'Kegagalan adalah sukses yang tertunda.'
'Kegagalan bisa jadi pelajaran dan cambuk untuk terus maju menuju sukses.'
Dan masih banyak kalimat motivasi ditujukan kepada seseorang yang gagal, agar bisa bertahan dan terus berjuang.
Apakah kalimat motivasi itu berlaku dalam dunia asmara?
Nathania gagal menuju pertunangan setelah setahun pacaran serius penuh cinta. Dan Raymond gagal mempertahankan mahligai rumah tangga setelah tiga tahun menikah.
Mereka membuktikan, gagal bukan berarti akhir dari kisah. Melainkan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru, lebih bernilai. Lahir dari karakter kuat, mandiri dan berani, setelah alami kegagalan.
Ikuti kisahnya di Novel ini: "Ketika Hati Menyatu"
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U. 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. KHM
...~•Happy Reading•~...
Seminggu kemudian di Bandung》
Nathania sedang berdiri di dalam warung sambil mengamati warung dan memeriksa berbagai barang yang dijual.
Hatinya sangat bersyukur, karena acara pernikahan kakaknya berlangsung dengan baik dan lancar. Tanpa ada kendala yang berarti, sebab semua yang membantu bekerja dengan sepenuh hati.
Nathania jadi ingat wajah cantik kakaknya sangat bahagia saat mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu di acara pernikahan sebelum mereka meninggalkan hotel tempat perayaan.
Sedangkan Nathania bersama keluarga Om Felix dan keluarga Frans tetap tinggal di hotel, sebab sudah disediakan kamar untuk menginap dua malam. Sehingga di hari senin pagi, mereka bisa melepaskan Nike dan Frans pergi berbulan madu sebelum mereka check out dari hotel.
Saat berpamitan, Nike memeluknya dengan wajah bahagia, Nathania ikut bahagia sambil memeluk erat kakaknya.
Setelah pulang ke rumah lagi, Nathania mulai membenahi rumah yang sudah sepi ditinggal kakaknya menikah dan juga pergi bulan madu.
Sekarang hari rabu, sudah hari ke tiga Nike dan Frans berada di Bali dari satu minggu rencana bulan madu mereka. Nathania merasa sudah lama tidak melihat kakaknya. Namun dia sedikit terhibur dan merasa kakaknya ada bersamanya, saat melihat foto-foto indah yang dikirim untuknya.
Hal itu menyemangati dia untuk membenahi yang ditinggal kakaknya. Dia bersama kedua Bibi merapikan rumah dan warung, sebelum warung dibuka lagi seperti biasa.
Dia lakukan rutinitas seperti yang dilakukan kakaknya, selama warung belum dibuka lagi dan karyawan belum masuk kerja.
Tanpa diketahui Nathania, Nike sengaja menutup warung pada hari jumat, sehari sebelum acara pernikahan, agar karyawan bisa membantu Nathania pada acara pernikahan. Dan dibuka lagi pada hari jumat, sehari sebelum akhir pekan agar Nathania bisa menata warung sesuai keinginannya.
Nathania menggunakan kesempatan karyawan libur untuk mendata dan menata isi warung yang sudah menjadi tanggung jawabnya, sebelum dibuka lagi.
Sambil melihat warung yang akan menjadi tempat kerjanya, dia teringat Amelia, rekan kerjanya di Jakarta. Dia menutup pintu warung, lalu kembali ke rumah untuk mengambil ponsel warung yang ditinggalkan kakaknya.
Nathania belum mengaktifkan ponselnya, jadi komunikasi dengan kakaknya lewat ponsel yang diperuntukan untuk aktivitas warung.
Setelah mencatat nomor telpon Amelia, dia langsung telpon sambil memegang dadanya, agar bisa tenang berbicara dengan Amelia.
Ketika telpon tidak direspon, Nathania tersadar. 'Mungkin Amel tidak terima panggilan karena nomor telpon yang dipakai tidak dikenal.' Menyadari itu, dia berhenti telpon Amelia dengan menggunakan nomor telpon warung. Ada yang terlintas di pikirannya. Dia mendekati salah satu Bibi.
"Bi Sena, saya pinjam ponselnya, ya. Mau telpon teman. Telponku belum bisa dipakai." Nathania menjelaskan, sebab Bibi terkejut dan melihat dia seakan tidak percaya.
"Ini, Non. Telpon Bibi seperti ini. Apa Non bisa pakai?" Tanya Bibi ragu-ragu. "Bisa, Bi. Aku hanya mau telpon." Nathania menjelaskan, lalu mengambil ponsel Bibi. Dia mengotak-atik ponselnya dan ponsel Bibi untuk mencatat nomor telpon Amelia, sambil berjalan menjauh dari Bibi dan masuk ke kamarnya.
Sebelum telpon, dia mengirim pesan memberitahukan, agar Amelia tahu bahwa dia yang telpon dengan nomor lain. Sebelum dia sempat telpon, Amelia langsung telpon ke nomor Bibi.
"Astaghfirullah! Nathaniaaa... Kau sungguh tega, sungguh kejam, sungguh, sungguuuu terlaluuu...." Teriak Amelia tanpa menyapa dengan suara bergetar dan sangat emosi.
"Amel, jangan membuatku menangis. Soriiiii..." Nathania tidak tahan mendengar suara Amelia yang menyebut nama jelasnya sambil menahan tangis. Perasaan bersalah menyelimuti hati Nathania.
"Aku sudah menangis, mendengar suaramu lagi. Ke mana aja, Thania? Mengapa ngga kabari aku?" Amelia bertanya dan berbicara dengan suara bergetar, menangis. Nathania memegang dadanya dengan kuat.
Dia sudah bayangkan suasana hatinya akan bergolak kalau sudah bicara dengan Amelia. Oleh sebab itu, dia menunggu beberapa waktu baru telpon Amelia.
Mereka pernah bersama pada masa sulit, saat pertama bekerja dan harus menghadapi sikap kasar dan merendahkan sebagai karyawan baru. Hal itu mendekatkan mereka dan saling mendukung satu sama lain.
Tiba-tiba Nathania keluar begitu saja tanpa pamit, meninggalkan Amelia sendiri. Padahal Amelia berada di sisinya, menghiburnya pada saat hadapi penghianatan Andy.
Nathania kembali merasa sangat sedih memikirkan yang dilakukan Andy. Bagaimana Amelia membela dan menjaganya. "Maafin aku, Amel. Aku ngga sempat kabari dan langsung matiin ponsel....." Ucapan Nathania terputus, karena suara isakan Amelia. Dia tidak tahan dan ikut menangis.
Sejenak, mereka terhanyut oleh rasa sedih, namun juga senang bisa berbicara lagi. Kemudian mereka diam beberapa saat untuk menguatkan hati, agar bisa saling menceritakan yang terjadi.
"Thania, aku khawatir terjadi sesuatu padamu. Aku sangat takut tidak bisa bertemu atau berbicara denganmu seperti ini lagi. Ayo, sungkem...! Kau sudah bikin aku sangat takut..." Ucap Amelia setelah kuasai perasaannya. Dia pernah berpikir, Nathania melakukan sesuatu yang buruk karena sangat sedih dan terluka.
"Iya, Amel. Aku akan sungkem. Berapa kali?" Nathania sangat terharu. Dia bisa merasakan kasih sayang Amelia lewat ucapannya.
"Semampumu...!!" Teriak Amelia yang sudah kembali terharu dan bahagia. "Satu, aja, ya. Dengkulku kapalan..." Nathania berusaha menahan haru, tapi air matanya tetap mengalir.
"Dari pada dengkulmu kapalan, lebih baik cerita yang terjadi... Ada apa? Bagaimana dengan kerjaanmu?" Amelia tanya beruntun setelah sudah bisa mengatasi perasaannya. Dia penasaran dengan tindakan Nathania yang tiba-tiba meninggalkan pekerjaan yang sangat diperjuangkan dan kebanggaannya.
"Kalau kerjaan, aku sudah email boss, minta maaf dan selesaikan semua. Aku bilang ada masalah keluarga, jadi aku mendadak pulang kampung. Tapi alasan utama aku ngga bilang. Andy datang ke kost ....." Nathania menceritakan tentang kejadian Andy datang menunggu dia di tempat kost.
"Aku sudah curiga, pas pulang kantor lihat dia menunggu di depan gedung. Lalu samperin aku dan tanya kau....." Amelia menceritakan yang dilakukan Andy di depan gedung saat Nathania tidak masuk kerja tanpa kabar.
"Itu yang aku takutkan, Amel. Dia seperti orang hilang akal dan nekat. Aku sangat marah, tapi juga takut. Jadi lebih baik mengalah dan menyingkir. Dari pada aku ikutan hilang akal dan lakukan sesuatu...." Nathania tidak melanjutkan karena ingat yang dia rasakan saat melihat Andy di depan tempat kost.
"Aku yang sedang marah dan sakit hati diselingkuhi, tambah lagi dikejar ketakutan. Seharusnya dia malu, malah muka tembok dan maksa. Dia seperti.... Ah, sudahlah Amel, maafin. Kalau ingat kejadian hari itu, bikin hati diaduk, karu-karuan." Nathania mengeluarkan semua unek-unek, rasa marah, rasa malu yang disimpan dan tidak bisa diceritakan kepada kakaknya.
Amelia jadi mengerti keputusan yang diambil Nathania. "Aku mengerti, Thania. Apa lagi sampai sekarang aku masih lihat dia datang ke kantor.... Mungkin dia mengira kau hanya cuti dan akan masuk lagi." Amelia menceritakan kalau Andy masih datang menjemput Nathania di kantor.
...~_~...
...~▪︎○♡○▪︎~...