Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Sesampainya kami di rumah sakit, aku masuk ke dalam ruangan dimana sudah ada dokter kandungan di dalam ruang tersebut. aku berbaring di atas stretcher dengan pikiran yang sangat kacau.
selang beberapa jam aku dan ayah mertua keluar dari ruangan itu, dan menunggu hasil apakah aku hamil atau tidak. tak lama kami menunggu dokter itu datang dan memberi ayah mertua hasil dari pemeriksaan tadi.
Setelah ayah mertua melihat, dia memberikan laporan itu kepada ku. benar saja dalam laporan itu aku sedang hamil dan usia kandungan ku baru 1 bulan. air mata ku menetes aku terduduk lemas di bangku depan ruangan.
"hiks,,, ya Allah aku hamil" ungkap ku dengan tangisan
"Ayo kita pulang dan sembunyikan hasil laporan itu" ujar ayah mertua
"apa yang ada di pikiran ayah, sampai ayah tega menghamili menantu ayah sendiri, hiks..hiks" ucap ku
"sudah jangan banyak bicara, nanti di dengar orang kamu sendiri yang malu" ujar ayah mertua
Dengan hati yang hancur aku beranjak pergi meninggalkan rumah sakit itu, di dalam mobil aku merenung akan nasib ku jika suami atau ibu ku tau kalau aku sedang mengandung benih ayah mertua ku.
Di dalam mobil aku menangis sampai aku merasa lemas, sesampainya kami di rumah. ayah mertua menyuruh ku untuk berhenti menangis dan menghapus air mata ku, agar orang rumah tak curiga akan keadaan ku.
Aku turun dari mobil sembari menghapus sisa-sisa air mataku, di ruang tengah ada ibu dan juga Farhan yang sedang duduk berbincang.
"assalamualaikum" ucap ku
"walaikumsalam" jawab ibu
"kamu dari mana aja yu?, ibu nungguin kamu dari tadi" ujar ibu
"mmmm, ayu tadi habis ke pasar Bu" sahut ku
"ibu mau mengajak kamu ke rumah paman mu, kata paman kamu, dia kangen sama kamu" ujar ibu
"sekarang?" tanya ku
"iya sekarang" sahut ibu
"Farhan, apa boleh aku ikut ibu?" tanya ku pada suami ku
"Iyah" sahutnya yang sedang sibuk bermain hp
"iya udah, ayo Bu" ujar ku yang beranjak dari tempat duduk
Aku pergi bersama ibu untuk menemui paman ku yang tinggal di desa ampenan, desa yang terletak di pesisir pantai tempat dulu aku merenung sembari melihat matahari terbenam.
Kami di antar oleh sopir pribadi ayah mertua, di perjalanan aku melihat sekeliling jalan yang sangat ramai pengendara. yang sedang pergi berlibur bersama keluarga mereka, karena hari ini adalah hari minggu.
..........................
Setelah kami sampai di ampenan, aku dan ibu berjalan ke arah rumah paman ku. sementara pak sopir aku suruh menunggu di dalam mobil yang terparkir di depan gang rumah paman ku.
Sesampainya kami di rumah paman, kami di sambut dengan baik. paman dan juga istrinya sedang duduk menunggu kedatangan kami.
Paman burhan adalah adik dari ibu ku, dia bekerja sebagai seorang nelayan. karena ini hari minggu dia tidak pergi untuk melaut dan istirahat di rumahnya.
Paman burhan sangat sayang kepadaku, dari kecil aku sering di belikan mainan. bahkan setiap kali aku menangis dia selalu datang ke rumah ibu untuk mengajak ku ke pantai.
.................
Aku merasa rindu dengan suasana pantai ampenan, dimana dulu aku sering duduk di tepi pantai menikmati indahnya matahari terbenam.
"oh ya Bu, aku ingin pergi ke pantai sebentar boleh?" tanya ku
"ehhhh, makan dulu ayu kamu kan baru dateng" ujar paman Burhan
"hehe, nanti aja paman aku mau melihat pantai dulu" ujar ku
"nanti aja, setelah kamu makan kamu pergi bersama bibik kamu ya" ujar paman burhan
"kamu makin cantik aja yu" ujar istri paman ku bernama Yuni
"bibik bisa aja" sahut ku
"gimana rumah tangga kamu, tidak ada masalah kan?" tanya bibik Yuni
"mmmm, rumah tangga ku baik-baik aja kok" ujar ku yang berbohong padahal ada masalah besar yang tak bisa aku ceritakan kepada siapapun
"syukurlah kalau begitu, bibik senang dengarnya" ujar bibik Yuni
"Yun siapkan makanan" ujar paman burhan
"gak usah repot-repot bur" ujar ibu
"iya nih paman, kami sudah makan kok tadi di rumah" ujar ku
"ya udah kalo begitu gimana kalo kita pergi ke pantai" ujar paman burhan
"ayok" sahut ku
Di tepi pantai, di bawah pohon kelapa kami duduk bersama. menikmati suasana pantai ampenan yang sangat indah dan ramai oleh para wisatawan.
Pasir pantai yang putih mengingatkan aku tentang masa lalu, dimana dulu aku sering menghabiskan waktu duduk di pantai ampenan sembari menunggu matahari terbenam.
Sebuah momen paling aku rindukan, andai waktu bisa di putar. aku ingin kembali ke masa itu, masa dimana aku sedang bahagianya.
Aku tak sanggup hidup di masa sekarang, di tambah aku sedang mengalami masalah yang besar. mengandung benih dari ayah mertua ku membuat pikiran ku kacau hati ku hancur.
seorang gadis yang masih muda seperti ku, harus mengandung beban seberat ini. ibarat aku sedang berada di tengah laut dan tak bisa berenang.
Aku seakan seperti orang mati, yang tak bisa melakukan apa. meski ayah mertua ku telah menodai dan melecehkan aku, tidak ada yang bisa aku lakukan.
Hanya diam dan menerima semua kenyataan pahit dengan lapang dada, anak miskin seperti ku hanya menjadi budak orang kaya yang tidak punya hati.
Mengapa tuhan memberi ku seorang mertua yang prilakunya seperti setan, mengapa terlalu berat cobaan yang di berikan kepada gadis seperti ku.
Aku ingin sekali mengakhiri hidup ku, namun ibu membuat ku merasa tidak sanggup melakukan itu, bagaimana aku bisa meninggalkan wanita yang telah berjasa kepada ku.
Hari ini aku ingin menghabiskan waktu di pantai ampenan, merenung dan mengingat masalalu yang sangat aku rindukan.
Mata yang berkaca-kaca, pikiran yang kacau membuat ku merasa tak berdaya. aku duduk sembari mengelus perut ku yang belum terlalu nampak kehamilan Ku.
Ingin sekali aku menggugurkan kandungan ini, namun aku berpikir apakah pantas aku membunuh bayi yang tak berdosa ini.
"yu, kenapa dengan kamu?, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya paman burhan
"gak ada paman, aku cuma rindu akan masalalu ku saja" jawab ku dengan mata yang berkaca
"masalalu?, masalalu apa yang kamu rindukan sampe kamu sedih begitu" tanya ibu
"aku rindu Bu, dimana dulu aku sering menghabiskan waktu di sini sembari menunggu matahari terbenam" ujar ku
"kalau memang kamu rindu semua itu, diam lah disini dan nikmati matahari terbenam seperti dulu kamu lakukan" ujar paman Burhan
"tentu saja hari ini tidak akan pernah sama dengan hari dulu paman" sahut ku
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.