NovelToon NovelToon
PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Ranimukerje

Istri kedua itu memang penilaiannya akan selalu buruk tapi tidak banyak orang tau kalau derita menjadi yang kedua itu tak kalah menyakitkannya dengan istri pertama yang selalu memasang wajah melas memohon simpati dari banyak orang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranimukerje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

Memangnya apa yang bisa febri lakukan selain diam. Diamnya tentu memikirkan langkah apa yang akan diambil. Sisi lain dalam dirinya mengatakan kalau memang bayi dalam rahimnya ini adalah milik nara karena sehak awal febri sadar pernikahannya bersama wisnu untuk keturunan tapi sisi lainnya lagi mengatakan bahwa dirinya juga berhak atas bayi ini.

Tanpa terasa air mata itu kembali jatuh. Febri jadi lebih pendiam sering melamun dan itu nampak mengkhawatirkan bagi wisnu dan kedua mertuanya.

Febri sedang dikamar mandi. Iseng dan penasaran, wisnu mengambil ponsel febri yang ditinggalkan disamping meja ranjang. Kebetulan febri tak suka memberi ponselnya kata sandi jadilah saat wisnu membuka ponsel itu semuanya langsung terpam0ang nyata.

Yang pertama. Wisnu membuka aplikasi hijau, matanya langsung tertarik dengan satu nama yang ia kenal. NARA.

Dibuka oleh wisnu dan betapa terkejutnya wisnu saat membaca isinya. Apalagi, pesan terakhir yang semalam nara kirimkan sukses membuat darah wisnu mendidih. Wisnu langsung yakin, penyebab febri pingsan adalah pesan yang sudah nara kirimkan. Rahang wisnu mengeras, emosinya udah diubun-ubun.

Tau kalau nara itu memang keras orangnya tapi tak menyangka sekali kalau akan bisa mengucapkan kata-kata menyakitkan semacam itu. Semua tau kalau pernikahan antara wisnu dan febri awalnya memang untuk anak dan membayar kerasnya hati nara tapi lambat laun baik wisnu maupun febri bisa saling menerima dan benih itu tumbuh secara alami tanpa mereka sadari bahkan tak ada yang memaksa. Semuanya berawal dari keegoisan nara sendiri dan kenapa sekara nara begitu tega mengucapkan penegasan semacam itu yang sampai membuat febri shock dan tak sadarkan diri.

Nada tunggu diponselnya wisnu menandakan kalau nara tak sedang memegang ponselnya sekarang ini, tapi wisnu tak menyerah diulang lagi panggilan itu sampai dipanggilan ke lima tak juga diangkat membuat marahnya wisnu makin menjadi.

Wisnu menelpon nara hari sudah mejelang malam dan saat ini wisnu sedang berada diruang kerjanya karena tadi ada meeting dadakan dengan orang kantor dan febri mengijinkan wisnu untuk bekerja lebih dulu. Masih ada waktu sebelum makan malam jadinya wisnu menyempatkan untuk menelpon dulu istri pertamanya yang sudah hampir 2 minggu ini tak mengabari juga dirinya tak menanyakan kabarnya bagaimana.

"Bu nara kemana mba?"

Sejak wisnu menikahi febri, salah satu mba diminta untuk menginap karena tak tega membiarkan nara seorang diri dirumah saat dirinya tak tinggal dirumahnya bersama nara.

"Eh, pak ....."

Hening

"Mba, bu nara dirumah apa ga?"

Wisnu dengan suara datar tapi tak sabarannya.

"Eee, it itu pak ...."

"Dirumah apa ga?"

"Udah 2 hari bu nara ga pulang."

Satu kalimat itu berhasil keluar dari mba dirumah sana dengan suara bergetar karena takut. Tapi apa yanh disampaikan adalah benar, nara tak pulang sudah 2 hari ini.

"Ga pulang? 2 hari?" Wisnu mengulang apa yang disampaikan pembantunya seolah tak percaya dengan kabar itu.

"Iya pak, bu nara perginya siang waktu itu dan sampai malam ini ga pulang."

"Oke, jaga rumah baik baik ya mba."

Tut

Tak menunggu jawaban dari si mba, wisnu memutus panggilan itu secara sepihak. Nara harus dicari dan wisnu merasa harus tegas pada sang istri, kali ini harus tegas karena apa yang nara lakukan sudah makin menjadi jadi saja.

Wisnu mengakui, dirinya abai sekarang tapi semua terjadi atas permintaan nara sendiri. Rasa gagal mendidik istri menggelayuti benak wisnu sekarang ini, perasaan gagal kecewa sedih bersalah juga marah bercampur jadi satu sampai membuat wisnu tak mampu mengontrol dirinya sendiri.

Tok

Tok

Tok

Ceklek

Pintu dibuka walau wisnu belum mengijinkan untuk masuk. Dewi, masuk dengan baju rumahan tapi tampilannya tetap elegan. Seperti biasa senyum teduhnya tercetak diwajahnya.

"Febri dikamar?"

Basa basi.

Wisnu mengangguk sebagai jawaban sambil meletakkan ponsel diatas meja karena sejak tadi wisnu sedang fokus pada ponselnya untuk memberi perintah pada orang suruhannya.

"Jangan ditinggal lama lama. Takut dia butuh sesuatu kamu nya ga ada."

"Iya ma, ini tadi ada meeting dadakan. Terus sempet nelpon nara juga ....."

Wisnu jujur, tak bohong karena pantang baginya untuk berbohong pada sang ibu.

"Diangkat sama nara?"

Gelengan kepala wisnu menjadi jawaban.

"2 hari dia ga pulang kerumah." Lihir wisnu sambil menundukkan wajah menghindari tatapan sang ibu yang sejak tadi terus melihati kearah matanya.

"Mama ga akan ngomong apa apa soal istri pertama mu. Mama cuma mau bilang, jaga febri sebaik mungkin karena mama ga mau kalau febri sampai mengalami hal seperti kemarin itu. Tapi ingat ya nu, mama ngomong gini juga bukan mau minta kamu buat lepas tanggung jawab ke istri pertama mu. Bagaimana pun nara tetap istrimu menantu mama juga."

"Iya ma, cuma ......"

Berat sekali kalau akan membicarakan nara pada ibunya karena bagi wisnu keburukan istrinya adalah kesalahannya jadilah selama ini wisnu memilih banyak diam menghindar agar tak ditanya tanya dan meminimalisir pertengkaran yang bisa saja dibuat oleh istri pertamanya itu.

"Mama tau soal pesan yang nara kirim ke febri malam itu."

"Ma ...."

"Febri yang cerita, kamu jangan marah. Febri milih cerita ke mama karena ga mau bikin kamu marah ke nara dan didepan nara belain dirinya."

Kenyataan yang membuat wisnu jadi makin merasa bersalah. Febri, istri keduanya lebih memilih menahan perasaannya padahal tak mengapa kalau febri ingin menceritakan apa yang sudah nara lakukan.

"Ma, aku bingung."

Dewi tak menjawab, sengaja karena ingin membiarkan wisnu menyelesaikan ucapannya.

"Jujur, aku lelah sama sikapnya nara selama ini. Tapi aku ga bisa kalau harus kasar atau bahkan lepasin nara gitu aja. Itu ..... Terkesan jahat banget."

Dewi mengangguk, setuju. Akan sangat jahat sekali kalau sampai sekarang wisnu mengambil keputusan ingin menceraikan nara apalagi sudah ada febri ditambah febri sedang mengandung.

"Aku harus gimana ma?"

Hening, tak ada suara. Jujur saja, dewi pun bingung sekarang ini. Mau memberi solusi yang bagaimana juga tak tau tapi melihat bagaimana nelangsanya wisnu sekarang juga tak tega.

"Sekarang kita makan aja dulu, kamu susul febri ke atas udah jamnya makan malam. Urusan ini nanti kita ngomong sama papa, kita pikirkan solusi terbaiknya. Tapi mama minta kamu stop dulu kirim uang ke nara biar dia cari kamu dan kalau bisa nara datang kesini."

"Tapi ma ....."

"Soal febri kamu tenang aja. Mama bakalan minta salah satu mba standby dilantai atas mulai besok."

Seolah dewi tau kekhawatiran putranya.

"Yaudah kita makan aja dulu ma, nanti kalau febri udah tidur aku ke kamar mama dan papa."

"Iya boleh, tapi kamu jangan minta tidur ditengah nanti ya."

Mendengar kelakar ibunya yang ada wisnu malah tertawa terbahak-bahak. Minta tidur ditengah, diapit oleh ayah dan ibunya. Itu terdengar sangat lucu juga menggelikan mengingat usia wisnu sekarang sudah kepala 3.

#Happyreading

1
sutiasih kasih
klo nara ttp km prthnkn.... yg ada dia makin ber ulah.... dan km pasti akn khilangan febri....
sutiasih kasih
cerai dri nara itu anugrah buat km wisnu....
nara dan org tuanya tak benar" menganggpmu sbg bagian dri keluarga.... mereka hnya mnjadiknmu mesin uang.....
Supriaten Sukarman
masih nyimak
sutiasih kasih
benar benar bebal... otak dangkal kn istrimu nara...
sutiasih kasih
aduh mo smpe kpan km g tegas kr istri dan org tua istrimu wisnu....
miara ular ber bisa kok betah amat wisnu....
jgn nnti bilang nyesel klo febri prgi dri hidupmu krna kmunya menye" g jelas... & msih sja mmberi nara ksempatan brbuat ulah untuk yg ksekian kalinya...
sutiasih kasih
km sndiri yg mnghadirkn madu buatmu nara... jdi jgn merasa trzdolimi...
km permpuan egois... punya kekirangan tpi ttp sja g berubah tetap aja miara pola hidup buruk....
jgn salahkn suamimu bila kelak mmbuangmu nara.... suamimu jga makin lama bkalan muak dgn sikapmu yg semakin g karuan... ap lgi madumu perempuan idaman suami dan mertua...
Anonymous
Syukkaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!