Meri menjadi berubah seratus persen setelah kematian Mama nya satu bulan yang lalu, anak bungsu ini menjadi sangat menakutkan bagi para saudara nya. tidak bisa lagi mereka mau tidur dengan tenang, di tambah kematian Mama mereka yang masih jadi misteri.
Ada apa kah dengan Meri?
Apa penyebab kematian Mama Meri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Xiela berangkat
Jadi sayap mu patah?!" Sadewa menatap Maharani yang duduk di hadapan nya.
"Iblis itu kuat luar biasa, kau dari mana pula ketemu dengan keluarga itu!" Maharani jelas tambah besar rasa cemas nya.
"Ernan teman ku, dia minta tolong dan maka nya aku mau menolong." jawab Sadewa.
"Iblis yang ini saja kuat nya bukan main, lalu bagai mana nanti saat Arya melakukan ritual pemanggilan arwah?" Maharani bertanya dengan penuh penekanan.
"Kalau kau terus berkata begitu maka Arya akan tambah sedih, kasihan dia kalau kita tidak percaya." Sadewa juga kasihan pada Arya.
"Sebab Arya memang belum bisa di percaya, Sadewa!" Maharani menggertak kesal.
"Aku tidak setuju dengan mu, Ran!" Cakra juga buka suara.
Maharani dan Sadewa menatap Cakra tajam, terutama Rani karena Cakra malah tidak setuju dengan pendapat diri nya. Rani bukan tanpa alasan dia meragukan adik nya, lagi pula dia ragu karena takut bila nanti adik nya sampai celaka saat menghadapi para iblis.
Sedang berusaha meyakinkan Sadewa kalau Arya tidak akan sekuat itu, malah Cakra pula yang tidak ada di pihak nya sehingga Rani antara mau marah dan juga bingung. kenapa Cakra bisa tidak setuju, mungkin kah ada pendapat lain dari burung hantu ini, sehingga dia pun punya pikiran lain sekarang.
"Kita harus percaya pada dia dan Arya juga tidak selemah itu." Cakra membuka suara.
Sorot mata Maharani dan Sadewa masih menatap diri nya seolah bertanya kenapa Cakra bisa seyakin itu dengan anak ular tersebut, pasti ada alasan sehingga Cakra memilih untuk percaya bahwa Arya pasti bisa mengatasi ini semua nanti.
"Apa alasan mu sehingga memilih untuk percaya?" tanya Maharani serius.
Cakra menelan ludah karena agak gugup juga mau mengatakan, takut salah tapi dia pun berusaha yakin kalau firasat nya ini tidak akan salah lagi. Arya juga kuat dan dia begitu yakin pasti akan bisa, lagi pula ada mereka juga yang bisa membantu nanti dengan berbagai macam cara lah tentu nya.
"Dulu yang menghabisi orang tua ku dan dia juga melawan ku, Arya sangat kuat hanya saja selama ini di tutupi sikap manja nya." jawab Cakra.
"Benarkah?" Sadewa mulai yakin kalau Arya memang punya pribadi yang lain.
"Dia begitu karena selama ini di manja oleh Purnama, jadi mau sekuat apa pun ya dia tidak menggunakan kekuatan nya!" jelas Cakra lagi.
"Mungkin saja Cakra benar, Ran!" Sadewa menatap Maharani yang terdiam.
"Kita harus memberikan rasa percaya, mumpung dia juga punya niat untuk bangkit dan menunjukan kalau dia bisa." Cakra berkata serius agar semua percaya pada Arya.
"Kasihan juga kalau kita terus ragukan dia." lirih Sadewa.
"Sekarang itu hanya tinggal hati mu saja, kau harus bisa membuat hati mu yakin kalau Arya kuat dan bisa." Cakra meyakinkan Maharani agar percaya pada sang adik.
"Di coba saja, aku sudah menghubungi Purnama dan kata nya Xiela yang mau mengantarkan pinang tunggal." Sadewa berkata pelan.
"Berarti Purnama tau Arya mau melakukan ritual pemanggilan?!" kaget Maharani.
Sadewa mengangguk membuat Maharani tambah melongo saja, Purnama tau dan dia malah mau mengirimkan pinang tunggal untuk di pakai ritual. dengan kata lain Purnama pun setuju saat Arya melakukan ini, berarti Purnama merasa yakin kalau Arya akan bisa.
"Nah Purnama saja yakin kalau Arya akan bisa, sekarang tinggal kau saja yang tidak percaya." ujar Cakra.
"Aku takut nya iblis lain yang kuat malah keluar dari sarang, belum lagi ini jabrik pun kuat luar biasa." lirih Maharani.
"Kita bersama sama menghadapi nya, jangan pernah tunjukan keraguan mu itu pada Arya." tegas Sadewa.
Maharani pun tidak bisa lagi menolak atau pun mengelak karena memang sudah keputusan yang akan di ambil, sekarang hanya hati nya saja yang di paksa untuk percaya bahwa Arya pasti mampu untuk menghadapi apa pun nanti yang keluar dari ritual pemanggilan ini.
...****************...
"Ini untuk itu kan, Pur?" Xiela menatap ratu nya serius.
"Ya!"
"Arya yang akan melakukan nya?" Xiela bertanya lagi.
"Dengan kau juga nanti nya, kau bantu lah Arya di sana." angguk Purnama.
"Yakin sekali kau dengan dia." lirih Xiela karena dia juga tahu dengan Arya yang selama ini memang begitu sifat nya.
Purnama menatap gadis cina ini sambil menghembuskan nafas, dia tidak marah walau Xiela seperti meragukan adik nya yang tidak bisa apa apa. sebab semua juga tau kalau Arya selalu manja pada sang Kakak, jarang punya kasus sendiri dan di selesaikan sendiri sampai tuntas karena dia selalu berlindung di balik Kakak nya.
"Kita coba untuk percaya pada dia." Purnama menatap Xiela serius.
"Apa tidak ada cara lain saja? kenapa harus ritual pemanggilan yang resiko nya sudah sangat besar!" keluh Xiela.
"Xiela, hargai keputusan pangeran kita." Bagas menatap kekasih nya.
"Aku bukan tidak menghargai dan bukan mau meremehkan dia, tapi aku hanya....
Tidak bisa Xiela mau menyelesaikan kalimat nya karena dia memang ragu juga pada Arya, hanya saja mau bilang langsung kok rasa nya sungkan dan malu sehingga memilih untuk tidak menyelesaikan kalimat. pokok nya memang semua agak kurang percaya kalau Arya bisa, sebab dia memang jarang sekali punya kasus dan ini sekali dapat malah langsung yang berat pula.
"Kita coba untuk percaya ya, dukungan sangat penting agar dia bisa percaya diri." ujar Bagas.
"Ya sudah lah kalau begitu, aku pamit dulu kalau memang harus kesana." Xiela pun berusaha untuk yakin.
"Ada Maharani juga dan Cakra, aku percaya kalian pasti bisa mengatasi ini semua." Purnama tersenyum manis.
"Jangan memaksakan diri tersenyum, aku malah merinding jadi nya." sergah Xiela.
"Nanti setelah selesai maka aku akan memberi mu hadiah." janji Purnama
Bagas tersenyum melihat Xiela yang agak malas mau berangkat, maka segera di beri kiss dulu agar ada semangat. sayang nya tidak tau tempat, mau tak mau Ratu nya cuma melongo saja melihat para member setiap saat selalu ada gebrakan mantap.
"Hati hati di jalan dan semoga kamu bisa mengatasi nya." Bagas mencium bibir Xiela lembut.
"Susul aku ya kalau kamu sudah selesai duluan." pinta Xiela manja.
"Ya, aku akan datang nanti saat masalah ini sudah selesai." janji Bagas.
"I love you sayang ku!" Xiela memang begitu manja kalau dengan Bagas.
"Love you too, sayang kamu banyak banyak." Bagas juga membalas nya.
Tidak sadar kalau ratu nya cuma menatap dengan pandangan jijik, siapa sangka kalau panglima yang cool ini malah sekarang sudah bisa bucin dengan kekasih nya, perubahan begitu besar dalam diri Bagas setelah tau rasa nya cinta.
Selamat siang besty, like dan komen nya ya.
Arya mlh ada-ada ja tingkah nya ,,,, setelah tahu bagas dan kana cm sepupu an eéee kok mlh dia yg kecewa 🤣🤣🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
cm Maharani yg berani menjitak kepala nya purnama 🤣🤣