Marya terpaksa harus menjadi istri di atas ranjang bos dari perusahaan tempatnya bekerja. Demi bisa mendapatkan pinjaman untuk membayar hutang Ayahnya di perjudian, yang telah menggadaikan rumah mereka.
Kanzo memperlakukannya dengan baik, sehingga Marya jatuh cinta. Namun Marya harus membuang jauh jauh perasaan itu, mengingat Kanzo memiliki istri lain yang dia cintai.
Apakah Kanzo juga jatuh cinta pada Marya. Mengingat Kanzo memiliki istri lain yang lebih pantas dari Marya. Dan apa alasan Kanzo menikahi Marya?.
"Ingat Marya! kamu tidak boleh jatuh cinta. Kamu hanya istrinya di atas ranjang. Dia tidak mencintaimu" Marya.
Bagaimana kisahnya, yuk ikuti ceritanya. Di jamin baper tingkat tinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin hidup bahagia
"Pa sebentar lagi Areta akan punya Adik!" Seru gadis kecil dari dalam layar ltd di ruangan itu.
Kanzo mengerutkan keningnya saat menyaksikan Areta dan Bella yang berada di layar datar itu. Nampak istrinya tersenyum berbaring di atas bad di sebuah rumah sakit.
"Punya Adik?" gumam Kanzo.
Rekaman Vidio itu pun berganti, memperlihatkan sebuah hasil USG, menunjukkan sebuah janin kecil di dalamnya. Kemudian kembali memperlihatkan Areta dan Bella yang masih berbaring. Nampak jelas wanita itu sedang melakukan USG.
"Sayang, aku hamil, kita akan punya anak lagi" ucap Bella mengulas senyumnya."Cepat pulang, kami merindukanmu" ucap Bella lagi.
"Hamil" gumam Kanzo.
Pak Bagus yang berdiri di samping Kanzo, menepuk pelan bahu anaknya itu.
"Selamat Nak!"
Kanzo langsung menoleh ke arah Pak Bagus, lalu mengangguk sambil menepis cairan bening yang sempat keluar dari sudut matanya.
Melihat Kanzo menangis, Pak Bagus menepuk nepuk bahu anaknya itu. Pak Bagus juga tidak kalah terharunya dengan Kanzo. Cucunya akan bertambah.
Rekaman Vidio itu pun berhenti.
Marya yang menyaksikannya, tak sadar meneteskan air matanya melihat kebahagiaan keluarga kecil Kanzo. Jujur, Marya iri dan lebih tepatnya menginginkan di posisi Bella. Menjadi istri yang di cintai suaminya, bukan hanya istri di atas ranjang.
Tanpa pamit pada Widuri sahabatnya, Marya pun meninggalkan tempat itu. Marya berlari ke arah bibir pantai, menumpahkan tangisnya di sana.
' Aku juga ingin hidup bahagia. Ingin menjadi istri yang seutuhnya. Menjadi istri yang di cintai, memiliki anak anak' batin Marya.
Dadanya amat terasa sesak. Memikirkan nasibnya yang menjadi istri yang tidak memiliki masa depan. Dan yang lebih membuat sesak lagi, perasaan cinta yang tumbuh di hatinya untuk Kanzo.
Acara pun akhirnya selesai, Kanzo, Pak Bagus dan petinggi petinggi perusahaan lainnya, pun meninggalkan restoran, begitu juga dengan para karyawan.
'Marya, kemana dia?' batin Widuri baru menyadari kalau Marya hilang dari sampingnya.' Kenapa dia pergi duluan gak mengajakku?.'
Widuri mengerutu dalam hati, lantas berdiri dari kursinya, keluar dari dalam restoran yang sudah mulai sunyi dan kembali ke dalam kamar hotel mereka. Widuri berpikir jika Marya kembali ke resort bersama Kanzo.
Sedangkan Kanzo yang baru sampai di dalam resort, langsung menghubungi Marya untuk menyuruhnya kembali ke resort yang di sewanya untuk menghabiskan waktu dengan Marya.
"Kemana dia?" gumam Kanzo karena Marya tidak mengangkat teleponnya.
Kanzo pun mengirim pesan pada Marya, menyuruhnya untuk kembali ke resort. Namun sudah lima menit pesan itu di kirim, tidak mendapat balasan dari Marya, dan bahkan wanita itu tidak membaca pesannya sama sekali.
Tidak ada cara lain, Kanzo keluar dari dalam resort, melangkahkan kakinya ke arah resort tempat Haris untuk beristirahat.
Tok tok tok
"Haris!" panggil Kanzo sambil mengetok pintu di depannya.
Tak lama menunggu, Haris membuka pintu di depannya.
"Ada apa?" tanya Haris memberikan jalan untuk Kanzo, supaya pria beristri dua itu bisa masuk.
"Suruh Marya kembali ke resort" perintah Kanzo.
"Wanita itu istrimu bukan?, kamu bisa menjemputnya sendiri" cetus Haris. Dia sudah lelah dan mengantuk, sahabatnya itu masih saja menyuruhnya mengurus istri keduanya.
"Lebih tepatnya, tidak ada orang yang mengetahui kalau Marya istriku." Kanzo mendudukkan tubuhnya di sofa yang ada di ruangan itu.
Haris pun mengambil ponselnya dari atas meja kecil yang berada di samping kasur ,mengirim pesan kepada Cici, menyuruhnya menemui Marya ke kamar hotel, menyuruh Marya untuk kembali ke resort.
"Keluarlah, aku mau tidur. Aku sudah menyuruh Cici menemui istrimu" usir Haris menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur dan langsung memejamkan matanya.
"Kau..." geram Kanzo, berani beraninya Haris mengusirnya, apa pria itu lupa? jika yang mengeluarkan biaya sewa resort dan seluruh biaya menginap karyawan adalah dia.
Haris mengabaikannya, membuat Kanzo kesal dan memilih keluar dari dalam resort Haris, menutup pintunya kuat.
Tak lam Kanzo keluar, Cici menghubungi Haris lewat via telepon. Dan Haris langsung mengangkat telepon itu.
'Halo Pak Haris, Nyonya Marya tidak ada di kamarnya' lapor Cici dari di dalam telepon.
Haris mengerutkan keningnya.
'Kata Widuri temannya, Nyonya Marya dari tadi tidak bersamanya. Dan mengira Nyonya Marya kembali ke resort' jelas Cici.
Langsung saja Haris mendudukkan tubuhnya, dan melihat melihat jam di ponselnya. Malam sudah menunjukkan pukul dua belas, kemana istri muda dari bosnya itu pergi?.
"Kita cari dia, tapi jangan sampai ada yang mengetahuinya. Apa lagi sampai membuat heboh karyawan lagi. Ingat Ci, ini rahasia." Haris langsung mematikan sambungan teleponnya dan segera keluar dari dalam resort nya.
"Kanzo!" panggil Haris setelah kakinya menapak di depan pintu resort yang di tempati Kanzo.
"Ada apa?" tanya Kanzo yang sudah membuka pintu.
"Istrimu tidak ada di kamarnya, dan dari tadi Marya tidak bersama Widuri. Widuri juga tidak tau kemana istrimu pergi, dia mengira Marya bersamamu" jelas Haris.
" Periksa seluruh cctv dan suruh pihak hotel mencarinya" perintah Kanzo mendadak panik dan khawatir.
Kanzo menyugar kasar rambutnya ke belakang, kemudian menghempaskan sebelah tangannya dengan posisi sebelah tangannya berada di pinggang. Kemana istri muda nya itu pergi?.
Haris langsung menghubungi pihak hotel yang bisa di percaya. Meminta bantuan untuk mencari keberadaan Marya.
Tak lama menunggu, Haris pun mendapat laporan, jika istri bos nya itu tadi pergi ke arah bibir pantai.
"Katanya menurut jejak rekam cctv, istrimu tadi pergi ke arah bibir pantai sebelah barat."
Tanpa menjawab, Kanzo langsung melangkahkan kakinya ke arah pantai sebelah barat. Dan langsung di ikuti Haris dari belakang.
Sampai di sana, ternyata Marya tidak ada, dan tidak ada siapa siapa sama sekali.
'Kemana dia?' batin Kanzo bertanya sambil memutar pandangannya ke sekitar pantai. Begitu juga dengan Haris, dia pun menoleh ke kiri dan kana pantai.
"Mungkin Marya sudah pergi dari sini. Coba suruh periksa cctv lagi" perintah Kanzo.
Haris kembali menghubungi pihak hotel yang memeriksa cctv. Namun pihak hotel melaporkan, jika wanita yang dimaksud tidak pernah tertangkap kamera cctv lagi semenjak satu jam lebih yang lalu.
" Lalu kemana dia?" tanya Kanzo mencoba terus menghubungi nomor ponsel Marya. Namun Marya tidak mengangkatnya, sampai akhirnya nomor Marya tidak bisa di hubungi lagi.
Kanzo mengusap kasar wajahnya, frustasi.
"Haris, cari dia ke arah sana. Aku ke arah sana" perintah Kanzo melangkahkan kakinya ke arah barat pantai itu.
Haris yang di suruh mendengus. Sahabatnya itu yang memiliki istri dua, tapi dia selalu ikut repot mengurusnya.
"Marya!" teriak Kanzo memanggil Marya di sekitar pantai.
Kanzo sudah hampir sampai di ujung pantai, tapi Kanzo belum juga menemukan istrinya itu.
"Marya!"
"Hiks hiks hiks...!"
Kanzo langsung memutar tubuhnya ke arah sumber suara itu.
*Bersambung
part widuri dan haris..
saya gk mao tau author hsr tanggung jawab