NovelToon NovelToon
Terpaksa Merebut Calon Suami Kakak

Terpaksa Merebut Calon Suami Kakak

Status: tamat
Genre:Pengganti / Cinta Paksa / Angst / Romansa / Tamat
Popularitas:309.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rinnaya

Menjadi penghalang bagi hubungan saudarinya sendiri bukanlah pilihan yang mudah. Mau tidak mau Ran relakan dirinya demi keutuhan keluarga. Cacian, hinaan, tak dianggap, itu bukanlah hal yang baru. Ran memasang wajah palsu yang ia pertontonkan pada siapa pun.

“Di sini aku Ran. Apa kalian melihatku? Aku ada dan hidup di planet yang sama dengan kalian, tolong jangan abaikan aku ... aku sendiri.”

Setelah menikah apa hidup Ran akan berubah? Atau malah sama saja? Menjadi sosok yang dibenci banyak orang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinnaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Risti menjelaskan dengan rinci tentang Ran yang hanya berniat membantunya untuk mencari keberadaan Miztard sebab HP Risti yang hancur.

Tentu Miztard mengejek Guren setelah itu serta minta ganti rugi atas rusaknya HP baru Miztard. Tidak hanya HP Miztard, Guren juga memberikan uang untuk membeli HP baru Risti.

“Cyber kaya nih, Yang. Enggak apa-apa, ambil saja,” ucap Miztard karena Risti tampak ragu menerima sejumlah uang yang diberikan Guren.

Setelah kepergian pasangan itu Guren sendiri memikirkan Ran yang di sana tengah berduaan dengan lelaki lain berdalih tugas kelompok.

Sial! Kenapa aku kesal? Itu pertanyaan yang Guren lemparkan pada dirinya sendiri. Pria itu berusaha mengalihkan diri dengan memikirkan pacarnya, Pasya.

Hancur total, memikirkan Pasya percuma saja karena otaknya seakan tidak terima. Guren semakin resah tidak karuan, ingin marah tapi karena apa?

“Ada apa, Nak?” Muti datang setelah entah pergi ke mana dia tadi. Melihat Guren yang tidak nyaman membuat Muti bertanya-tanya apakah rumah ini juga tidak nyaman bagi Guren.

“Tidak ada, Ma,” jawab Guren. Namun itu belum cukup untuk membuang pemikiran Muti barusan.

Dengan yakin dia menawarkan, “Bagaimana kalau tinggal bersama kami untuk sementara, di sana ada banyak orang yang bisa merawatmu.”

Itu bukan yang Guren mau, tentu saja dia menolak. Muti membujuk Guren pun tetap Guren tidak mau.

“Kamu ini kenapa, sih? Semenjak tinggal sendiri jarang pulang ke rumah, Ran mengancammu dengan hal lain lagi, ya?” tuduh Muti dengan sangat yakin.

Kenapa Ran lagi? Pikir Guren. Dia mendadak membayangkan dirinya menjadi Ran yang selalu kena tuduh, pasti menyakitkan. Helaan napas Guren hembuskan, dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini dan dia pun memutuskan untuk pura-pura tidur.

Muti hanya bisa pasrah jika seperti ini.

***

Hanya berdua dengan Ran menjadikan Aldo pria yang sangat canggung. Dia sudah lama suka dengan Ran, melihat Ran sedekat ini dengannya, hampir membuat jantung Aldo meledak.

“Ada apa?” tanya Ran.

Aldo langsung salah tingkah ketika mata mereka saling bertemu, dengan cepat Aldo mengalihkan pandangan karena ini bisa membuatnya Gila.

“Ti-tidak ada. Aku cuman kagum kau bisa mengerjakannya dengan cepat,” dalih pria itu.

“Oh ya?” balas Ran dengan senyum manis yang membuat siapa pun meleleh seperti es krim.

Seketika Aldo mengkhayal bahwa dirinyalah yang menjadi pasangan hidup Ran. Gadis cantik yang ceria, kekayaan, dan kenikmatan ranjang. Aldo langsung iri dengan seberapa beruntung Guren memiliki Ran.

“Aldo?” tegur Ran.

Panggilan itu membuyarkan lamunan Aldo, menatap Ran dengan kikuk merasa bersalah memikirkan hal kotor dalam hubungan Ran dan juga Guren.

“I-ya?”

“Sudah selesai.”

“Benarkah? Ka-kalau begitu ... bagaimana kalau kita main game?” saran Aldo, karena ini kesempatan yang bagus untuk berteman dengan Ran tanpa rasa takut akan dijauhi cewek lain.

“Game? Aku tidak pandai bermain game.”

“Aku akan ajarkan.”

Ran berpikir sejenak, seharusnya dia memanfaatkan waktu luang seperti ini untuk mencari pekerjaan. Namun, tawaran Aldo terdengar lebih menarik.

“Bai—”

Ponsel Ran berdering saat gadis itu ingin menyetujui tawaran Aldo. Mama mertua, baca Ran dalam hati. Langsung saja Ran menjawab panggilan tersebut, selanjutnya dia dimaki karena terlalu lama keluar sedangkan ada suami yang tak berdaya di rumah.

Ran mengecilkan volume agar Aldo tidak mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut mertua Ran.

“Iya, Ma. Aku pulang sekarang.”

Reaksi Aldo kecewa, gagal sudah rencananya. Setelah Ran selesai, Aldo berdiri terlebih dahulu.

“Aku antarkan kamu pulang ya Ran,” tawar Aldo.

Ini adalah niat baik Aldo. Ran tidak bisa menolak sebab dia memang membutuhkan tumpangan.

“Terima kasih, Aldo.”

Sambil berjalan keluar Ran mengutarakan pertanyaan yang sejak tadi ia tahan. “Kamu kaya banget ya, Do. Apa perkerjaan orang tuamu?”

“Papaku kerja menjadi direktur di kantor kakek Tarmizi, kakeknya Guren. Sedangkan mamaku sudah lama cerai dengan papa.”

Ran tadi sempat berpikir jikalau keluarga Aldo lebih kaya dari pada Guren sebab rumah yang lebih besar dari pada rumah utama keluarga Guren.

Paham akan reaksi Ran, Aldo pun melanjutkan, “Kakek Tarmizi itu bijaksana, dia tegas dan cerdas. Walaupun bergelimang harta, dia tidak pernah berpikir menyombongkan harta dari bangunan megah bak istana. Berbeda dengan papaku ... dia adalah sosok yang sombong.”

Aldo menjadi sedih, pasti ini masalah internal. Ran tidak bertanya lagi, tapi dia setuju tentang kakek. Kakek tetap menerima Ran sebagai bagian keluarga, walaupun tahu cara masuk Ran tidaklah lazim.

Seandainya Guren sebijaksana kakek. Ran menggelengkan kepala akan pemikiran mustahil untuk seorang Guren si pria keras kepala yang menilai seseorang berdasarkan pendapat sendiri.

***

“Mana nih, Ran. Ini sudah hampir malam tapi dia belum sampai juga,” gerutu Guren.

Muti menyipitkan mata menatap lekat Guren. “Kau tidak sabar menunggu gadis gampangan itu?”

“Ma, aku mengkhawatirkanmu. Kau pasti lelah, aku marah pada Ran karena membuat Mama capek mengurus ini itu di waktu libur Mama.” Dengan mamanya, Guren memang pandai mengoles madu di bibir.

“Astaga ternyata kau mengkhawatirkan mama?” Muti senang. “Tidak ada kata capek dalam mengurus anak sendiri, Nak.”

“Tidak, Mama sebaiknya pulang dan istirahat. Jangan khawatirkan aku, Ran sebentar lagi pasti akan sampai.”

“Mama akan di sini sampai Ran datang.”

“Pergilah, Ma. Jangan membuatku menjadi anak yang tidak mengerti akan lelah mamanya, ok?”

“Baiknya, tapi jika dalam 30 menit Ran belum datang, kamu telepon mama, ya.”

“Ok.”

Bagaimana bisa orang yang dianggap musuh tapi malah menjadi tempat kepercayaan untuk menitipkan anaknya? Itulah Muti, dia membenci Ran namun dia sangat mengandalkan Ran untuk menitipkan Guren. Itu sama saja memberikan kepercayaan, dia tidak sadar itu.

Beberapa menit setelah Muti pergi, Ran akhirnya datang bersama Aldo yang menggendong Ran seperti tuan putri.

“Ran!” gertak Guren dari kamar yang pintu kamar itu tidak tertutup sehingga dia bisa melihat Ran dan Aldo.

“Ti-tidak. A-aku hanya—” Aldo terbata-bata menyadari mata Guren yang seakan ingin mencabut nyawanya. Aldo tidak bisa melanjutkan sebab rasa takut yang begitu besar.

“Terima kasih Aldo, kau mau minum dulu atau langsung pulang?” Ran mengerti akan perasaan bersalah Aldo. Namun yang Ran pikiran Guren marah karena Ran pulang telat, bukan karena Aldo yang menggendongnya.

“Aku langsung pulang saja. Kau jelaskan pada Guren, ya.”

“Iya.”

Dengan langkah yang terburu-buru Aldo keluar dari apartemen itu.

Ran menoleh ke Guren yang masih menatap sama. Helaan napas berat keluar dari mulut Ran, dia mencoba mengabaikan dengan bersandar di sofa.

Api amarah Guren semakin besar, sampai dia melempar asbak rokok yang hampir mengenai kepala Ran jika gadis itu tidak berhasil menghindar.

Ran langsung terengah-engah napas tak beraturan sebab terkejut dan lega sekaligus. Kepala Ran berputar cepat ke arah Guren menandakan pertanyaan tanpa kata.

“Kenapa laki-laki itu menggendongmu?”

Pertanyaan yang di luar perkiraan Ran. Gadis itu terdiam mencerna lalu setelahnya mengambil kesimpulan dengan cepat sebelum benda lain akan dilayangkan.

“Ka-kakiku mati rasa ... tadi.”

Itu adalah jawaban yang jujur, entah Guren bisa percaya atau tidak namun begitulah kenyataannya.

Bersambung...

1
Muchamad Ridho
egois bngt km ran..
Elok Pratiwi
kok semakin membiosankan cerita nya
Angelica James
🤣😭🤣
Sri Maryani
sebel sama sifat run yang lemah trus jijik sama guren.
PutraNajwa
love2 sekebon mak othor.
akhir yang manis.
semangat💪🏻💪🏻💪🏻 selalu untuk karya2 mu yg lain.
Rinnaya: Ok, siap🥰
total 1 replies
Miftahul Jannah Maulida
terimakasih kak othor untuk ceritanya, sudah berkurang lah novel favorit aku, biasanya nunggu novel RAN up, sekarang sudah TAMAT aja , di tunggu novel barunya yah kak, tetap semangat dalam berkarya🥰🙏🏻
Miftahul Jannah Maulida: siap kak, 🥰👍
Rinnaya: Ditunggu, ya👍
total 2 replies
syahdewi diana
kasihan ran moga jgn sampai lama ketemu anaknya..jgn sampai kejadian seperti dirinya yg anaknya jauh darinya.membencinya duh jahat bener pasha memisahkan anak dari ibunya.. moga secepatnya pasha ditangkap polisi mendapatkan ganjaran dan hukuman dari siapa saja..
Miftahul Jannah Maulida: semoga cepat ketemu yah thor, guren kamu pria cerdas pasti gak akan lama buat nemuin zairin 👍
total 1 replies
Miftahul Jannah Maulida
next kak
Miftahul Jannah Maulida
apa udah mau tamat kak cerita nya??
Rinnaya: Iya, tinggal beberapa bab lagi.
total 1 replies
Miftahul Jannah Maulida
aku penasaran sama si pasya thor?? kemana yah perginya. syukurlah GUREN sudah berubah dan semoga RAN bisa terus sama guren, jangan pergi lagi yah ran.
Rinnaya: Nanti ada tuh muncul😁
total 1 replies
Gadis Manggar
lanjut......
Miftahul Jannah Maulida
lanjut kak, yuuuk ran saling terbuka biar gak ada kesalahpahaman lagi, kasih kesempatan guren menjelaskan
Miftahul Jannah Maulida
ayow guren jelaskan pada ran kalau kamu benar2 cinta sama RAN, biar tidak ada kesalahpahaman lagi.
perbaiki masa lalu kamu.
terbuka lah dg ran.
semangat up kak author
Miftahul Jannah Maulida
cepet sembuh yah kak othor, aku selalu menunggu cerita selanjutnya....
guren cinta sama kamu ran jadi tidak akan menyakiti kamu, semoga arif dapet balesan nya.
PutraNajwa
semoga ran baik2 saja.
dan guren mau mendengarkan alasan dn penjelasan dr ran kenapa ran sampai pergi.
kasih pelajaran buat arif mak othor.
kuranga ajar si arif mau misahin ran sama guren kan kasian bayinya.
mak othor semoga sehat selalu😘😘😘.
syemangat💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
PutraNajwa: hehehe....
Rinnaya: Masih gadis, Kak. 😅
total 2 replies
Miftahul Jannah Maulida
kapan up thor
Miftahul Jannah Maulida
jangan lama2 thor, kasihan guren..gedek banget sama arif, semoga cepet ketemu ran dam arif dapet balasan dari guren
Miftahul Jannah Maulida
semoga guren segera menemukan ran, meskipun guren di masa lalu banyak melakukan kesalahan tapi setidaknya ran aman bersama guren, tidak seperti luwan dan arif...
jangan lama2 yah thor buat ran perginya
Gadis Manggar
lanjut
Miftahul Jannah Maulida
ssmoga saja ran tetap pada pendirian nya, berada di sisi guren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!