Luo Feng, Tuan Muda dari keluarga kaya-raya mati setelah mobil yang dia kemudikan mengalami kecelakaan di lintasan kereta api.
Saat mengira dirinya akan pergi ke alam selanjutnya setelah mengalami kematian, Luo Feng justru membuka mata di tempat asing dengan pemandangan bola cahaya tepat berada di hadapannya, dengan tubuh sedikitpun tak bisa di gerakan.
“Kematianmu adalah takdir yang aku ciptakan di kehidupanmu, tapi kematianmu bukanlah akhir dari segalanya. Aku memberimu kesempatan hidup sekali lagi di tempat baru, dan kamu aku berkati dengan setengah dari kekuatanku.”
Mendengar suara dari bola cahaya di hadapannya, Luo Feng hanya bisa mengerutkan kening kebingungan dengan apa yang dia dengar.
“Ingat, di Alam Semesta yang akan kamu tempati, Dewa hanyalah sebutan untuk manusia yang telah menapaki jalan setengah abadi. Akan tetapi, dengan memiliki setengah dari kekuatanku, kamu akan menjadi Dewa yang sesungguhnya, yang tak akan pernah mati sekalipun tubuhmu berubah menjadi abu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sifat Arogan Pembawa Masalah
Sepuluh hari sudah Luo Feng berada di kediaman Klan Shen di Pulau Besar Zhu Dao, atau sama dengan dua puluh hari di Pulau Kecil Bai Dao yang perputaran waktunya dua kali lebih cepat, dibandingkan perputaran waktu di Pulau Besar Zhu Dao.
Di hari kesepuluh ini juga merupakan hati terakhir masa berkabung di kediaman Klan Shen setelah peristiwa yang terjadi pada Shen Pan, dan semua orang yang terlibat dengannya.
Klan Shen kehilangan seperempat kekuatan Klan karena mereka terbukti terlibat dalam rencana besar Shen Pan, yang ingin menjadikan Klan Shen sebagai Klan pendukung Klan Qing. Namun meski kehilangan setengah kekuatan, Shen Qiong selalu Patriak Klan merasa semua itu lebih baik daripada mereka menjadi benalu di Klan Shen.
Tak seperti hari-hari sebelumnya saat suasana Klan masih dalam keadaan berkabung, pagi ini semua kegiatan Klan berjalan seperti hari-hari biasa, dimana pagi hari seperti ini banyak murid Klan melakukan latihan ringan di lapangan latihan.
“Mereka memiliki semangat luar biasa untuk menjadi lebih kuat, tapi sama halnya dengan yang terjadi di Klan Shui, dikarenakan kurangnya sumberdaya untuk menunjang perkembangan kekuatan mereka, perkembangan mereka kurang maksimal dibandingkan murid-murid Klan Qing, yang kemungkinan besar mendapatkan sumberdaya yang mencukupi untuk memaksimalkan perkembangan kekuatan mereka,” gumam Luo Feng.
Saat ini Luo Feng berada di tempat latihan murid inti Klan Shen. Sosoknya yang asing, membuat orang-orang memilih mengabaikan keberadaannya, dan menyibukkan diri dengan urusan masing-masing.
Luo Feng sendiri yang juga tidak peduli dengan mereka yang mengabaikan keberadaannya, dia memilih pergi ke salah satu lapangan latihan, yang digunakan oleh murid Klan Shen untuk berlatih jurus pedang.
Baru juga mengambil salah satu pedang kayu untuk melatih beberapa gerakan jurus pedang yang dipelajarinya, Luo Feng menaikkan sebelah alisnya saat tiga orang pria dan dua wanita menghadang jalannya, bahkan salah satu pria mengarahkan pedang sesungguhnya ke arah mata Luo Feng.
Luo Feng masih tenang berdiri di tempatnya, menunggu apa yang akan dilakukan oleh mereka, yang terang-terangan mencari masalah dengannya.
Murid lain yang tahu akan terjadi keributan, bukannya melerai mereka justru menyingkir menjaga jarak, sambil berharap tidak terlibat dalam keributan. Bagaimanapun juga, keributan atau pertarungan sesama murid Klan sangat dilarang jika dilakukan di luar arena pertarunganp, dan barang siapa yang melanggar peraturan, siapapun itu akan mendapat hukuman sangat berat dari pihak kedisiplinan Klan Shen.
Namun, melihat kelompok siapa yang memancing keributan, murid-murid Klan Shen yakin orang-orang itu pastinya dapat lolos dari hukuman Klan karena mereka semua adalah putra dan putri beberapa Tetua Klan Shen.
Di sisi lain, mereka merasa iba dengan orang yang kali ini akan menjadi korban kesenangan kelompok putra dan putri para Tetua Klan Shen.
Selain dipastikan babak belur di tangan orang-orang itu, dia yang sebenarnya tidak bersalah pasti akan mendapatkan hukuman dengan tuduhan telah melanggar peraturan Klan. Yang bersalah tertawa, yang benar harus menanggung hukuman.
“Kau orang asing, bagaimana bisa kau begitu bebas berkeliaran di lapangan latih murid inti Klan Shen? Apa mungkin kau berasal dari murid dalam yang baru saja menjadi bagian dari murid inti? Kalau iya, aku akan menunjukkan padamu siapa penguasa di tempat ini!”
Pria yang menodongkan pedang di tangannya ke arah mata Luo Feng, tanpa berbelas kasih dia mendorong pedang itu tepat ke arah mata Luo Feng.
Saat semua orang berpikir Luo Feng akan mengalami luka parah di bagian mata karena tusukan pedang, semua orang termasuk orang yang menyerang Luo Feng, mereka dikejutkan dengan hancurnya pedang yang sedikit lagi menyentuh bola mata Luo Feng.
Pedang itu bukannya melengkung atau patah, tapi benar-benar hancur menjadi serpihan kecil, dan tak ada orang yang tahu penyebab hancurnya pedang yang merupakan senjata pusaka tingkat spiritual. “Ka-Kau, pasti kau yang telah menghancurkan senjataku!” tuduh pria yang pedangnya telah hancur berkeping-keping.
Luo Feng yang mendengar itu hanya terkekeh pelan, lalu dia mengarahkan sorot mata tajam pada pria di hadapannya. “Apa kamu memiliki bukti kalau aku yang menghancurkannya? Aku sejak tadika hanya diam, jadi bagaimana aku bisa menghancurkan pedangmu?”
Murid lain selain lima orang di hadapan Luo Feng, mereka yang turut melihat kejadian dari awal sampai akhir, dalam diam mereka setuju dengan apa yang dikatakan Luo Feng.
“Aku tidak perlu bukti karena semua yang aku katakan adalah kenyataan dan tak ada yang bisa membantahnya!” Sangat arogan, sifat yang menonjol dari pria yang pedang miliknya baru saja hancur.
Tiba-tiba sosok Luo Feng menghilang dari tempatnya, dan muncul di belakang pria yang belum mengetahui keberadaannya.
Tak sempat menghindar saat Luo Feng dengan cepat melayangkan pukulan ke arah punggungnya, pria yang begitu menonjolkan sifat arogannya, dia tersungkur jatuh karena kuatnya pukulan yang menghantam punggungnya.
“Kau! Beraninya kau memukul putra Tetua Kelima, apa kau tidak takut hukuman yang akan diberikan Tetua Kelima padamu?” teriak salah satu wanita, satu kelompok dengan pria yang mencoba bangkit setelah jatuh.
Bukannya membalas, Luo Feng justru menunjukkan senyuman remeh di bibirnya. “Dia saja berani melakukan sesuatu yang hampir saja melukai mataku, lalu kenapa aku tidak berani memukul dia sebagai balasan? Lagipula, pukulanku barusan hanya pukulan biasa, yang mungkin hanya sedikit membuatnya kesakitan.”
Tersenyum, Luo Feng masih begitu tenang menunjukkan senyumannya meski sudah tahu siapa yang baru dia pukul. Melihat itu, semua murid inti yang kebetulan berada di lapangan latihan, mereka merasa identitas Luo Feng bukan sesuatu yang membuatnya harus takut pada kekuasaan seorang Tetua Klan.
Pria yang baru terkena pukulan Luo Feng, dia sangat-sangat marah atas apa yang baru terjadi pada dirinya, dan dengan suara keras dia berkata, “Kalian berempat, serang saja orang ini dan buat dia menyesal karena berani berurusan dengan putra serta putri Tetua Klan!”
Mendengar itu, empat orang di hadapan Luo Feng, mereka langsung saja mengeluarkan senjata masing-masing dan bergerak maju menyerang lawan yang sama.
“Mereka benar-benar ingin mencari masalah denganku, kalau begitu aku tak akan sungkan sedikit memukul mereka!” gumam Luo Feng.
Dua pria menggunakan tombak menyerang Luo Feng, satu wanita menggunakan pedang, dan wanita satunya menyerang dengan cambuk yang menjadi senjatanya. Sedangkan pria arogan yang senjata pertamanya telah hancur, dia mengeluarkan senjata lain yang kualitasnya lebih rendah, dan bersama empat orang lainnya dia turut menyerang Luo Feng.
Mendapatkan serangan dari berbagai arah, hanya menggunakan pedang kayu di tangannya, Luo Feng dengan mudah menghalau serangan yang tertuju ke arahnya. Tebasan pedang, tusukan tombak, serta serangan cambuk dari kejauhan, selain di halau dengan pedang kayunya, Luo Feng sesekali melompat untuk menghindari serangan yang tidak sempurna dihalau.
Di luar dugaan banyak orang yang melihat jalannya pertarungan lima melawan satu, bukannya babak belur dan terluka parah di tangan lima lawannya, mereka justru melihat satu orang yang di serang dari berbagai arah, dengan mudahnya berhasil menghalau dan menghindari semua serangan yang tertuju padanya.
“Sudah cukup bermain-main, dan mari kita sedikit lebih sarius!” Suara terdengar dari mulut Luo Feng dan semua orang jelas bisa mendengar nya, lalu setelah suara itu terdengar, tiba-tiba saja sosok Luo Feng menghilang dari tempatnya. Tepatnya bukan menghilang, tapi dia bergerak sangat cepat dan menyerang lawannya tanpa terlihat.
Bugh... Bugh... Bugh... Bugh...
Empat orang terpental dan jatuh menghantam tanah lapangan latihan setelah terkena pukulan Luo Feng, sedangkan satu orang terakhir, dia jatuh tersungkur dengan wajah menghantam tanah.
Semua orang tercengang dengan apa yang sedang mereka lihat. Untuk pertama kalinya, dengan kedua mata kepala mereka sendiri, mereka melihat putra serta putri para Tetua Klan babak belur dipukul seseorang yang identitasnya belum mereka ketahui.
Banyak orang yang senang melihat apa yang dialami mereka berlima, tapi tak sedikit yang merasa iba pada sosok yang berani membuat mereka berlima babak belur. Mereka yakin orang itu tak akan bernasib baik karena telah berani membuat babak belur putra dan putri para Tetua Klan.
Tiba-tiba beberapa Tetua Klan datang ke lapangan latihan termasuk Shen Ming, dan tak lama semua orang melihat sosok Patriak Shen Qiong juga muncul di lapangan latihan. Shen Qiong berdiri di dekat Luo Feng, sedangkan para Tetua Klan berada sedikit jauh dari keduanya.
Tetua Kelima yang melihat putra dan putrinya babak belur, dia sangat marah pada siapapun yang telah membuat babak belur kedua anaknya, “Katakan padaku, siapa yang begitu berani melukai putra dan putriku?” teriaknya.
Luo Feng melangkah maju tanpa rasa takut, dan dia terus saja melangkah maju sampai dia berjarak satu langkah di hadapan Tetua Kelima yang sedang marah-marah.
“Kau tahu, putra dan putrimu adalah orang yang telah memancing keributan di tempat ini! Apa yang mereka alami, itu adalah akibat dari apa yang mereka lakukan. Kalau kamu ingin membela mereka, aku Luo Feng tak akan segan mengakhiri hidupmu!” Aura kekuatan ranah Heavenly Emperor tingkat 9 terpancar keluar dari tubuh Luo Feng, dan seluruh aura yang dikeluarkannya, seluruhnya diarahkan pada Tetua Kelima yang kekuatannya hanya berada di ranah Spirit God tingkat 2.
Merasakan aura kekuatan Luo Feng, Tetua Kelima jatuh tersungkur, sedangkan semua orang yang tak merasakan aura kekuatan Luo Feng, tanpa ada yang meminta, mereka semua segera berlutut begitu tahu siapa Luo Feng.
Luo Feng, Klan Luo, dari situ mereka yang merupakan bagian dari Klan Shen, tanpa ada yang menyuruh dengan sendirinya mereka akan berlutut saat berada di hadapan anggota Klan Luo, yang merupakan Klan Tuan dari Klan Shen yang merupakan Klan Pelayan.
Melihat semua orang berlutut, dengan dingin Luo Feng berkata, “Siapapun yang masih berlutut dan tidak segera bangkit, aku Luo Feng akan memisahkan setiap kepala dari tubuhnya!”
...----------------...
Bersambung.