NovelToon NovelToon
Tertawan Diantara 2 Takdir

Tertawan Diantara 2 Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Lama menghilang bak tertelan bumi, rupanya Jesica, janda dari Bastian itu, kini dipersunting oleh pengusaha matang bernama Rasyid Faturahman.

Sama-sama bertemu dalam keadaan terpuruk di Madinah, Jesica mau menerima tunangan dari Rasyid. Hingga, tak ingin menunggu lama. Hanya berselisih 1 minggu, Rasyid mengitbah Jesica dipelataran Masjidil Haram.

Namun, siapa sangka jika Jesica hanya dijadikan Rasyid sebagai yang kedua.

Rasyid berhasil merobohkan dinding kepercayaan Jesica, dengan pemalsuan jatidiri yang sesungguhnya.

"Aku terpaksa menikahi Jesica, supaya dia dapat memberikan kita putra, Andini!" tekan Rasyid Faturahman.

"Aku tidak rela kamu madu, Mas!" Andini Maysaroh.

*

*

Lagi-lagi, Jesica kembali ketanah Surabaya. Tanah yang tak pernah ingin ia injak semenjak kejadian masa lalunya. Namun, takdir kembali membawanya kesana.

Pergi dalam keadaan berbadan dua, takdir malah mempertemukanya dengan seorang putra Kiyai. Pria yang pernah mengaguminya waktu lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Bu Hilma mendesah dalam, tidak pernah terpikirkan jika Andini mendapati itu semua lebih cepat. Namun tak apa, cepat atau lambat, keberadaan Jesica pasti akan terkuak.

"Bagus jika kamu mendengarnya, Andini! Sekalian biar kamu tahu jika Rasyid sudah menikahi wanita lain!" sergah Bu Hilma tanpa rasa kasian.

Rasyid tertunduk lesu. Ia pasrah. Rasanya begitu sulit di himpit situasi menyebalkan seperti saat ini. Ia perlahan mengerjab, kala melihat Andini yang sudah menangis.

"Andini, dengarkan dulu! Biar Ibu jelaskan semuanya," Rasyid berusaha memegang tangan Istrinya, namun seketika dihempas begitu saja.

"Kamu tega, Mas!" sentaknya pada Rasyid. "Ibu juga tega berbuat seperti ini," kecamnya begitu memalingkan tatapan kearah sang Mertua.

"Kamu harus sadar, Andini! Sudah 8 tahun kamu tidak dapat memberikan Ibu cucu. Jadi jangan salahkan Rasyid menikah lagi. Lagian ... Jika Jesica melahirkan, maka bayinya juga jadi anakmu! Nggak usah sok mendrama keadaan!" balas sentak Bu Hilma.

Dengan dada yang bergemuruh, Andini langsung melenggang keluar begitu saja, sembari mengotak atik ponselnya.

"Andini ... Sayang, dengarkan aku!" Rasyid mengejar istrinya, namun Andini sudah pergi mengendarai mobilnya dari sana.

Rasyid juga bergegas masuk kedalam mobilnya. Pikirnya, mungkin sang istri kembali pulang.

Namun setelah ia pulang lagi, rupanya mobil Andini tidak ada didalam rumahnya. Rasyid turun, dan bergegas masuk kedalam.

"Mbok ... Mbok Sum? Apa Andini tadi ada pulang?" Rasyid yang habis dari lantai dua, kini berhenti di area kamar pelayan. Wajahnya cemas, dan sorot mata itu penuh rasa lelah.

"Loh, Aden pulang lagi?? Bukanya tadi sudah Aden susul dirumah Nyonya Besar?" Mbok Sum malah semakin bingung dibuat Majikannya.

Rasyid meraup kasar wajahnya. Tanpa berniat menjawab, ia pergi begitu saja. Saat ini, ia menjatuhkan tubuhnya diteras samping, sekedar menormalkan kembali emosinya.

'Ya Allah ... Apa yang harus hamba lakukan?' Rasyid tertunduk lesu, merasakan kehampaan dalam hatinya saat ini.

Ponselnya masih tergenggam kuat ditanganya, berharap Andini memberitahu dimana keberadaanya. Namun hingga pukul 10 malam, istrinya tak kunjung pulang.

Rasyid memutuskan untuk beranjak dari sana, berjalan tertatih menuju lantai dua.

Klek!!

Dihantam 2 tanggung jawab, membuat Rasyid merasakan kesulitan yang hebat, atas paksaan keluarganya. Ia menjatuhkan tubuhnya diatas sofa, menyandarkan punggungnya disana, sambil mendesah lirih.

"Jawab, siapa pria itu Andini?" sentak Rasyid, kala mendapati istrinya tengah berada dalam kamar hotel bersama pria yang mengaku sahabat Andini.

Pada saat itu, usia pernikahannya baru menginjak 2 tahun. Namun, Rasyid dihantam kenyataan pahit, dengan kenyataan yang barus saja ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

Andini bersimpuh dibawah kaki suaminya, dalam keadaan hina. Ia hanya memakai lingerie seksi, dengan bahan kain yang sangat minim.

"Mas, ini tidak seperti yang kamu lihat? Aku hanya dijadikan model produk lingerie terbaru milik Mars! Tolong percaya aku, Mas!" Tangisan Andini tak dihiraukan, begitu Rasyid langsung mendekat dan menghajar Mars sampai brutal.

Semenjak kejadian itu, Rasyid sudah memulangkan Andini kepada orang tuanya di Semarang. Akan tetapi, mengingat penyakit ganas yang diderita sang mertua, Rasyid urungkan niatnya untuk menceraikan Andini. Dan lagi Andini mengancam akan mengakhiri hidupnya jika tidak bersama Rasyid.

Masalah semakin runyam, dan lagi-lagi Rasyid dituntut orang tuanya untuk memberikan seorang cucu. Pikir Rasyid, daripada ia sibuk mencari pengganti yang belum jelas. Mungkin dengan memaafkan Andini, semuanya akan berjalan baik.

1 bulan Andini mengubah sikapnya menjadi wanita baik, meminta maaf berkali-kali kepada Rasyid, akhirnya Rasyid tak sampai hati. Ia kembali menjemput Andini dan membawanya ke Surabaya.

Rasyid tersadar, disaat ia mendapati ada sebuah amplop putih diatas meja. Dengan kening mengernyit, Rasyid mengambilnya.

Dibagian depan terdapat cap stempel rumah sakit terbesar di kotanya. Rasa penasaran semakin menggrogoti jiwanya.

Begitu lembaran putih itu berhasil keluar. Kedua netra Rasyid memanas. "Maafkan aku Andini ... Kamu sampai rela memeriksakan kandunganmu, hanya karena tuntutan keluargaku."

***

Pukul 01.00

Andini, wanita cantik itu terlihat keluar dari kamar mandi sembari merekahkan senyumnya. Rambutnya masih basah, dengan tubuh terbalut handuk kimono.

Sementara, Pria yang bersandar di dasbor ranjang itu, membalas senyuman Andini, sembari menepuk kasur disebelahnya.

"Kamu tidak lupa meminum pil kontrasepsimu 'kan?" Pria bernama Mars itu mengingatkan Andini.

"Sebelum kita bermain, aku sudah meminumnya!" Andini berjalan kearah ranjang, dan duduk ditepi ranjang sebelah sahabatnya.

"Kamu tidak takut, jika Rasyid akan mengetahui pertemuan kita?" Mars kini melingkarkan kedua tanganya diperut Andini. Dagunya ia biarkan bersandar dibahu, sembari mencium aroma ceruk leher Andini.

"Kamu tenang saja, Mars! Rasyid semakin mencintaiku semenjak kejadian itu. Jadi, kita bebas bertemu kapan saja tanpa dia curiga. Lagian ... Rasyid diam-diam menikahi wanita lain di belakangku. Rasanya muak sekali, namun tidak dengan hartanya," kekeh Andini.

Ia lalu beranjak. Dan segera mengganti pakaiannya.

"Mars, aku akan pulang!" Andini sudah siap.

Mars juga sudah rapi kembali. Mengingat tengah malam, Mars tidak akan membiarkan Andini kenapa-kenapa. Ia mengantarkan sahabatnya, meskipun dengan mobil berbeda.

Begitu Andini tiba dikediamannya. Ia mengubah raut wajahnya menjadi sesedih mungkin. Wajahnya murung, dan langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam.

Rasyid masih belum tidur. Ia terduduk lesu menantikan kepulangan sang istri. Ditengah malam seperti ini, sandal Andini terdengar nyaring, menggema keseluruh ruang.

"Andini, kamu sudah pulang? Kamu dari mana saja?" Rasyid bangkit, dan langsung menarik lengan istrinya.

"Lepaskan, Mas! Jangan sentuh aku!" sentak Andini mendrama kembali.

"Aku terpaksa menikahi Jesica, supaya dia dapat memberikan kita putra, Andini!" Pekik Rasyid meyakinkan istrinya.

"Aku tidak rela kamu madu, Mas!" balik tekan Andini menahan emosinya. Setelah itu ia menghempas tangan Rasyid, dan langsung melengang begitu saja.

*

*

*

1 bulan berlalu.

Selama satu bulan menjadi istri Rasyid, Jesica semakin dibuat bingung dengan sikap suaminya.

Rasyid hanya pulang kerumah seminggu 2 sampai 3 kali saja. Terkadang, malam Rasyid datang, pagi sekali ia pergi. Dan begitu seterusnya. Dan sudah 1 bulan pernikahannya, membuat Jesica lebih berani untuk mengemukakan pendapatnya.

Namun, lagi-lagi Rasyid tak mempedulikan perkataan Jesica. Benar, Rasyid mencukupi semua kebutuhannya. Tidak lupa di rumah itu, Rasyid memberikan Jesica Fasilitas mobil beserta sopirnya.

Pagi ini, dihari yang cerah, Jesica sudah bangun sejak pukul 4 fajar. Sebelum melakukan aktifitasnya, ia tak lupa bermunajat kepada sang pencipta, agar dimudahkan dalam harinya, serta diberi petunjuk atas keganjalan yang ia pikirkan.

Mendapat pesan dari sang suami, bahwa siang nanti Rasyid akan pulang untuk makan kerumah. Dengan antusiasnya, Jesica pagi ini akan berbelanja ke Supermarket terdekat.

"Adnan, tolong antarkan saya ke Green Market ya! Saya mau belanja disana!" seru Jesica menyadarkan lamunan pria muda 25 tahun itu.

"Siap, Mbak Jesica!" Andan bersiap, dan langsung beranjak dari tempatnya kearah garansi. Tidak lupa pria muda itu memanaskan terlebih dahulu mobilnya.

Jesica sudah berpenampilan rapi. Ia memakai dress muslimnya bewarna putih berbunga, dengan dipadukan blezeer, dan juga jilbab bewarna merah hati. Wajah kebule-buleannya, semakin membuat wanita cantik itu mempesona.

Dan setelah menempuh perjalanan setengah jam, mobil yang Adnan bawa tiba dilosmen parkir Supermarket tersebut.

Jesica mengambil troli, dan mendorongnya menuju tempat fruit and vegetarian. Wajah teduhnya dengan sikap yang hangat, mampu membuat siapa saja yang melihatnya tersihir akan kecantikanya.

Begitu memastikan ada sayuran lengkap dan buah, kini Jesica kembali mendorong trolinya kearah protein hewani.

Jesica mendorong pelan melewati dua pasangan orang, yang kini berhenti dibagian buah, dan tampak fokus memilih buah-buahan.

Degh!

1
evi carolin
hadeh keliatannya berat sebelah ni rasyid trlalu mengutamakan keluarga kasian kamu jesica walau gemana pun kamu pst banyak mengalah dan dikalahkan
Septi.sari: iya kak kasian 🤧🤧🤧
total 1 replies
Khoirun Nisa
lanjut ka
Septi.sari: syukron bintangnya kak🙏❤❤❤❤
total 1 replies
Nisa_Flour01
aku mampir nihh, jangan lupa di back ya Thor
Nisa_Flour01
aku bingung gimana jelasinnya. intinya semangat Thor. update lagi yaww

jangan lupa mampir dan react balik yaaa. thank you
Septi.sari: syukron kak nisa.🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!