasukkan kembali ke dalam mulut Bryan, sampai wanita itu membusungkan dadanya.

Bryan mengenyotnya, seakan berharap akan ada air susu keluar dari buah dadanya Luna.

"Ahhh...emmm Juan!" Kewarasan Luna semakin hilang kendali.

Bryan tersenyum ketika mendengar Luna telah mendes-ah beberapa kali, membuat dia semakin mengencangkan hisapannya pada buah dada Luna, sehingga tangan Luna dengan kuat mencengkram rambut Bryan, kepala wanita itu menengadah ke atas menatap langit-langit.

Bryan membuka kemeja wanita tersebut, sehingga terlepas dari tubuhnya Luna, kemudian dia membuka pengait bra Luna, sehingga kini Luna telah telanjang dada dengan posisi masih terduduk dipangkuannya Bryan.

Bryan melahap kembali buah melon favoritnya dengan rakus, tangannya tak dia anggurkan, mere-mas-rem-as buah melon yang satunya lagi. Suasana makin terasa panas, membuat tubuh Bryan merasakan kegerahan, dia menghentikan aktivitasnya sebentar, membuka kaos hitam yang sedang dia pakai, lalu menatap Luna dengan penuh damba, dari tatapannya, Bryan tahu bahwa wanita itu telah dikuasai hasrat.

Bryan kini menyerang ceruk leher Luna yang jenjang itu, membuat Luna menengadahkan pandangannya ke atas, menatap langit-langit, memejamkan matanya sambil menikmati hisap kecil yang dilakukan oleh Bryan pada lehernya, bahkan pria itu memberikan gigitan demi gigitan kecil sehingga menimbulkan tanda kiss-mark di leher putihnya Luna.

Selain itu, Bryan juga menciumi kupingnya Luna, membuat gairah Luna semakin terangsang, apalagi diiringi dengan gerakan tangannya Bryan yang sedang mere-mas-rem-as buah dadanya dengan lembut, membuatnya menggila.

"Katakan padaku, Luna. Apa kamu menyukainya?" tanya Bryan dengan suara nafasnya yang terdengar begitu berat karena telah dikuasai oleh hasrat.

Luna menjawab pertanyaan Bryan dengan sejujurnya, karena sungguh dia sangat menikmati permainan panas yang telah mereka lakukan. "Ya, aku menyukainya, Juan. Aku ingin malam ini kamu menjadi milikku."

Bryan tersenyum mendengar jawaban dari Luna, "Tentu saja malam ini kita akan saling memiliki, aku akan membuat kamu tahu bagaimana surga dunia yang sesungguhnya. Yang tak akan pernah kamu lupakan disepanjang hidupmu." Bryan berkata seperti itu seraya tangannya masuk ke dalam rok mini yang dipakai oleh Luna, menyentuhkan jemarinya pada milik Luna.

"Ahhh..." Luna sungguh sangat terangsang dengan gerakan jemarinya Bryan dibawah sana.

Bryan mencium bibir Luna kembali dengan sangat rakus, kemudian dia menggendong Luna, membawanya masuk ke dalam kamar, kemudian dia menurunkan tubuh mungil itu di tepi ranjang, Bryan menautkan bibir mereka kembali, menyeret Luna ke dinding kamar.

Keduanya masih dalam kondisi telan-jang dada, Bryan masih memakai celana, dan Luna masih memakai rok mini. Bryan mengunci tubuh Luna bertumpuan dengan lengannya, mencium bibir dengan penuh hasrat.

Sementara sang jantan sudah mulai menggeliat, sehingga Luna nampak menggeliat ketika Bryan menggesek-gesekkan sang jantan yang masih terbungkus celana ke miliknya Luna yang masih memakai rok. Luna sepertinya deg-degan ketika merasakan kerasnya milik Bryan. Sudah dia bayangkan milik Bryan pasti sangat besar.

Baru juga bergesekan seperti itu membuat Luna meremang, seakan gadis itu meminta ingin sang jantan segera masuk ke dalam miliknya, Bryan bisa melihatnya dari raut wajahnya Luna.

Ciuman Bryan turun ke leher Luna kembali, dia memberikan ciuman disertai gigitan kecil pada leher jenjangnya Luna yang mulus itu, sukses membuat des-ahan Luna terdengar semakin ero-tis.

Bryan melahap kembali buah dadanya Luna, dia lakukan secara bergantian ke kiri dan kanan, lagi-lagi Luna membusungkan dadanya diiringi dengan suara seksinya yang mendes-ah dan mendes-ah.

Ciuman Bryan turun ke perut, dia memberikan banyak kecupan pada area sekitar pusar, hasrat Luna semakin tak tertahankan, seakan ingin meminta Bryan untuk melakukan lebih dari ini, tapi sepertinya pria itu paham dengan apa yang Luna mau.

Bryan menjongkokan badannya, dia mulai melepaskan rok mininya Luna, membuangnya ngasal, lalu dia membuka celana da-lamnya Luna, kini Luna benar-benar telan-jang.

Bryan menelan saliva ketika melihat sang surga dunia miliknya Luna, wanita itu pandai merawat dirinya, membuat sang jantan meronta-ronta ingin segera masuk ke dalam sana.

Bryan mendekatkan wajahnya pada area inti Luna, mere-mas bokhongnya Luna, lalu menciumi area inti tersebut, kemudian memainkan lidahnya, bergerilya di dalam sana.

"Ohhh... Juan!" Luna nampak menganga merasakan hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh dirinya, lidah Bryan terasa menggelitikinya memberikan rasa kenikmatan tiada tara.

Bibir Bryan semakin menekan, berusaha memasukkan lidahnya ke dalam sana, disertai dengan hisapan yang kuat, membuat Luna kehilangan akal, apalagi ketika pria tersebut menyentuh titik sensitifnya dengan lidahnya yang lembut dan lunak.

"Ahhh... ahhh... Juan!" Luna berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya, dia semakin melebarkan pahanya, sehingga Juan semakin liar memainkan mulut dan lidahnya di area sensitifnya.

Tubuh Luna menegang, dia menekan kepala Bryan, sepertinya wanita itu sudah tidak tahan segala kenikmatan yang Bryan berikan.

Bryan meraih kedua tangan Luna, menggenggam kedua tangannya dengan erat, sementara mulutnya masih gencar bermain di di area bawah perutnya Luna, mengocok-ngocok lidahnya, membuat Luna basah begitu banyak.

Wanita tersebut menjerit ero-tis ketika merasakan gelombang telah keluar dengan membanjiri miliknya.

Bryan segera berdiri, dia mulai menempelkan senjatanya pada milik Luna, menggesekkannya dengan pelan. Bryan menggila merasakan ada yang basah dari milik Luna.

Tangan Luna nakal, dia mengurut-urut sang jantan, hal tersebut membuat Bryan menggeram nikmat.

"Cepat, masukan Juan!" Pinta Luna, dia sudah sangat ingin merasakan bagaimana sang jantan yang besar dan berotot itu menjebol gawangnya.

Bryan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, tentu saja dia sangat bersedia memenuhi permintaan Luna dengan sepenuh hati.