NovelToon NovelToon
HIDDEN MARRIAGE

HIDDEN MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Pernikahan rahasia
Popularitas:343
Nilai: 5
Nama Author: Wendy081104

Elena terikat pernikahan sejak umurnya menginjak 17 tahun. Awalnya pernikahan ini tidak ia ketahui, hingga saat umurnya menginjak 20 tahun, barulah ia mengetahui bahwa ia sudah menikah selama 4 tahun. Namun yang membuat Elena bertanya, siapa pria yang berstatus sebagai suaminya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wendy081104, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5

"Mengapa wajahmu seperti itu?" tanya Alex, menatap wajah Elena yang tertekuk.

"Memikirkan pria jahat yang sudah melepaskan balonku saat itu." sambung Elena, yang membuat Alex mengusap tengkuknya pelan.

Elena menatap jam tangan miliknya, dan waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, astaga apakah dirinya selama itu padahal Elena merasa dirinya baru saja datang ke sini

"Aku harus kembali." kata Elena.

"Biarkan aku mengantarmu." sambung Alex, mengikuti Elena yang sudah melangkah, meninggalkannya.

David yang sedari tadi melihat interaksi suami istri itu, hanya bisa terus tersenyum, "Wajahmu sangat cerah tuan. Aku bahkan sampai silau melihatnya." batin David.

Saat Elena dan Alex berjalan berdampingan masuk, ke lobby apartemen milik Elena, semua mata dan pandangan dari beberapa orang di sana tertuju pada mereka.

"Di lantai berapa kamu tinggal?" tanya Alex.

"Lantai 27." jawab Elena singkat.

Alex mengantar Elena hingga sampai di depan lift, namun saat Elena ingin melangkah masuk Alex menahan tangannya, membuat Elena berbalik dan menatap Alex.

"Masukan nomor ponselmu, agar lebih mudah." Alex menyodorkan ponselnya.

Elena mengambil ponsel itu, lalu mengetik angka nomornya lalu menyerahkannya kembali pada Alex, Elena langsung masuk ke dalam lift, sebelum lift itu tertutup rapat, pandangan mareka berdua sama sekali tidak terlepas satu sama lain, hingga lift itu tertutup.

"Sepertinya dia harus tinggal denganku." batin Alex, sebaiknya memang begitu, dirinya harus tinggal bersama Elena di penthouse miliknya.

"Tuan kita harus kembali." kata David.

"Bagaimana situasinya?" tanya Alex mengubah ekspresi wajahnya.

"Kurang stabil tuan, mereka meminta agar anda datang ke sana." jelas David.

"Kirimkan seseorang untuk menjaga istriku, jangan biarkan istriku berada dalam bahaya." Alex dan David langsung ke luar, dari gedung apartemen itu.

Elena menatap buku nikah di tangannya, melihat nama pria itu, Elena baru sadar jika suaminya adalah cucu dari keluarga Castellio, yang terkenal dan berbahaya itu.

"Tapi dia adalah pria jahat, beraninya melepaskan balonku tanpa tersisa seperti itu." gumam Elena, sambil menghentakkan kakinya di dalam lift.

·–·–·–·–·

Beberapa hari kemudian...

Elena berada di kampusnya, hari ini kelasnya akan sampai sore. Dan sekarang dirinya, akan melanjutkan ke kelas yang terakhir. Elena memijat pelab bahunya, beberapa hari ini kuliahnya cukup padat, namun Elena sangat menikmatinya.

Menjadi mahasiswa S2 itu benar - benar tidak menyenangkan, persis seperti kata ibunya. Elena sudah duduk di kursinya dan sudah ada, beberapa mahasiswa di dalam ruangan itu. Elena mengeluarkan bukunya, dan melihat materi selanjutnya. Lewat 5 menit, dosen yang mengajar mereka masuk ke kelas, setelah absen dosen menjelaskan dan Elena fokus mencatat.

Elena duduk di ruangan itu selama 2 jam penuh, dan sekarang kelasnya telah selesai, dan jam menunjukan pukul 7 malam. Saat Elena merapikan bukunya dan memasukannya ke dalam tasnya, ponselnya tiba - tiba berdering membuat Elena sedikit terkejut. Namun saat melihat nomor itu tidak terdaftar di kontaknya, Elena menjadi ragu untuk mengangkatnya.

Namun karena panggilan itu masuk sebanyak 3 kali, Elena tidak punya pilihan lain selain mengangkat panggilan itu.

"Halo." kata Elena.

"Ini aku." Elena terdiam mendengar suara itu.

"Oh...pria jahat ternyata." batin Elena malas, sambil memutar matanya.

"Asistenku sudah menunggu di depan fakultas, datanglah ke perusahaan sebentar." setelah mengatakan hal itu, Alex langsung menutup teleponya.

"Selain penjahat, dia juga sangat menyebalkan, dan suka memerintah." Elena langsung berjalan keluar dari ruangan itu, menuju ke depan fakultas.

Dan benar saja saat dirinya sampai di depan, Elena melihat pria yang berdiri di belakang Alex waktu itu, sedang menunggunya di parkiran. David yang melihat Elena berjalan ke arahnya, langsung membungkukkan tubuhnya sebagai sapaan, untuk istri tuannya itu.

"Kita bertemu lagi." sapa Elena sambil tersenyum melihat David.

"Benar nyonya, tuan menyuruhku untuk datang menjemputmu," kata David sopan.

Elena mengangguk canggung, dia tidak terbiasa dengan panggilan ini. "Tolong panggil Elena saja, aku tidak nyaman dengan panggilan itu." kata Elena.

"Maaf nyonya tapi aku tidak bisa, jika tuan mendengarnya, dia akan langsung memecatku." sambung David, yang membuat Elena terdiam.

Setelah Elena masuk ke dalam, mobil itu langsung meninggalkan parkiran fakultas miliknya, berkendara ke jalan umum, memecah malam yang indah namun dingin.

"Biasakah aku bertanya sesuatu?" kata Elena pada David.

"Silahkan nyonya." jawab David.

"Berapa lama...kamu bekerja pada suamiku?" tanya Elena.

David terdiam mendengar pertanyaan Elena, namun dirinya langsung menjawab dengan cepat. "Saat tuan muda mengambil alih perusahaan, saat berumur 25 tahun." jelas David.

Elena menganggukan kepalanya, tanda mengerti.

"Nyonya apa anda...masih marah pada tuan?" giliran David yang bertanya.

"Jika marah itu jelas, bagaimana pun juga dia tidak muncul selama 4 tahun, tapi setelah mendengar penjelasannya amarahku langsung hilang begitu saja." sambung Elena.

David menarik napasnya lega, dirinya senang jika mereka berdua terbuka seperti itu, dan tidak ada kesalahpahaman yang berkepanjangan. Setelah 30 menit di perjalanan, mereka akhirnya sampai di perusahaan milik Alex, David langsung keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Elena.

David dan Elena melangkah masuk ke dalam perusahaan itu, di lobby semua mata tertuju pada Elena, namun dia mengabaikan tatapan itu. David membawa Elena ke arah lift khusus untuk pemilik perusahaan, lalu menekan lantai 81 di mana ruangan Alex berada, dan hanya orang - orang tertentu saja yang boleh naik ke lantai itu.

"Tuan telah menunggu anda di atas, silahkan naik nyonya." David tersenyum sambil membungkuk, sampai lift tertutup.

Di dalam lift Elena hanya terdiam, melihat liftnya yang semakin naik melewati setiap lantai. "Lantai 81? Apa dirinya ingin menyaingi burj khalifa?" gumam Elena.

Elena melihat tulisan emas, dan lambang perusahaan di pintu lift itu, "M.I.A Company." batin Elena.

Karena penasaran Elena mengambil ponselnya, dan mencari nama perusahaan itu di internet, dan benar saja banyak informasi yang keluar tentang perusahaan ini. Setelah membaca beberapa artikel, Elena menyadari satu hal. Karena fokusnya membaca artikel itu, Elena tidak menyadari jika lift sudah sampai di lantai 81.

Dan yang lebih parahnya lagi, saat lift terbuka Alex sedang menunggunya di depan pintu ruangannya, namun melihat Elena yang fokus pada ponselnya, membuat Alex menjadi gemas.

"Apa yang dia baca sampai fokus seperti itu?" Alex melangkah ke arah lift.

"Tidak ingin keluar?" Elena mendongkakkan kepalanya, menatap Alex yang sudah berdiri di depannya.

"Oh...aku hanya sedang fokus membaca sesuatu." Elena menjadi salah tingkah.

Elena langsung keluar dari dalam lift, mengikuti langkah Alex yang masuk ke dalam ruangannya. Saat masuk ke dalam ruangan milik Alex, Elena merasa hawanya menjadi sedikit aneh.

Mata emerald yang indah, menelusuri setiap sudut ruangan itu. Rapi, wangi, sangat minimalis, paduan warnanya juga Sangat cantik menurut Elena.

"Aku masih punya beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan, mungkin butuh waktu 20 menit," jelas Alex.

Elena menatap pria itu sejenak lalu menganggukan kepalanya pelan, Alex langsung duduk kembali di kursi kekuasaan miliknya, sedangkan Elena duduk di salah satu sofa panjang sambil mengeluarkan bukunya, mengisinya waktu menunggu pria itu. Saat Elena menatap Alex yang fokus, tiba - tiba senyuman muncul di sudut bibirnya, Elena mengambil bukunya dan mulai menggambar Alex, seperti yang sekarang ini.

Elena menarik garis, menyambungkan satu demi satu, hingga terbentu sempurna gambarnya, persis seperti versi nyatanya. Alex yang sedang fokus di laptopnya sesekali melirik ke arah Elena, namun melihat istrinya itu yang cukup asik dengan dunianya, membuat Alex sedikit tenang. Seharusnya pekerjaan ini di serahkan pada David saja, tapi Alex langsung turun tangan untuk mengerjakan hal ini.

·–·–·–·–·

to be continue... 

1
nyonya
jangan bilang lu sengaja menta ditembak lex
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!