Arga, menyandang gelar casanova dingin yang tidak suka terikat hubungan, apalagi pernikahan. Maka diusianya yang sudah matang belum juga menikah.
Namun, kematian Sakti membuat dia harus menikahi Marsha. Wanita yang sedang mengandung benih milik sang adik.
Menikahi wanita yang tidak dia cintai, tidak mengubah kelakuan Arga yang seorang casanova suka bersenang-senang dengan para wanita.
Kebaikan, perhatian, dan keceriaan Marsha mengubah Arga secara perlahan sampai dia merasa tidak tertarik dengan para wanita diluar sana.
Namun, semua berakhir saat Valerie bangun dari koma panjang. Arga lebih mementingkan sang kekasih dari pada Marsha yang sedang hamil besar.
Arga merasakan penyesalan saat Marsha mengalami koma setelah melahirkan. Ketika sadar sang istri pun berubah menjadi sosok yang lain. Tanpa Arga duga Marsha kabur membawa Alva, bayi yang selama ini dia besarkan.
Akankah Arga bisa mendapatkan Marsha dan Alva kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Laki-laki Tidak Berguna
Bab 24
Arga mengatakan kepada Pandu apa yang sedang terjadi kepadanya saat ini. Dia tidak peduli jika nanti akan dipecat olehnya. Bagi laki-laki itu sekarang ada yang lebih penting, yaitu mendapatkan kepercayaan dari kedua orang tua dan mertuanya untuk menjaga Marsha dan Alva.
Indah dan Ayu mendapatkan kabar kalau Barata harus pulang ke kampung, karena harus mengurus usahanya. Dia pergi seorang diri dan meminta sang istri untuk tetap di sana mengurus Alva.
"Sebaiknya kamu istirahat saja. Alva juga ada sudah tidur," kata Indah kepada Ayu. Besannya itu pun mengangguk dan membaringkan tubuhnya di sofa.
"Seharusnya kita menyiapkan aqiqah untuk cucu kita," gumam Ayu.
"Untuk itu sudah kami siapkan di kampung. Banyak pekerja yang mau mengurus aqiqah untuk Alva," balas Indah.
Arga yang mendengar hal itu pun mengatakan kalau aqiqah untuk anaknya akan diselenggarakan di panti asuhan yang sering didatangi oleh Marsha. Itu sudah menjadi kesepakatan mereka dahulu.
Sebagai laki-laki, Arga sudah menjadi orang yang tidak berguna untuk keluarga. Jika saja dia tidak egois dan bisa melepaskan masa lalu, mungkin saat ini dia sedang berbahagia dengan istri dan anak mereka. Padahal, Marsha menawarkan kebahagiaan itu untuknya, tetapi kebodohan menguasai dia.
Merasa bersalah kepada Valerie yang membuat dia koma dalam waktu yang sangat lama, sampai-sampai kedua orang tuanya meninggal. Hal ini yang membuat Arga ingin memberikan kebahagiaan untuk wanita yang menjadi satu-satunya pacar dia. Sampai dirinya tega membuat wanita yang status menjadi istri dia harus merasakan sakit hati.
Dia salah mengira kalau dirinya dan Marsha akan baik-baik saja, meski tidak saling mencintai asal bisa bersama-sama membesarkan bayi itu.
"Marsha, buka matamu. Jangan menghukum aku dengan cara seperti ini. Aku meminta maaf sudah marah dan mengabaikan kamu. Ayo, marahi aku! Mau kamu pukul juga tidak apa-apa. Aku tahu kamu pasti marah besar kepada aku, 'kan? Kamu pasti sangat membenci aku?" Arga meracau berharap Marsha bisa sadar.
***
Waktu terus berlalu, tidak terasa usia Alva sudah satu bulan. Ayu dan Indah masih bergiliran menunggu Marsha di rumah sakit atau Alva di apartemen. Arga sendiri memilih bekerja di rumah sakit dan di rumah. Dia juga sudah bisa mengurus Alva. Baik itu memandikan, mengganti popok, membuat susu, atau menidurkan. Dia mengabadikan semua kegiatannya melalui kamera video yang sewaktu-waktu nanti akan dia perlihatkan kepada Marsha.
Untuk hubungan Arga dengan Valerie masih baik, meski sekarang tidak pernah lagi tidur di rumah wanita itu. Namun, untuk urusan perkembangan kesehatannya masih sering dia pantau. Apalagi, sekarang laki-laki itu kalau siang hari sering berada di area rumah sakit. Jadi akan mudah untuk mengantarkan Valerie saat melakukan cek up dan terapi.
Hebatnya Arga, kelakuan yang seperti ini tidak ada yang tahu. Dia memang pemain lihai. Meski Valerie sering merajuk akan dibalas ancaman oleh Arga.
"Sekarang kamu sudah bisa berdiri sendiri. Tinggal belajar melangkah tanpa alat bantu," kata Arga sambil menyerahkan kruk kepada Valerie.
"Kapan kamu akan menikahi aku?" tanya wanita itu mengingatkan Arga.
"Kamu tahu 'kan kalau aku sudah punya istri dan anak. Memangnya kamu mau menjadi wanita kedua dan harus mengurus Alva?" tanya Arga menantang.
***
Apakah Valerie bersedia menjadi istri kedua dan mengurus bayi orang lain? Ikuti terus kisah mereka, ya!